Sabtu, 22 Januari 2011

Batu Besar di Tengah Kota

Alkisah dijaman kerajaan dahulu, ada seorang raja yg baru memenangkan sebuah peperangan. Setelah pulang, sang raja mulai membangun kerajaannya secara perlahan tapi pasti. Setiap hari ia memandang dari jendela istananya setiap aktivitas yang dilakukan rakyatnya. Rakyat lalu lalang melakukan pekerjaannya. Hari-hari berjalan, lama kelamaan terjadi peningkatan perdagangan dan rakyat menjadi sejahtera.

Suatu malam raja punya ilham. Dia memerintahkan tentaranya untuk meletakkan sebuah batu besar di tengah jalan. Keesokan harinya Raja kembali memandang kegiatan rutinitas rakyatnya dari jendela istana. Tampak orang-orang sedikit terhalang dengan adanya batu tersebut. Ada yang marah-marah, memaki-maki dan mengomel. Perjalanan ke pasar menjadi sedikit lebih lama karena harus berbelok menghindari batu besar tersebut.

Setiap hari menjadi lebih crowded, terjadi kemacetan, banyak omelan dan makian. Tapi orang-orang masih berusaha keliling lebih jauh untuk menuju pasar.

Sampai suatu hari lewatlah seorang petani dari desa dari tempat tersebut. Petani itu tergerak untuk memindahkan batu besar tersebut agar tidak menghalangi lalu lintas rakyat menuju pasar. Ia mengambil palu dn pahat. Sedikit demi sedikit ia memahat batu besar tersebut dan membuang pecahan batu tersebut ke pinggir kota.

Tapi yang menarik, pada bagian bawah batu tersebut ia menemukan sebuah kotak yang berisi pesan dan emas yang tertanda dari Sang Raja. Diluar kotak yang berisi kepingan-kepingan emas tersebut terdapat tulisan dari sang Raja :"Ini hadiah bagi siapa yang mau dengan sukarela memindahkan batu besar yang menjadi penghalang menuju pasar". Petani mendapat hadiah dari Raja, karena dia punya inisiatif dan kerelaan untuk memindahkan batu. Berbeda dengan orang lain yang mengomel, memaki dan tidak mau berinisiatif memindahkan batu penghalang tersebut.

Kisah seperti ini sering juga kita hadapi. Tuhan sering meletakkan batu penghalang di perjalanan hidup kita. Akhirnya muncul masalah, urusan menjadi tidak lancar. Kita mengeluh, mengomel dan kadang memaki. Bahkan kita dengan cepat menyalahkan pelayan publik yang berkuasa saat itu. Kita menyalahkan pemerintah atau orang lain.

Sebenarnya Tuhan sedang mengamati kita dari surganya. Apakah kita mau memindahkan batu tersebut? Atau kita malah mengomel, mengeluh dan memaki? Atau kita berjalan menjadi lebih jauh untuk menghindar dari batu tersebut? Atau kita turun tangan dengan inisiatif sendiri untuk memecahkannya?

Percayalah akan ada kotak hadiah setiap kita berhasil memecahkan masalah berat dan hambatan besar yang ada di tengah hidup kita...

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP