Jumat, 30 Januari 2009

Tidak ada usaha yang gagal

Intensitas saya bertemu orang dengan berbagai latar belakang pekerjaan, umur, pendidikan akan semakin banyak. Hal ini akan menambah panjang daftar my precious experiencies. Walau sedikit melelahkan namun banyak pelajaran hidup yang bisa didapatkan dari banyak orang yang kami temui, meskipun ada juga sikap orang - orang yang menjengkelkan. Barangkali inilah dinamikanya. Saya coba analogikan ketika Tuhan Yesus "berkampanye" menawarkan keselamatan kepada umat manusia. Hampir semua orang menolak, hanya orang yang beriman dan percayalah yang bisa melihat indahnya tawaran Tuhan tersebut. Dalam hal ini saya coba analogikan bahwa tidak sedikit juga orang yang menolah Yesus ketika Dia melakukan pengembaraan bersama murid - muridNya untuk menawarkan keselamatan.

Sama halnya ketika kami melakukan hal yang sama, bedanya kami tidak menawarkan keselamatan, namun hanya bersifat silaturahmi dan perkenalan diri serta mengutarakan maksud dan tujuan hidup kedepan. Banyak orang yang harus ditemui dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu rumah rumah yang lain. Sungguh suatu pengalaman berharga dan menarik melihat berbagai karakter orang - orang. Dan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan ini.

Pertama yang saya lihat adalah ketika sosialisasi orang untuk masuk menjadi caleg, umumnya orang yang kita minta dukungannya selalu bertanya dan berharap agar ketika sudah berhasil supaya jangan melupakan mereka. Banyak sekali yang mengharapkan hal seperti ini, terlalu banyak timbal balik yang harus dilakukan. Padahal belum tentu berhasil. Namun satu hal yang saya rasa sangat bijaksana adalah ketika orang yang kita minta dukungan berkata seperti ini :"Ketika sudah berhasil nanti, tolong jaga nama baik pribadi, keluarga terlebih kesukuan dan agama kita". Ini merupakan salah satu pelajaran berharga yang saya dapatkan ketika orang - orang berharap agar jangan melupakan mereka- mereka yang sudah mendukung seblumnya. Ketika orang - orang berharap agar menjaga nama baik kaumnya, maka kelak orang - orang yang duduk sebagai pelayan masyarakan baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif akan bersih dari KKN.

Pelajaran kedua adalah kita semakin disadarkan kalau kita bukanlah siapa - siapa. Jujur pada awalnya saya merasa sangat senang dipuji orang sebagai .... dan membuat saya merasa sangat hebat. Ini memang sifat manusiawi kita yang sangat suka terhadap pujian. Padahal masih banyak orang lain yang lebih sukses, namun ia tetap rendah hati. Mereka tidak sombong dengan apa yang mereka sudah dapatkan. Padahal saya melihat kesuksesan mereka luar biasa. Semakin banyak bertemu orang maka kita semakin tidak ada apa - apanya. Kita akan semakin tertekan ke posisi kebawah. Dan ini sangat bagus untuk mengurangi tingkat kesombongan. Sebab banyak sekali orang diluar sana yang sudah berhasil namun tetap rendah hati, mau bergaul dengan semua orang baik yang kaya, miskin dan sebagainya.

Hal ketiga mungkin akan menambah panjang daftar phone book HP saya dan juga jaringan kita, sebab hal ini merupakan hal yang penting juga. Ada petuah yang mengharuskan kita untuk berteman dengan sebanyak - banyaknya orang dan jangan menciptakan musuh satu orang pun. Berteman dengan ribuan orang masih belum cukup, tetapi bermusuhan dengan satu orang saja itu sudah kebanyakan.

Terakhir adalah sebenarnya semua yang kita usahakan tidak ada yang gagal. Semuanya berhasil. Hal ini saya simpulkan dari buku the failure of success (kegagalan yang sukses). Contohnya adalah walaupun kita gagal tidak dapat kursi, maka sebenarnya kita sudah menang. Ada hasil yang didapat yaitu kita sudah menambah kenalan dan teman. Bedanya jika tujuan utama berhasil, maka kemenangannya double. Tujuan utama berhasil dan kita mendapat kenalan banyak. Sungguh menyenangkan bukan? Namun bilapun tujuan utama belum berhasil, paling tidak kita sudah menjadi pemenang juga dengan mempunyai banyak sahabat - sahabat baru dan pengalaman - pengalaman berharga.

Konsultan politik

Masa sekarang adalah saat - saat orang bergerak menggalang kekuatan. Banyak strategi marketing "jual diri" yang dilakukan orang. Sebenarnya marketing caleg dengan marketing barang dan jasa hampir sama. Bedanya mungkin pada kepuasan si konsumen. Untuk jualan barang dan jasa, konsumen secara langsung akan mendapatkan manfaatnya sehingga tingkat kepuasannya terhadap barang dan jasa tersebut relatif terukur. Sedangkan pada marketing caleg, konsumen (masyarakat) tidak secara langsung merasakan kepuasan atau bahkan sama sekali tidak mendapatkannya. Persamaan marketingnya barangkali sama - sama membuatkan iklan dan promo - promo yang berusaha memikat hati konsumen.

Dengan banyaknya jumlah partai politik, otomatis meningkatkan jumlah caleg yang akan memperebutkan kursi legislatif dari tingkat dua hingga pusat. Dan hal ini menuntut setiap caleg untuk lebih giat lagi dalam usaha "marketing"nya. Saya mungkin bisa memprediksi kemungkinan adanya caleg yang datang ke dukun dan sejenisnya. Namun saya hanya coba mengutarakan hal - hal logis yang masih terjangkau oleh pemikiran manusia.

Dengan semakin ketatnya persaingan maka beberapa orang ada yang mengklaim bisa memenangkan seseorang untuk merebut kursi di legislatif. Banyak bermunculan konsultan politik yang bermain pada tataran strategi pemenangan dan marketing kepada masyarakat. Umumnya mereka "membaca" karakteristik masyarakat disuatu tempat dan menuangkannya dalam sebuah program yang memikat. Unsur komunikasi dan pendekatan emosional merupakan hal yang paling ditonjolkan. Sebenarnya ini cara lama, namun dalam bentuk kemasan baru. Hal ini juga tidak terlalu sulit untuk dilakukan, namun kita belum bisa melihat bukti keberhasilannya, karena hal semacam ini baru terjadi di pemilu tahun ini. Mungkin pasca pemilu nanti kita bisa melihat hasilnya, apakah seseorang dalam marketingnya butuh konsultan politik.

Selasa, 27 Januari 2009

Silahturahmi

Salah satu budaya yang baik dari masyarakat kita adalah silahturahmi, yaitu saling mengunjungi orang - orang dekatnya. Konon kata orang, jika kita rajin mengunjungi orang umurnya bisa panjang, karena ketika malaikat maut mau mencabut nyawanya, dia jarang berada di rumah, sehingga kematiannya selalu ditunda. Hmmm..mitos ini ada benarnya dan lebih logis lagi adalah membuat kita bahagia. Silahturahmi termasuk salah satu aplikasi kasih kita terhadap orang lain. Dengan mengunjungi orang kita bisa mendapatkan ilmu baru, wawasan, kenalan baru, teman atau bahkan saudara baru dan juga membawa sukacita dari orang - orang tersebut.

Semakin dekat jadwal pesta demokrasi di Indonesia, intensitas kunjungan ke rumah orang calon2 yang hendak duduk di parlemen semakin gencar. Ini merupakan salah satu dampak positif dari pesta demokrasi yang akan kita laksanakan. Sebenarnya secara tidak langsung mereka (red :caleg) sudah mendapatkan keuntungan, tetapi terkhusus bagi caleg yang mau berkunjung samapai ke rumah - rumah masyarakat. Walaupun mereka tidak berhasil mendapatkan kursi, hasil dari silahturahmi ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan tidak bisa didapatkan dengan materi.

Masyarakat Indonesia masih memegang budaya ketimurannya yang selalu ramah dalam menyambut orang yang bertamu kerumahnya. Mereka sangat senag karena dikunjungi dan hampir tidak ada sambutan yang tidak mengharukan. Walau rata - rata pendidikan masyarakat kita masih relatif rendah, namun mereka sangat bersahabat. Ternyata saya bisa melihat bukti bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang bertatakrama, sopan dan baik hati. Walau baru sekali berkunjung ke rumahnya, mereka memberikan sambutan yang terbaik, bahkan mengharapkan kedatangan kita kembali untuk waktu2 berikutnya.

Sebaiknya budaya seperti inilah yang harus senantiasa dilestarikan. Kita bisa menjalin persaudaraan dan merekatkan hubungan persaudaraan tersebut. Dan saya yakin, jika komunikasi dan hubungan antar masyarakat terjalin, maka apapun tantangan bagi bangsa ini ke depan pasti bisa teratasi.

Senin, 26 Januari 2009

Gong Xi Fat Chai


Selamat tahun baru Imlek 2560 buat semua sahabat, teman dan saudara seperjuangan. Semoga senantiasa diberi kesejahteraan dan kemakmuran.:)

Sabtu, 24 Januari 2009

Budaya makan kita

Hmmm..akhir2 ini saya hampir tidak pernah lagi makan di warteg2, tp di rumah makan. Yaa, mungkin lagi bernasib baik sehingga selalu di traktir. Kadang2 bosan juga sih, tp sampai hari ini masih bisa saya nikmati wisata kuliner yang kami lakukan. Saya juga tetap tidak lupa terhadap orang - orang diluar sana yang masih kekurangan. Semoga mereka senantiasa diberi rahmat oleh yang di atas.

Biasanya kami ngumpul empat sampai lima orang, sesuai dengan kapasitas mobil. Dan satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika ada teman yang nambah makan. Pada umumnya orang Indonesia khususnya teman2 saya dari BTL (red:batak tembak langsung) makan dalam porsi yang banyak, so jika makan di rumah makan sudah pastilah akan nambah. Dan yang ditambah selalu nasinya. Suatu waktu pas makan bebek goreng, salah seorang abang dari Bali komplain sama kami, karena order nambah makanan kami selalu nasi. Iya juga yah, mengapa gak nambah lauk nya saja. Kan lebih enak. Ini mungkin karena kita susah mengubah budaya. Kita sangat susah menerima perubahan, umumnya ada budaya yang sudah "kurang relevan" lagi di masa sekarang. Salah satunya masalah nambah nasi ini, kita harus coba mengubah budaya tersebut. Misal yang ditambah adalah lauknya. Toh sama juga bisa nambah kenyang. Ya, selama dibayarin orang mah, makan aja sepuasnya :)). :p.

Kamis, 22 Januari 2009

Penghiburan Abadi

II Tesalonika 2:16. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
2:17 kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.

Dua hari ini saya mendapat berita dukacita dari teman dan juga abang senior. Salah satunya dari Sdr Binsar (mantan ketua cabang GMKI Semarang) yang ibunya dipanggil Tuhan tgl 20 Januari 2009 pukul 01.10 WIB @ Medan. Dan juga ayahanda dr abang kami Bang Herjon Panggabean (Tanjungg pinang Kepri) yang ayahnya wafat Rabu, 21 Januari 2009 jam 11.30 WIB @ RS Herna Medan.

Kematain memang tidak bisa diprediksi, hanya yang pasti setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian. Kita hanya disuruh untuk bersiap saja, tentu bagi orang percaya ini adalah gerbang menuju kehidupan kekal. Semoga kelak banyak yang merasa kehilangan ketika kita dipanggil oleh Sang empunya hidup. Kepada kedua saudaraku tadi semoga diberi kekuatan dan ketabahan serta penghiburan dari Tuhan Yesus. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, kita mungkin diberi cobaan ini karena kita sudah mampu menanggungnya. Dia tidak akan memberi pergumulan diluar batas kemampuan kita.

Indosat dan TelkomseL

Wah senangnya berkomunikasi jaman sekarang. Terasa mudah dan "murah". Yaaa, bagi sebagian orang mungkin murah, tp buat saya mah relatif.:p. Yang penting bisa lancar dan mudah saja, secara sekarang2 sedang banyak menggunakan telp. Kebetulan saya memakai 2 nomor, (red: bukan mau gaya2an), yang telkomsel untuk telp keluarga, coz di Sumatera sana umumnya org masih memakai Telkomsel, sedangkan my main number is Indosat, coz teman2 saya banyak yang menggunakan indosat. Ya, tujuannya cuma satu, karena sesama operator biasanya lebih murah.

Berhubung sekarang2 ini ada kerjaan, intensitas mengahbiskan pulsa pun semakin gencar:D. Jadi tanya beberapa teman yang sering On Air ntah sama pacar atau selingkuhannya (secara kata org selingkuh lebih nikmat:p) dapatlah info2 bahwa provider2 tsbt punya promo nelp murah. Walau dibatasi ruang dan waktu...(limited from 01.00WIB till 17.00 WIB (for mentari) n 18.00(for Simpati). Mentari cukup 1500 rupiah untuk 1 jam dan simpati 2000 rupiah untuk 1.5 jam. Not bad dan sepertinya saya bisa lebih hemat ditengah guncangan krisis ekonomi sekrang ini:D. Semoga promonya masih panjang...Amin :)

Rabu, 21 Januari 2009

Damai Tanpa Sejahtera??

Damai Sejahtera di bumi adalah harapan semua manusia. Damai dan sejahtera identik dengan kehidupan surgawi, tidak ada kesusahan. Saya yakin aplikasi kasih sudah terlaksana dengan baik. Kasih vertikal maupun horizontal. Damai Sejahtera adalah bahasa akhir dari setiap janji - janji baik saat ini banyak diucapkan oleh calon - calon legislator kita. Ada yang menjanjikan perbaikan ekonomi, perhatian anggaran kepada petani, nelayan, perbaikan pelayanan kesehatan dan pendidikan, membangun ekonomi kerakyatan, menjaga toleransi antar umat beragama dan beragam janji lainnya. Bila kita simpulkan maka semua janji tadi sebenarnya bermuara pada maksud damai sejahtera. Kebetulan tadi malam Pesiden US Obama baru dilantik. Dia juga berjanji akan melakukan perubahan di banyak aspek kehidupan. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan damai sejahtera.

Namun itulah realitas janji, mewujudkan damai sejahtera merupakan hal yang sangat mustahil selama masih di dunia. Yang ada adalah Sejahtera bagi yang berjanji dan kedamaian tidak mungkin terwujud bagi orang banyak.Yaa, damai tanpa sejahtera, merupakan hal yang diharapkan oleh orang yang sudah menjadi penguasa. Ibarat mendorong mobil yang mogok, ketika mobilnya sudah jalan, maka sang pemilik mobil hanya melambaikan tangannya dan pergi. Saya rasa sangat tidak mungkin ada kondisi damai di masyarakat tanpa ada kesejahteraan dari mereka. Inilah penyebab munculnya masalah - masalah sosial. Tidak ada kesejahteraan sehingga kedamaian pun semakin jauh. Jadi masyarakat ruginya 2 kali. Sudah tidak ada damai, kesejahteraan pun tidak. Bandingkan dengan adanya kesejahteraan, saya rasa kedamaian pun akan terwujud.

Bagimana membuktikan janji damai sejahtera yang dijanjikan oleh seseorang? Mungkin hanya waktulah yang bisa menjawab, tetapi saya optimis masih ada orang yang baik hati di dunia ini, orang yang akan menepati janjinya. Walau jumlahnya sedikit, namun setidaknya masih ada. Namun yang pasti damai dan sejahtera itu adalah dua hal yang harus senantiasa kita wujudkan.

20 Tokoh Kristen 2008

Minggu lalu saya dapat "jatah" dua buah majalah Kristiani yaitu Gaharu dan Narwastu edisi Desember 2008-Januari2009. Ulasannya menarik, ringan dan banyak memberi inspirasi pelayanan dengan berbagi profesi masing2. Topik kedua majalah tersebut hampir sama, yaitu mengungkap sosok beberapa tokoh Kristen di republik ini. Saya juga kurang tahu apa kriteria mereka untuk menentukan siapa yg layak disebut tokoh Kristen. Jangan2 hanya karena tokoh2 tersebut berdomisili di Jakarta dan dekat dengan media massa, sehingga setiap kegiatan mereka gampang terendus oleh wartawan. Walau agak kontroversi, yang mau saya katakan adalah kemauan dan keseriusan tokoh2 tersebut untuk melayani masyarakat, terlebih orang - orang Kristiani.
Surprise juga, tokoh wanita juga ada seperti Ibu Pdt. Anna Nenoharan,M.Th yang berjuang terhadap mahasiswa STT Setia Jakarta yang beberapa waktu lalu digusur dari kampusnya.Berikut nama - nama 20 tokoh Kristiani 2008 versi Majalah Narwastu yang beberapa diantaranya mengenal saya :p. Ya, sebab sebagian besar tidak mengenal saya, namun hampir semua mereka termasuk orang - orang yang familiar bagi saya pribadi.Alm.Pdt Josephus Suatan, S.Th,M.A (pejuang Gereja dari Jawa Barat dan salah satu pendiri FKKI Jabar), Pdt.WTP Simarmata,M.A (Mantan Sekjen HKBP), Jeirry Sumampow(Koordinator Nasional JPPR, sering di TV akhir2 ini:D), Gregious Seto Harianto (politisi), Constan M Poggawa, S.H, L,LM (Anggota DPR RI), Ir.Leo Nababan (Tokoh Muda Partai Golkar), Corrnelis D.Ronowidjojo (Ketua Umum DPP PIKI),Dr.John N. Palinggi (Tokoh Lintas Agama), Hendrik Pattinama(Pejuang Gereja), Pdt Anna Nenoharan (Ketua Pelaksana Harian Sinode Gekindo), Pdt.Sara Fifi, S.Th,Msi (Pemimpin Renungan Harian Pijar), Deny Tewu(Wakil Ketua DPP PDS), Ruyandi Hutasoit (Ketua DPP PDS), Stefanus Roy Rening, S.H, M.H (Ketua DPP PKDI), Dr.Vicktor Silaen (Akademisi, Dosen UKI Jakarta), Pdt Daniel Panji (Pelayan dari Jaringan Doa Nasional/JDN), Hanan Soeharto,S.H (Pejuang etnis Tionghoa), Nani Wijaya (Aktivis LPMI), Rudyanto, SH (Mantan Bendum Partai Demokrasi Kebangsaan), dan Goklas Nababan (Mantan Ketua Umum GMKI).

Sedangkan di Gaharu beberapa tokoh yang di masukkan sebagai Tokoh Kristiani seperti J.Leimena (Pendiri GMKI, Parkindo dst), Letjend (purn)TB Simatupang (TNI), Amir Sjarifuddin Harahap (Politisi), Sam Ratulangi(Pahlawan Nasional yang berjuang untuk NKRI dan lepas dari Piagam Jakarta), Melancthon Siregar (Pejuang dan Negarawan), Dr.Radius Prawiro (Mantan Menko Ekuin, Mantan Gubernur BI dst),Yorrys Rawae (politisi Golkar, Pemuda Pancasila), Dr.Cosmas Batubara (Negarawan), Basuki Tjahja (Mantan Bupati Bangka dari Etnis Tionghoa), Maruarar Sirait (Politisi PDIP), Sabam Sirait (Politisi PDIP), Deny Tewu (Politisi PDS, Jackson Kumaat (Politisi Partai Karya Perjuangan).

Semoga kelak semakin banyak bermunculan pemimpin dan tokoh - tokoh Kristiani yang bisa membawa kebaikan bagi bangsa ini.

Selasa, 20 Januari 2009

Harapan

Satu hal yang membedakan antara orang yang hidup dan yang mati adalah harapan. Walau seseorang hidup (jasmani) tetapi dia tidak mempunyai harapan, maka sebenarnya ia telah mati. Di dunia yang senantiasa diliputi permasahan kompleks ini sangat mudah ditemui orang mati (red:tidak punya harapan).

Ciri - cirinya adalah dia pemalas, tidak bergairah dalam hidup dan kelihatannya pasrah dan tidak mau bersusah payah dan yang terpenting adalah dia tidak memiliki pengharapan. Sepertinya indikasi ini hampir merasuk dalam diri saya:(. Wah bisa repot ini. Tapi sepertinya saya masih dikategorikan hidup, karena dalam diri ini masih ada pengharapan. Ada keinginan yang hendak dicapai. Harapan itu juga identik dengan masa depan yang lebih baik. Harapan biasanya berisi hal - hal baik, mimpi -mimpi yang indah namun realistis dan bisa dijangkau. Harapan itu bisa ditujukan kepada orang lain maupun harapan kepada diri sendiri.

Berharap kepada orang lain misalnya kepada pemimpin kita. Dengan tindakan orang lain bisa membawa harapan baik kepada kita. Sama halnya dengan harapan dari rakyat Amerika yang sebantar lagi akan mengambil sumpah presiden dan wakil presiden barunya, Barrack Obama dan Joe Biden. Rakyat Amerika pantas dan wajar berharap akan masa depan yang baik. Pengaruh berharap kepada orang lain ini tidak secara langsung bisa kita terima, namun hanya berupa imbasnya. Jika harapan tersebut tidak tercapai, maka kita sangat mudah menghukum, menyalahkan orang lain, tempat harapan kita tersebut. Sebaliknya kalau berhasil kita jarang mengapresiasi mereka. Sungguh sifat yang sangat manusiawi.

Berbeda dengan berharap kepada diri sendiri. Hal ini tentu lebih sedikit merepotkan, tidak ada kontroling. Umumnya kita selalu memberi amnesti pada diri sendiri bila harapan kita belum tercapai. Berharap kepada diri sendiri semisal bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sempurna. Sebagian orang "ogah" menaruh harapan pada dirinya sendiri, justru cenderung menaruh harapan pada orang lain. Inilah penyebab kita menjadi manja dan malas - malasan. Sebenarnya orang seperti ini sangat banyak di negara kita dan sangat mudah ditemui. Barangkali orang seperti ini sudah setengah mati. Dia tidak mau menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Jika kita bisa mengenali potensi tersebut umumnya prosentasi keberhasilan harapan yang dicapai oleh diri sendiri lebih besar daripada berharap kepada orang lain. Maukah kita mengenali potensi kita tersebut? Mari kita taruh harapan pada diri kita sendiri dan berusaha meraihnya.

Tuhan sendiri mengharapkan tiga hal dari hidup orang Nasrani yaitu Iman, Pengharapan dan Kasih. Salah satunya adalah pengharapan kepadaNya. Pengharapan akan keselamatan dan kehidupan yang kekal. Ini harapan yang abadi dan sudah pasti terealisasi. Walau kita menaruh harapan ini diluar pribadi kita, namun berbeda dengan pengharapan kepada orang lain tadi. Pengharapan kepada Tuhan ini relaistis. Tapi kita kadang meragukan harapan kepada Tuhan ketimbang kepada presiden kita, orang tua, teman dan kepada yang lainnya. Satu - satunya harapan yang pasti dati luar pribadi kita adalah berharap akan masa depan yang baik kepada Tuhan. Teruslah berharap akan yang baik, biar kita senantiasa hidup. Harapan adalah komponen hidup yang penting.

Kecablah



Pengalaman sebagai ketua cabang. Persembahan lagu kecablah dari kecab Sumedang, Bdg, Medan, Surabaya dan P.Baru. :p

Senin, 19 Januari 2009

Berebut Pohon dan Tiang Listrik

Beberapa Pemandangan yang ada disekitar jalan Dago, lokasi dekat perempatan Maulana Yusuf dan Dago.

Pemilu sudah semakin dekat. Banyak caleg dari Parpol mulai mempublikasikan dirinya agar dipilih masyarakat pada pemilu legislatif nanti. Hal ini sebenarnya untuk menambah semarak pesta demokrasi yang sedianya diadakan 5 tahun sekali. Namun karena sekarang pemilu sangat sering dilakukan, maka hal seperti ini menjadi tidak uniq lagi, masyarakat justru gerah melihat baliho, poster, spanduk, banner dan atribut kampanye yang dinilai merusak pemandangan kota, mengurangi keindahan. Cara kampanye bentuk ini merupakan cara konvensional yang sepertinya kurang disukai sebagian besar masyarakat. Para Caleg pun seharusnya memahami kondisi masyarakat yang kurang suka terhadap pemasangan atribut berlebihan. Partai dan setiap calegnya harus bisa mencari cara lain untuk mendapatkan simpatik masyarakat.

Namun demikian pemasangan atribut, kian hari kian bertambah dan semakin banyak saja. Parpol - parpol sebenarnya mau menjaring suara rakyat. Tapi yang mereka lakukan adalah berebut pohon dan tiang listrik. Lari dari tujuan yang sebenarnya, yaitu berebut suara rakyat. Sekarang Tiang listrik, Papan iklan, tiang jalan Layang bahkan pohon menjadi "barang" rebutan para parpol. Sepertinya masyarakat bukan menjadi target utama parpol, tetapi pohon dan tiang listrik. Andai saja para pohon dan tiang listrik td bisa memilih di Pemilu nanti. Pasti mereka bingung mau milih partai mana, karena di satu tiang listrik atau pohon banyak sekali ragam partai yang menempel poster - poster maupun stiker:p.

Sabtu, 17 Januari 2009

BBM Naik jauh lebih berguna bagi masyarakat

Sudah tiga kali harga BBM turun. Sebenarnya kembali ke harga sebelum Mei 2008. Hanya entah ada motivasi apa, harga penurunannya dilakukan sebanyak 3 kali sebesar Rp.1500. Yang pasti biarlah kita berpikiran positif kepada pemerintahan SBY-JK dengan kebikanan menurunkan BBM untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tapi 3 hari setelah BBM turun kok gak ada pengaruhnya yah? Harga2 masih saja tetap bahkan bertambah. Sepertinya hampir tidak ada pengaruhnya bagi masyarakat selain pemilik kendaraan yang menggunakan BBM. Sungguh kasihan kebijakan pemerintah ini tidak berdampak bagi masyarakat kecil. Organda saja ogah - ogahan untuk menurunkan tarif angkutan. Pedangang tidak menurunkan harga. Pemerintah kelihatan sangat lemah.

Justru kebijakan pemerintah yang bisa dirasakan masyarakat ketika BBM naik. Walau masih kontroversi, program BLT sangat dirasakan masyarakat kecil yang konon jumlahnya jauh lebih banyak daripada masyarakat yang memiliki konsumsi terhadap BBM. Dengan naiknya BBM, semangat kerja keras masyarakat yang tidak menerima BLT meningkat. Yang menerima BLT jadi bisa menyekolahkan anaknya, bisa membuka usaha baru. Hal ini dianalogikan seperti Sinterklas yang membagi - bagikan uang kepada orang miskin. Saya jadi bingung dengan dua kebijakan pemerintah ini. Justru ketika BBM naik masyarakat miskin jauh lebih terbantu daripada ketika penurunan BBM masyarakat miskin hampir tidak merasakan manfaatnya. Apakah sebaiknya BBM dinaikkan saja??

Jumat, 16 Januari 2009

Tokoh Agama Umumnya orang Yahudi

Akhir - akhir ini muncul suatu anggapan bahwa orang Yahudi merupakan orang jahat. Bangsa yang bebal dan tidak berperikemanusiaan. Hampir disetiap media kita bisa melihat "kebencian" orang terhadap bangsa Yahudi. Hal ini dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk. Yahudi selalu dianggap dengan bangsa penjahat.

Dari perjalanan sejarah kita mengetahui bahwa bangsa Yahudi/Israel adalah bangsa yang bebal, tidak percaya kepada Tuhan dan selalu menolak perintah Tuhan. Namun meski demikian, orang - orang Yahudi yang sudah kita generalisasikan sebagai Zionis merupakan bangsa yang banyak melahirkan tokoh - tokoh agama, nabi - nabi. Dan ditanah Yahudi jiga terdapat tempat suci umat beragama. Salah satu contoh adalah Nabi Daud, Musa, Isa (Yesus). Mereka adalah orang Yahudi yang menjadi "idola" para pemuka agama baik Nasrani, Muslim dan agama Yahudi. Lantas apakah vonis "penjahat" terhadap orang Yahudi masih terus kita serukan? Bila iya berarti secara tidak sadar kita sudah menolah pemuka - pemuka agama tadi. Dan sebaiknya jangan lagi membawa tokoh - tokoh Yahudi tersebut dalam setiap kobah di rumah - rumah ibadah.

Kita sebaiknya jangan mengeneralisir bahwa semua orang Israel adalah Zionis. Kita harus ingat dari suku mereka telah dilahirkan banyak tokoh - tokoh panutan di beberapa agama. Barangkali lebih tepat kita katakan bahwa kaum zionis tersebut adalah oknum - oknum orang Israel. Dengan demikian kita tidak lagi terjebak dengan paradigma bahwa semua bangsa Israel adalah biadap. Setiap suku bangsa apapun didunia ini pasti mempunyai oknum - oknum yang jahat, namun kita harus memilahnya dan jangan serta merta menunjuk suatu bangsa ketika mereka melakukan tindakan yang jahat.

Antara Malu dan Cuek.

Mana hal yang lebih positif diantara dua perilaku tersebut?

Keduanya bisa bermakna positif tergantung kondisinya dan tempatnya. Misal, malu bertanya, sesat dijalan. Malu dalam hal ini menimbulkan kerugian bagi kita. Malu yang tidak pada tempatnya umumnya merugikan diri kita. Tapi bila disuatu perjamuan pesta kita melahap semua makanan yang ada, apakah hal ini disebut tidak tahu malu? Saya rasa hal ini disebut cuek. Cuek adalah kondisi "tidak peduli" dengan sekitar (dalam waktu tertentu). Cuek dalam hal ini bisa mendatangkan keuntungan. Jadi ada kalanya malu itu berlawanan dengan cuek. Seperti pada contoh tersebut.

Dalam hal memberi sumbangan, malu merupakan hal yang lebih positif daripada cuek. Karena hampir semua orang menyumbang, maka seseorang karena diliputi rasa malu, akhirnya ikut menyumbang. Ada juga yang cuek tidak juga memberi sumbangan. Kondisi cuek ini adalah kondisi kitidaktanggapan.

Untuk menjadi orang yang "sempurna", kita harus memiliki kedua perasaan tadi yaitu malu dan cuek. Kebanyakan orang hanya menonjolkan salah satu dari kedua sifat tadi. Ada yang malunya berlebihan yang identik merugikan diri sendiri. Serta ada yang cueknya berlebihan yang selain merugikan diri sendiri juga lebih banyak merugikan orang lain. Tapi aplikasi kedua sifat tadi bergantung pada tempatnya. Ketika perasaan cuek kita lebih besar, maka dengan berjualan koran pun kita bisa hidup. Bingung bukan??? :))

Iklan Terbaik

Kiara seorang gadis kecil dalam sebuah iklan provider telekomunikasi yaitu AXIS bertindak sebagai orang yang sangat murah hati. Iklan Axis ini sangat baik dan mempunyai pesan kepada setip kita untuk saling menolong. Hal yang sudah sangat langkah dimasa sekarang. Berbeda dengan kebiasaan masyarakat kita yang memegang budaya gotong royong.

Semangat untuk membantu orang lain tanpa memandang umur harus terus digalakkan, agar hidup ini menjadi lebih indah. Dengan saling membantu kita sudah menggaplikasikan kasih ditengah - tengah dunia ini. Kasih itu tidak terbatas kepada orang yang kita kenal saja. Siapapun harus kita bantu jika mereka sedang dalam kesusahan. Sukses terus iklannya.

Kamis, 15 Januari 2009

Kondisi Kamar Lama..hiks...hiks :((


Gambar beberapa pose kost an yang lama. In Memoriam :(Wah, kunci kamarnya akhirnya saya serahkan:(
Pose yang biasanya tempat rak buku:(
Dekat Pintu keluar banyak tumpukan tadinya, sekarang u can see
Sudah Kosong Euy
Selamat Tinggal, Selamat datang ditempat baru :)

Berkat ter"mahal"

Keyakinan merupakan hal yang unik dan menarik, terlebih ketika menyangkut soal keyakinan kita kepada Tuhan. Dalam hal ini saya mencoba untuk menilik kemurahan Tuhan kepada manusia, teristimewa kepada saya. Ketika hendak mengetahuinya kita tinggal mengecek, kira - kira berkat apa yang kita anggap yang paling berharga yang pernah diberikanNya kepada saya? Barang kali pertanyaan ini bisa ditujukan kepada pembaca juga:)

Saya coba evaluasi satu - satu. Tadinya saya menjawab, bahwa kehidupan yang DIA berikan kepada saya merupakan satu berkat ter"mahal" yang pernah DIA berikan. Atau barangkali sebagian kita akan menjawab, orang tua, kekasih, kepandaian, kekayaan merupakan berkat yang terbaik yang pernah kita terima dari Tuhan. Ya, semua pemberian Tuhan dalam bentuk berkat, (include panyakit dan dukacita sekalipun), selama kita yakin berasal dari Tuhan- merupakan berkat terbaik yang pernah DIA berikan kepada kita. Semua hal tersebut akan menjadi berkat yang berharga ketika kita berani untuk Bersyukur kepadaNya.

Tapi menurut saya, hal tersebut belum merupakan berkat terbaik yang pernah Tuhan berikan kepada kita. Bukan maksud saya berkat2 tersebut tidak perlu disyukuri, tapi pernahkah kita berpikir bahwa berkat terbaik itu adalah Juru Selamat yang Dia berikan kepada kita. Keselamatan yang gratis yang daripadaNya itulah yang menjadi berkat terbaik buat saya. Oleh sebab itu, dengan cara apapun sebernarnya kita tidak bisa membalas berkat yang satu ini. Dan memang yang diharapkan Tuhan dari manusia yang mau menerima Juru Selamat tersebut sangat sedrehana, hanya bersyukur. Bersyukur dengan melakukan perbuatan baik, mengasihi sesama dan menghindari dosa dan kemunafikan. Bahkan Tuhan lebih suka ketika satu orang berdosa bertobat ketimbang "membinasakannya". Sungguh luar biasa berkat yang satu ini. Maukah kita berterimakasih?

Rabu, 14 Januari 2009

Pikiran vs Perasaan

Ketika menonton TV One tadi malam saya sempat memperhatikan hal yang menarik, yaitu cara menjawab pertanyaan yang baik. Sebenarnya kita juga diharuskan tidak hanya menjawab pertanyaan dengan baik, tetapi bagaimana memberi pertanyaan dengan baik.

Ketika kita ditanyai tentang pendapat oleh orang, maka umumnya kita menjawab dengan dua hal, yaitu dengan jawaban "saya pikir... " atau "saya rasa.... ". Jawaban yang mana yang sebaiknya kita pakai. Dari orang psikologi menyarankan agar kita menggunakan jawaban dengan saya pikir. Jawaban ini mengacu kepada right and wrong. Logika kita dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut.Dan biasanya jawaban ini lebih ilmiah dan bisa diterima banyak orang. Jika kita menjawab dengan jawaban "saya rasa", masih ada ketidakpastian disini, kita lebih menggunakan hati. Karena jawaban saya rasa ini menunnjukkan antara true or false. Sebab dalam hal ini kita menggunakan hati, dan bisa saja subjektivitas kita muncul ketika akan menjawab suatu pertanyaan.

Sama halnya penggunaan kata baik dan benar. Gunakanlah kata benar, sebab yang benar sudah pasti baik, sedangkan yang baik belum tentu benar. Misalnya, bersekolah itu tujuannya agar bisa memperoleh pekerjaan. Hal ini baik, tetapi tidak sepenuhnya benar. Karena jika tujuannya hanya ingin bekerja, kita tidak akan berkembang, terlalu sempit tujuannya. Padahal masih ada tujuan lain, seperti memperluas wawasan, menambah teman dan sebagainya. Atau contoh lain, seseorang mencontek ketika ujian agar nilainya bagus. Tujuannya sangat baik supaya mendapat nilai bagus, tetapi hal ini tidak benar karena mencontek. Jadi sesuatu yang Baik belum tentu Benar, tetapi sesuatu yang benar sudah pasti Baik. Hmm...ilmu yang sangat baik ini:p

Selasa, 13 Januari 2009

Menjadi orang Batak untungnya eksponensial tetapi ruginya kuadratik, In Fun

Bayak orang mengatakan bahwa menjadi orang batak itu sangat menguntungkan. Banyak kelebihan yang mereka miliki, salah satunya adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal inilah yang membuat orang tua dari keluarga Batak "mati-matian" dalam menyekolahkan anak - anaknya. Mereka rela tidak makan dan bekerja keras agar sang anak bisa bersekolah. Anak juga dianggap sebabai harta yang sangat mahal. Walau ada sedikit prestise anak laki - laki lebih dari pada anak perempuan. Tapi menurut saya keduanya sama berharganya.

Beberapa keuntungannya antara lain, sistem kekerabatan yang sangat kuat sekali. Rajanya ngumpul keluarga pasti suku Batak. Apalagi kalau mereka juga memeluk agama Nasrani. Masa Natal, Tahun Baru, Paskah, Kelahiran, Pernikahan bahkan Kematian pun menjadi ajang berkumpulnya orang Batak. Ketika beberapa waktu lalu saya juga mengalami dukacita karena ayah saya dipanggil Tuhan, saya merasakan kekeluargaan yang luar biasa. Sangat banyak yang memberi penghiburan. Terlepas si orang tadi selama hidupnya baik atau tidak, tetapi orang - orang batak punya rasa sosial yang sangat baik. Tentu dikalangan perhewanan, orang Batak dianggap merugikan, karena jika seorang anak Batak lahir maka mittoplah anak ni pinahan (potong babi), ketika tardidi di Gereja, mitop juga anak ni pinahan, Sidi, Menikah hingga meninggal pun maka mittop anak ni pinahan. Inilah mungkin yang menjadi pelengkap berkumpulnya orang - orang batak tadi.

Orang Batak juga dikenal pintar - pintar, walau kelihatannya kasar, tetapi hatinya sungguh baik. Terlebih terhadap keluarganya. Ketika ayah saya sudah tidak ada, selain Bapa di surga sebagai penggantinya, saya juga bisa mencari "ayah baru" yang semarga dan umumnya kita dianggap juga seperti anaknya. Bukan berarti kita harus kehilangan ayah atau ibu dulu. Walau masih lengkap, orang tua orang batak itu bisa banyak, asalkan semarga dengan dia. Ini mungkin beberapa keuntungan menjadi orang batak. Keuntungannya sangta banyak, makanya saya katakan keuntungannya eksponensial.

Kerugiannya juga banyak, tetapi masih level kuadratik. Misal, jumlah wanita batak yang bisa dijadikan jodoh akan semakin sedikit. Apalagi dia berasal dari keluarga Parna. Konon puluhan marga tergabung didalamnya, sehingga ketika mencari jodoh wanita batak, kudu hati - hati, karena bisa saja si gadis tadi adalah saudara perempuannya (ito:red). Apalagi kalau sudah berantam, maka akan sangat sulut didamaikan. Biasanya hal ini sering terjadi antar kakak beradik. Namun bila mereka sudah mengenal Kristus, maka lebih lengkaplah keuntungan menjadi orang Batak. Buktinya adalah dimana - mana kita sudah melihat adanya gereja HKBP.

Kondisi bawah jembatan Pasupati Bandung

Ini beberapa tempat di bawah jembatan Pasupati yang tembus ke jalan Tol Pasteur. Orang Jakarta bisa lebih mudah menjangkau kawasan Dago dan sekitarnya melalui jembatan layang ini. Ternyata tempat dibawah jembatan ini sangat menarik. Tidak ada rumah2 liar. Berbeda dengan jembatan di Jakarta dan tempat - tempat lain. Muda2han kondisi ini bisa terus bertahan.





Senin, 12 Januari 2009

Tanyalah "bagaimana?" dan "kapan?"

Selama masih di dunia pasti banyak masalah. Mulai dari konteks internasional, bangsa, daerah, level organisasi, keluarga hingga individu pasti punya masalah. Dan kecenderungan kita akan senantiasa mencari - cari masalah. Misal dalam konteks organisasi, jika kita tidak senang dengan kepemimpinan seseorang, pasti kita akan berusaha menjatuhkannya dengan berbagai cara, kita akan mencari kelemahannya sebagai senjata kita. Demikian halnya dengan pmerintahan sekarang, sungguh banyak orang yang mencari kelemahan pemerintah. Anehnya hal yang dipikirkan terlebih dahulu adalah mencari masalahnya. Padahal otomatis tanpa dicaripun masalah itu sudah muncul, bisa terlihat baik secara kasat mata ataupun dengan fenomena perasaan dan sebaginya.

Saya ambil contoh kelangkaan BBM 2 minggu terakhir. Kelangkaan itu sudah merupakan masalah. Tidak sulit untuk menemukannya. Kita bisa lihat masyarakat yang kesusahan. Tetapi walau sudah kelihatan orang - orang masih mencari masalahnya. "Siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal ini sampai terjadi? Apa penyebabnya?" Ini adalah beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan orang, include pemerintah sendiri. Pertanyaan ini tentu sangat mudah dijawab. Contoh "Siapa...?", ya kalau kelangkaan BBM, pasti jawabnya Pertamina. Demikian pertanyaan lain. Tentu konteks identifikasi masalah merupakan hal penting, tetapi maksud saya adalah dalam hal ini, kecenderungan orang ingin mencari masalah hanya ingin kelihatan dia lebih hebat. Karena mereka hanya ingin meng expose kelemahan orang. Jika yang dilakukan mencari-cari masalah maka akan semakin sulit dan lama mencari solusinya

Sungguh sangat jarang orang yang bertanya :"bagaimana dan kapan?" Bagaimana mengatasi kelangkaan BBM ini? Kapan bisa selesai? Jika pertanyaan kita seperti ini, ini merupakan rangkaian mencari solusi. Dan inilah obat dari masalah tadi. Jika sudah ada penyakit dan kita mencari - cari lagi, maka yang ada penyakitnya akan kuadratik, bahkan mingkin eksponensial. Bahasa gampangnya adalah akan semakin parah. Sehingga bila ada masalah, mari cepat - cepat kita cari solusinya, cari obatnya dan buat range waktu untuk menyelesaikannya. Mari kita hilangkan kecenderungan untuk mencari masalah, tetapi biasakanlah untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada. At least dengan berdoa sudah 50% dari usaha mencari solusi tadi. Bagaimana??? Jika jawabnya :dengan berdoa kepada Tuhan. Kapan??Jawabnya: Saat ini. Solusi sudah ada bukan?Jadi otomatis masalahnya akan semakin kecil, tidak kuadratik atau eksponensial.

My UseLess Activity

Packing selesai, siap2 memindahkan barang2 ini.

Segalanya mulai diberantakin...Lieurrrr euy.. :(
Mana yang penting, mana yang tidak :P
Selamat tinggal kost an bagus... Pekerjaan melelahkan di sebelas januari ini. Kayak lagunya band Gigi aja.

Minggu, 11 Januari 2009

Detik - detik Pindah kost

Beberapa hari lagi saya akan pindah kost, untuk melanjutkan perjuangan ini. Sedih rasanya pindh dari tempat ini. Namun apa boleh buat, barang kali ini salah satu maksud Tuhan untuk membuat saya lebih berusaha lagi. Ya, walau tempat baru nanti sedikit lebih sederhana, saya akan tetap bersyukur, karena bisa mendapatkan kost. Dulu saya ketemu orang dari kampung yang tidak bisa menyewa kost. Kasihan sekali. Dia harus tidur di Mesjid dekat kampus. Untung sekarang dia sudah bisa mencari uang dan bisa menyewa kamar.

Berkat itu sebenarnya apa yang sudah kita konsumsi. Sederhananya adalah apa yang sudah kita makan. Misal kita punya makanan, sebelum kita makan, makanan itu belum menjadi milik kita. Bisa saja hilang dimakan kucing atau dicuri orang, atau mungkin kita sumbangkan. Demikian kost an ini, saya sudah menempatinya lebih kurang 4 tahun. Jadi sudah saya nikmati tinggal di tempat yang super nyaman ini. Tempat yang baru belum tentu senyaman tempat yang lama. Kita baru bsia menilainya setelah kita menjalaninya.

Sepertinya dua hari ini saya akan cape' untuk memindahkan barang - barang yang lumayan banyak. Untungnya saya punya beberapa teman yang bersedia membantu. Puji Tuhan semua yang saya hubungi tidak menolak ketika saya minta bantuannya. Semoga suatu hari nanti saya juga bisa membantu orang lain sebagai balasan tehadap kebaikan orang sekarang. Saya jadi ingat kata - kata orang tua dulu. Jika kita dibantu seseorang, kita tidak harus membalas bantuannya kepada orang yang membantu kita, tetapi bisa kepada orang lain, walaupun belum pernah membantu kita. Suatu nasehat yang baik.

Sabtu, 10 Januari 2009

Israel - Palestina merugikan semua pihak dan bisa memicu perang dunia ke-3

Di setiap media massa, televisi, internet sangat mudah ditemui topik konflik Israel Palestina. Semua orang dengan berbagai versinya berusaha menceriterakan pengetahuannya tentang kedua bangsa yang suka berperang tersebut. Tidak ada yang benar, keduanya salah. Karena kebenaran itu hanya milik Tuhan. Bila ada pemberitaan yang megatakan si A yang lebih benar terhadap si B, justru dia akan terbawa dalam konflik tersebut.

Apapun alasannya, karena dalam bentuk perang, kedua kelompok yang bertikai tersebut tetap salah dan sebaiknya orang yang berada diluarnya jangan mau terbawa. Saya tidak mengatakan kita diam saja. At least kita hanya bisa berdoa dan mendoakan pemerintah masing - masing supaya menggunakan haknya untuk menegur kedua pihak yang bertikai. Menurut sejarah Israel adalah satu - satunya negara yang namanya diberi langsung oleh Tuhan. Barang kali hal ini yang membuat bangsa ini sedikit arogan dengan kekuatan yang dimilikinya.

Pemberitaan yang berimbang akan mendidik masyarakat dunia. namun bila tidak berimbang maka benih kebencian akan menyebar lebih luas lagi. Dan ini mendukakan hati Tuhan. Penguasa dunia akan senang dan celakanya ada prediksi bahwa konflik ini misa memicu perang dunia ketiga. Hal ini tentu sangat tidak diinginkan. Oleh sebab itu mari semua pihak untuk memandang masalah ini tidak berat sebelah. Tetap keduanya harus dijatuhi hukuman karena mereka bersalah. Semoga semua korban dari kedua belah pihak semakin dikuatkan oleh Tuhan.

Antara "Tidak" dan "Belum"

Terkadang dalam menjalani hidup senantiasa dipenuhi dengan masalah mulai dari yang kecil hingga masalah besar. Cara individu untuk menghadapi dan mengatasinya pun berbeda. Ada yang sabar untuk menyelesaikannya, ada juga yang mengendapkannya terlebih dahulu kemudian menyelesaikannya serta ada juga yang langsung menyerah dengan keadaan.

Saya mulai dengan orang yang langsung menyerah, terutama dalam menghadapi masalah besar. Untuk beberapa kasus, kondisi menyerah mungkin bisa terjadi pada kita bila kita belum dan tidak terbiasa menyelesaikan masalah secara tuntas. Menyerah berarti mengakan "tidak" pada masalah. Disini kita kalah telak dan umumnya menyelesaikan masalah dengan masalah sepanjang hidup. Misalnya bila ada yang bertanya: apakah anda bisa menyetir mobil? Kita menjawab tidak. Kondisi memang akan menjadi baik, tetapi selamanya kita tidak bisa menyetir. Sebaiknya untuk masalah dengan intensitas sedang dan kecil, kita coba hadapi sebagai latihan bila ada masalah besar nantinya, kita tidak serta merta menyerah.

Untuk orang yang mengendapkan masalah terlebih dahulu, ini termasuk antara "tidak" dan "belum". Bisanya untuk kasus ini ada kalanya kita mengendapkan masalah terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar intensitas masalahnya mengecil dulu, sehingga bisa lebih mudah untuk diselesaikan. Analoginya, bila kita minum kopi yang baru diaduk. Bila kita langsung meminumnya maka bubuk kopi akan banyak yang terminum. Namun bila diendapkan dulu, maka bubuknya akan mengendap dan kopinya lebih nikmat diminum. Demikian dengan masalah ini. Namun, kita harus hati - hati, karena antara "tidak" dan "belum" ini ada space waktu. Jika kelupaan terhadap masalah yang diendapkan tadi, maka masalah bisa saja tidak selesai. Masalah tersebut akan terkubur dan suatu saat bisa muncul kepermukaan sebagai masalah baru, dan umumnya lebih sulit dilakukan. Misalany, sekarang kita malas bersekolah, akhirnya kita tidak punya pendidikan. Dimasa sekarang sepertinya masalah itu terendapkan dan tidak berpengaruh terhadap hidup kita. Namun beberapa tahun kedepan ia akan muncul dalam bentuk penyesalan, mengapa kita dahulu tidak bersekolah. Kita harus bijak melihat dan membaca karakter masalah seperti ini. Ada kalanya kita endapkan dulu sehingga masalah lebih mudah diselesaikan.

Sedangkan orang yang sabar danlam menyelesaikan masalah adalah orang yang sudah sering latihan terhadap masalah. Ia akan lebih kebal dan lebih bijak membaca dan menyelesaikan masalah tersebut tanpa melahirkan masalah baru. Caranya adalah bersabar dan biasanya dengan mengalah terlebih dahulu atau mundur beberapa langkah untuk kemudian maju ke depan. Saya sepertinya belum bisa sampai pada tahap ini dan sulit untuk memberi contohnya. Biasanya orang yang sukses karena dari kecil telah menjadi yatim piatu, mereka umumnya sudah sampai pada tahap ini, meskipun kita tidak harus demikian. Ada juga yang memang karena keuletannya bisa berjuang dengan berbagai masalah yang dihadapinya. Yang penting prinsipnya adalah kita tidak akan diberi Tuhan masalah yang melebihi kapasitas kita. Masalah yang sampai kepada kita pasti masalah yang bisa kita atasi dan tidak melebihi kemampuan kita.

Jumat, 09 Januari 2009

Melihat ke bawah

Kemaren dan hampir setiap hari awal tahun 2009 ini saya makan di tempat - tempat mewah. Sebenarnya bukan karena saya banyak memiliki uang, tetapi kebetulan selalu ada yang mengajak dan jadilah bisa makan ditempat yang sedikit mewah:p.

Setiap memasuki tempat - tempat makan tersebut saya bertanya dalam hati, mengapa tempat semahal ini selalu banyak pengunjungnya. Hampir jarang terdapat meja yang kosong, padahal makan ditempat - tempat tersebut lumayan mahal. Saya jadi berpikir sepertinya masyarakat Indonesia khusus yang ada di Bandung ini sudah baik perekonomiannya. Artinya jumlah orang kaya sudah semakin banyak. Indikasinya adalah intensitas dan kuantitas pengunjung yang makan ke resto dan tempat - tempat kuliner yang mahal. Spertinya SBY-JK sudah berhasil mengurangi angka kemiskinan di republik ini.

Namun sungguh ironis, ditengah semakin banyaknya masyarakat yang mengunjungi tempat - tempat mahal tadi, ketika suatu instansi mengadakan bakti sosial pembagian beras, wah jumlah masyarakat yang mengantri jauh lebih banyak. Walah, ternyata masyarakat miskin pun puluhan kali lebig banyak dari orang - orang kaya yang mengunjungi tempat - tempat makan tadi. Benar, memang kemiskinan di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan masyarakat yanng mampu. Indikasinya ketika kita melihat berita pembagian sembako gratis, pasti jumlah rakyat tang mengantri luar biasa jumlahnya. Inilah realita sesungguhnya.

Melihat realita sebaiknya melihat kebawah, jangan melihat ketas. Karena dengan melihat ke atas, kita bisa menjadi lupa terhadap saudara - saudara kita yang berada dibawah. Sama halnya ketika berdoa, kita pasti menundukkan kepala yang juga posisi melihat kebawah. Kita harus jauh lebih banyak melihat kebawah kita, agar tidak menjadi sombong dan lupa terhadap orang - orang kecil. Setelah melihat kebawah, sebaiknya kita juga melihat ke kiri, kanan, depan dan belakang kita yang berarti seberapa banyak orang - orang yang senasib dengan kita. Dengan demikian, kita lebih bisa bersyukur terhadap kondisi kita saat ini. Lain halnya ketika kita melihat ke atas, otomatis kita akan jauh lebih minder dan kehilangan motivasi. Semoga jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan akan selalu berkurang dan masyarakat akan sejahtera senantiasa.

Kamis, 08 Januari 2009

Jaringan

Dewasa ini situs - situs pertemanan dengan konsep jaringan sangat marak di dunia maya. Oleh sebab itu, banyak orang berusaha untuk meraih kesuksesan melalui jaringan tersebut. Seseorang dikatakan sukses itu relatif. Hanya memiliki jaringan pertemanan saja kita sudah bisa dikatakan sebagai orang sukses. Hari ini saya senang bisa ketemu teman - teman yang suatu saat nanti menjadi jaringan kita.

Sebenarnya dari dua tahun yang lalu saya sudah mulai berteman dengan banyak orang, mulai dari pedagangg, preman, rohaniawan, para jenderal (purn) dan profesi lainnya. Nah, ternyata untuk memelihara jaringan tersebut relatif sulit. Ada beberapa dari mereka yang masih ingat dengan saya dan ada juga yang setengah ingat bahkan tidak sedikit yang lupa. Beberapa hari ini saya coba membina kembali hubungan dengan beberapa orang, dan hasilnya menarik ada yang langsung merespon dengan baik. Salah satunya dari pak Letjend Kiki Syahnakri. Beliau malah lebih dulu meng-sms saya bila ada info2 menarik. Salah satu cara untuk memelihara jaringan tersebut adalah dengan berkomunikasi hal - hal kecil, info2 misalnya dan coba secara kontinu.

Bila banyak jaringan suatu saat kita bisa menjadi besar dan berpengaruh terhadap sekitar kita.

Rabu, 07 Januari 2009

The 7 Laws of Happiness

Berbagai prediksi mengiringi seluruh lapisan masyarakat dalam memasuki tahun 2009. Dampak buruk krisis membayangi dan melemahkan Anda untuk tetap bahagia menjalani tahun ini. Namun, pada dasarnya Anda masih dapat tetap berbahagia. Apa rahasianya? Arvan Pradiansyah merumuskan tujuh "makanan bergizi" yang harus terus-menerus diasup oleh pikiran manusia dalam bukunya The 7 Laws of Happiness.

Tiga "makanan" berkaitan dengan diri kita sendiri, tiga "makanan" berkaitan dengan hubungan kita dengan orang lain serta satu "makanan" lagi berkaitan dengan Tuhan. Tiga makanan pertama adalah patience atau kesabaran, gratefulness atau rasa syukur, dan simplicity atau sederhana. Tiga makanan kedua adalah love atau kasih, giving atau memberi, dan forgiving atau memaafkan. Satu makanan terakhir adalah surrender atau pasrah. Semuanya memengaruhi pikiran.

"Konsep kebahagiaan fokusnya di pikiran. Kita memasukkan makanan-makanan yang salah ke pikiran kita. Makanan biasa gampang kita lihat kita bisa lebih hati-hati memasukkan yang pantas ke mulut. Tapi kalau pikiran, kita sulit memilah-milahnya," ujar Arvan dalam talkshow mengenai bukunya di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1).

Menurut Arvan, kekuatan terbesarnya adalah kemampuan kita memilih pikiran. Mengutip Steven R. Covey, Arvan menuliskan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih respons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Namun, Arvan mengatakan dirinya melihat bahwa yang jauh lebih penting adalah kemampuan untuk memilih pikiran.

Untuk menghadapi suatu bagian perjalanan hidup yang dianggap buruk, sering kali pikiran-pikiran negatif yang lebih dulu muncul.

"Kita harusnya benar-benar memiliki kesadaran terlebih dulu apa yang akan kita pilih untuk bahagia. Kita harus sadar, meski ini memang abstrak," ujar Arvan.

Arvan mencontohkan dalam menghadapi atasan yang temperamental sering kali pilihan yang diambil adalah negatif seperti memilih untuk sakit hati. Padahal, jika berpikir lebih jernih kita dapat melihat bahwa kondisi atasan yang temperamental bisa melatih kesabaran, kasih, dan juga memaafkan si atasan.

Demikian juga dalam menghadapi krisis, rahasia bahagia bukan ditentukan oleh kondisi dan lingkungan sekitar. Rahasia bahagia ada di pikiran. "Bahagia itu menginginkan apa yang sudah kita dapatkan," tandas Arvan.


LIN

Tiga es

Banyak orang menyebut tahun 2009 adalah tahun pemilu atau tahun demokrasi. Memang tahun ini bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pesta rakyat, atau pesta demokrasi untuk memilih presiden dan anggota legislatif.

Awal tahun ini, tepatnya bulan Januari ini, para caleg mulai start untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat yang kebetulan mendiami daerah pemilihan (dapil) dari si caleg tersebut. Ada yang mulai start membentuk TIM kampanye dan berbagai macam promosi seperti kartu nama, spanduk, stiker, blog, FS dan banyak lagi. Tentu hal ini membutuhkan banyak dana. Dan berbagai macam bentuk penghematan pun banyak dilakukan. Contoh dalam satu baligo terpampang 10 orang caleg sekaligus dari suatu partai. Tentu beragam interpretasi masyarakat terhadap bentuk promosi caleg semacam ini. Bisa karena partai mereka solid, jadi antar individu tidak perlu bersaing dalam satu partai yang sama, atau karena memenag minimnya dana, sehingga untuk efisiensi dan penghematan dibuatlah spanduk dengan memampangkan seluruh caleg dalam satu baligo. Ada juga dalam bentuk kartu nama, dimana salah satu sisi berisi caleg DPR RI, sisi lain dibagi dua yang berisi caleg tk II dan caleg tk I dari suatu partai yang sama. Ini juga kampanye dalam bentuk penghematan, atau dana yang minim.

Sekarang semua caleg merasa bisa menang di pemilu nanti. Ada yang PD nya sangat tinggi. Namun kita baru bisa melihat hasilnya pada bulan April nanti. Selesai April apakah caleg - caleg tersebut bisa menerima menang atau kalahnya mereka. Tapi sepertinya pasca April bakal banyak yang terkena 3 S. Stress, Stroke dan Stop. Jumlah penduduk akan berkurang sedikit. Lumayan, ternyata pemilu bisa juga sekalian program pengurangan jumlah penduduk. hahahahaha.

Minggu, 04 Januari 2009

Tanpa kembang Loyang

Waduh, perayaan Natal dan Tahun baru di kampung orang memang sedikit menyedihkan. Tidak ada kue yang bisanya bisa kita nikmati ketika moment tahun baru seperti sekarang ini.

Apakah ini dinamakan kesederhanaan atau memang kemalasan untuk mengunjungi rumah kerabat yang ada di sekitar kami. Sepertinya, kami yang sedikit malas mengunjungi saudara - saudara tersebut. Padahal dirumah mereka pasti tersedia berbagai macam makanan. Sepertinya tanpa kembang loyang, tahun baru sekarang belum sah. hahahha.. :))
Posting apaan ini????

Semangat Baru

Siang ini merupakan hari libur terakhir. Setelah 2 minggu lebih liburan maka Senin lusa sudah masuk hari sekolah, dan hari kerja. Beberapa teman yang liburan Natal dan akhir tahun di luar Bandung sudah pada kembali ke Bandung. Begitu juga teman yang liburan di Bandung, malam ini akan pulang ke Jakarta dan sekitarnya.

Namun siang kemaren kami sempat bertemu dan mengobrol satu sama lain dengan beribu macam topik. Sampai - sampai tidak makan siang dengan nasi, hanya makanan berat seperti mie yamin dan cemilan2. Wah, untung maag saya tidak kambuh. Ternyata dengan asyiknya share dan curhat menjadikan suasana seperti baru selesai makan terus. Ditambah lagi dengan hadirnya salah satu senior dari makasar yang sekarang sedang tugas melayani di GPIB Sion Jakarta. Beliau banyak memberi wawasan - wawasan baru. Salah satunya, dikalangan ulama, pendeta atau rohaniawan sekarang - sekarang ini banyak yang terjun ke dunia politik. Namun, mereka tidak kuat, artinya basic rohaniawannya pada umumnya tergerus oleh derasnya godaan dunia tersebut. Beliau bilang ketika kaum rohaniawan sudah dapat kursi maka ia akan lupa ayatnya. Ya, kadang - kadang begitulah rohaniawan kita. Tidak memiiki pondasi yang kuat. Wajar saja masyarakat akhirnya salah dalam interpretasi agamanya.

Namun satu hal yang menarik dengan diskusi dengan teman - teman saya tadi adalah, bahwa tiap - tiap kami sepertinya memiliki semangat baru di tahun 2009 ini. Ada yang berencana mempertahankan status mahasiswanya, supaya bisa "menjual" di pesta demokrasi nanti. Tidak masalah sih, asalkan ketika menentukan pilihan tersebut, jangan setengah hati. Harus serius dan mengerjakan segala sesuatu dengan tuntas. Semoga dengan semangat baru tersebut, apa yang dicita - citakan pada tahun ini semua bisa terwujud. Tentu dengan tetap mengharapkan dan mengandalkan campur tangan dari padaNya.

Tantangan Awal

Tahun ini sepertinya agak susah dilewati. Belum apa - apa dan masih tanggal3 masalah sudah menghampiri. Padahal masih dalam suasana libur. Tadi pagi saya diminta ibu kost supaya mencari tempat tinggal baru, dengan alasan mau dihuni oleh saudaranya. Walah...setelah saya coba lobi, akhirnya tidak bisa lagi. Msih tanggal 3, masalah sudah datang. Bagaimana ini? Sempat saya bertanya dalam hati..

Terpaksa deh saya coba cari tempat yang baru untuk melanjutkan perjuangan ini. Yah, semoga hal ini bisa menjadi motivasi untuk lebih serius lagi menyelesaikan yang belum selesai. Saya coba bersyukur kepada Tuhan untuk ujian yang satu ini dengan tidak mengeluh. yaaa, penyakit akut saya salah satunya komplain. Sedikit - sedikit mengeluh.Dan saya coba untuk tidak mengeluh lagi dalam menghadapi masalah2 yang datang. Karena sebenarnya dari masalah - masalah tersebut kita semakin didewasakan oleh perjalanan hidup ini. Semoga ada dan saya yakin akan ada sukacita dibalik setiap pergumulan kita. Tuhan pasti memberikan recognationNya kepada umatnya yang setia, yang tidak komplain.

Kadang2 Tuhan menyembunyikan matahari dari kita, DIA mendatangkan petir & kilat, kita ber-tanya2. Ternyata Tuhan hendak memberi kita Pelangi.

Sabtu, 03 Januari 2009

Vulnarable terhadap kesehatan

Masih seputar liburan, kawasan Dago sebagai salah satu pusat FO dan kuliner masih banyak dikunjungi warga Jakarta dan sekitarnya. Kami kembali mengisi liburan dengan mencoba mengajak mereka yang sedang berbelanja. Dan kembali mendapat beberapa kenalan baru :D.

Sepanjang hari ini juga saya dan beberapa teman ngobrol dengan seorang teman yang baru diambil sumpah dokternya, dan kami mendapat banyak ilmu baru dari beliau. Terutama tentang kesehatan, bagaimana supaya badan kita proporsional dengan tinggi badan sehingga tidak kelihatan terlalu kurus atau terlalu gemuk. Ternyata sederhana, olahraga 3 x seminggu dan istirahat yang cukup (bukan secukupnya) akan jauh lebih baik untuk menjaga kesehatan kita.

Saya juga bertanya bagimana menaikkan berat badan saya karena saya merasa sedikit kurus. Dan ada juga teman yang gemuk menanyakan bagaimana supaya kurus. Dia bilang, kalau mau kurus pakailah otakmu dan kalu mau gemuk banyak menggunakan fisik dan jangan terlalu banyak berpikir. Sepertinya orang - orang gemuk apalagi buncit sepertinya tidak menggunakan otak. hahahaha :p. Terbukti juga sama teman saya WTE (wajah tanpa ekspresi) yang kelihatan selalu senang, berat badannya ideal dengan tingginya. Berarti pola pikir manusia menjadi salah satu hal yang berpengaruh terhadap berat badan.

Jika banyak pikiran, maka seseorang biasanya akan sulit tidur, dan akhirnya istirahatnya kurang (secukupnya) tapi belum cukup. Bingung??kalau bingung baca sekali lagi dari atas:p. Jadi kita harus bisa mengatur pola pikir kita agar bisa menjaga kesehatan dan stamina. Orang dengan aktivitas otak yang banyak jauh lebih capek dengan orang yang banyak aktivitas fisiknya. Sekalipun ia berada diatas kursi dan didepan monitor. Sehingga bila otak tidak digunakan akan rentan terhadap bertambahnya berat badan dan vulnarable terhadap kesehatan.

Jadilah orang Netral (Tidak memihak)

Pesatnya perkembangan TIK (teknologi informasi komunikasi) belakangan ini meningkatkan kebutuhan orang akan berita, baik media cetak, internet maupun elektronik. Dengan demikian, konsumsi informasi masyarakat sangat tinggi dan pihak media harus menyajikan berita - berita yang membuat pelanggannya tertarik untuk membacanya. Tentu ada motif ekonomi didalamnya.

Seiiring dengan hal tersebut, beberapa media elektronik dewasa ini sudah lebih baik dari sebelumnya yaitu menyiarkan pemberitaan yang "netral" dan objektif. Tugas utama media sebenarnya adalah memberitakan dengan netral suatu kejadian tanpa melihat subjektivitasnya serta memberitakannya apa adanya. Namun berbeda dengan media elektronik (TV) tadi, media cetak di Indonesia sepertinya masih belum "netral" dalam melakukan pemberitaan. Terutama bila kontennya mengandung sensitivitas, misal pem,beritaan tentang suatu kelompok tertentu, pasti sangat jauh dari kode etik pemberitaan yaitu netralitas sesuai fakta.

Contohnya adalah saat pemberitaan pemilu presiden AS, kelihatan pemberitaan Obama (saat itu capres) jauh lebih banyak dibandingkan dengan John McCain. Seolah - olah salah satu kandidat tersebut mempunyai kekuatan lebih besar dan mengabaikan pemberitaan calon lain. Tidak hanya itu, masih banyak pemberitaan di Indonesia yang masih tidak seimbang.

Di media cetak juga sangat kelihatan ketidaknetralan dari suatu pemberitaan. Oleh sebab itu pembentukan opini di masyarakat menjadi tidak sehat juga. Masyarakat langsung tergiring dengan berita yang dikonsumsinya tanpa mencari tahu yang sebenarnya. Otomatis ada sikap antipati masyarakat terhadap kelompok yang dinegasikan di suatu pemberitaan. Padahal sangat berpotensi si surat kabar tadi salah dan subjektif dalam memberitakan suatu hal. Demikian juga dengan situs berita online yang menyajikan berita yang berat sebelah. Dan salah satu yang membuat "lucu" adalah ujung - ujungnya pemberitaan di Indonesia akan selalu menyalahkan negara adidaya. Padahal, bila kita baca di media negara adidaya tersebut tentang berita yang di publish di media Indonesia hasilnya akan sangat berbeda. Media negara adidaya tersebut menyajikan berita yang sesuai fakta dan netral. Kalau ada kejadian yang salah, mereka mengatakan salah, kalau benar ya benar. Tidak pernah ada yang ditambahi dan dikurangi. Inilah pembelajaran yang baik bagi publik yang membaca. Sikap curiga dan antipati yang berlebihan menjadi terminimalisir. Munculnya kaum - kaum fundamentalis juga akan terminimalisisr.

Oleh sebab itu sebaiknya kita coba membaca berita dari luar negri. Bagi mereka yang bisa internetan, lebih baik membaca berita online dari luar Indonesia. Percayalah, berita yang sama dari media Indonesia dengan media asing jauh lebih mendidik berita yang disajikan media asing ketimbang media kita.

Muda- mudahan suatu saat nanti media kita akan lebih baik dalam memberitakan sesuatu secara seimbang sesuai fakta yang ada. Karena peran mereka sangat penting dalam proses pembentukan opini masyarakat. Dengan demikian, pembacalah yang memberikan penilaiaan terhadap suatu kejadian yang diberitakan. Bukan media yang langsung menjudge dari kejadian tersebut. Biarkan masyarakat belajar cara menginterpretasi suatu kejadian. Ayo media massa Indonesia, tingkatkan netralitas pemberitaan kalian::.

Jumat, 02 Januari 2009

Happy New Year

Selamat tahun baru...

Kembali ucapan2 tersebut terdengar ditelinga kita, bahkan ucapan tersebut keluar dari mulut kita sendiri. Kembali kita memberi ucapan selamat tahun beru kepada sanak saudara, teman - teman dengan sms, telepon, email, FS maupun secara langsung. Lagi - lagi dari tanggal 31 Des hingga 1 Januari HP saya kembali menerima puluhan sms ucapan selamat tahun baru. Saya kembali mengucap syukur karena masih banyak teman dan sudara yang masih ingat kepada saya. Tidak seperti Natal, saya sedikit lebih bersahabat dan mau membalas ucapan selamat mereka melalui sms. Namun karena ibadah akhir tahun kemaren saya sudah terlalu kemalaman pulang ke rumah, akhirnya ketika hendak beristirahat sebentar, ternyata saya ketiduran di malam tahun baru dan bayak misscall list di HP saya.
Beberapa nomor tidak saya kenal. Dan saya tidak mencoba menghubungi kembali. Akhir tahun kemaren ketika berjalan - jalan melihat suasana menyambut tahun baru, ternyata kami menemukan pemandangan yang berbeda di depan BIP. Seperti ini dia pemandangannya.

Pemandangan yang sangat kontras. :D. Tapi dalam hati saya bertanya, apa mereka tahu apa yang mereka perjuangkan. Memang benar solidaritas tersebut sangat perlu. Tapi apakah tidak lebih baik rasa solidaritas kita itu kita tujukan terlebih dahulu kepada saudara sebangsa?? Bila kita ingat kasus pembagian sembako, zakat dan sebagainya, apakah kita lebih baik dan lebih terhormat bila solider terhadap bangsa yang belum kita kenal sepenuhnya?? Kasus pasuruan yang menelan puluhan korban, tidak ada reaksi dari siapapun, kasus lapindo yang menelantarkan ratusan ribu saudara - saudara kita, praktis tidak ada yang peduli. Waktu Aceh dan Papua berkonflik, adakah yang berjuang menyerukan perdamaian kepada saudara2 kita di sana???

Saya masih melihat, orang beranggapan bahwa konflik Israel Palestina ini merupakan konflik agama. Padahal, kita sama - sama ketahui bahwa tindakan biadap Israel tersebut dilakukan pada saat Natal, Tahun Baru, ketika umat yang merayakannya dianjurkan untuk memelihara dan meyebarkan damai dan kasih. Semoga ini akhir tahun dan Awal tahun yang baik bagi semua.


Kamis, 01 Januari 2009

Welcome to 2009

Selamat Tahun Baru..Kita sudah menyeberang di tahun 2009. Banyak tantangan yang terbentang di depan mata. Mintalah kekuatan kepada-NYA supaya jalan hidup kita dimudahkan dan senantiasa diberkahi.
Biarlah hidup dan kehidupan kita bisa lebih berarti lagi kepada orang lain. Happy New Year 2009:)

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP