Jumat, 29 Mei 2009

Memperbaiki hubungan

Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada yang kekal. Semua benda punya potensi rusak atau bahkan hancur. Namun kata para ilmuwan ada hukum kekekalan energi yang mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya bisa diubah bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Walau demikian, saya masih yakin bahwa segala sesuatu punya potensi untuk rusak, namun berpotensi pula untuk diperbaiki. Sama hal nya dengan kondisi fisik manusia, kita terkadang bisa diserang penyakit, namun dalam beberapa waktu tertentu, tubuh kita bisa kembali sehat, tentu setelah melakukan upaya dan usaha untuk sembuh, apakah bentuknya dengan berobat ke dokter, istirahat dan lain sebagainya.

Demikian juga dengan hubungan kita dengan orang lain. Sebagai makluk sosial, tentu manusia harus berhubungan dengan manusia lain. Terkadang hubungan tersebut begitu hangat yang menyebabkan mereka sangat dekat. Pada saat - saat tertentu, bisa juga hubungan tadi berubah menjadi dingin dan cenderung menimbulkan permusuhan. Hal inilah yang harus segera diperbaiki. Memperbaiki hubungan merupakan pekerjaan yang gampang - gampang susah. Namun bisa menjadi mudah bila kita mempunyai niat yang tulus untuk memperbaikinya. Salah satu alat yang ampuh untuk memperbaiki hubungan adalah dengan komunikasi, sehingga semuanya bisa menjadi normal kembali. Semoga semua hubungan kita yang rusak bisa segra pulih kembali.

Kamis, 21 Mei 2009

Hari Kenaikan

1Kamis 21 Mei, merupakan peringatan hari kenaikan Isa Almasih bagi umat Nasrani. Moment kenaikan merupakan salah satu bukti nyata kehadiran Tuhan di bumi ini pada masa lalu. Yesus naik ke surga bukan untuk meninggalkan umatNYa di dunia ini, namun hendak mempersiapkan tempat bagi pengikutNya di rumah Bapa. Dia berjanji akan kembali datang ke dunia untuk mengajak manusia yang percaya kepadaNya naik ke surga.

Selamat memperingati hari Kenaikan. Kasih dan Damai Sejahtera senantiasa bersama kita.

Kamis, 14 Mei 2009

Menghabiskan waktu

Terkadang manusia hanya bisa menghabiskan segala sesuatu. Ini akibat sifat manusia yang konsumtif. Hasil - hasil alam dieksploitasi sebanyak - banyaknya hanya untuk dihabiskan dalam waktu sesaat. Bila mempunyai uang, maka si manusia tadi cenderung akan menghabiskan uangnya. Apapun yang bisa dihabiskan, maka manusia akan berusaha melakukannya.

Ada juga istilah yang populer dalam konteks habis - menghabiskan. Wasting time atau menghabiskan waktu. Benarkah waktu ini akan habis? Saya rasa waktu tidak akan habis. Sama halnya dengan udara yang kita hirup, kita tidak akan pernah bisa menghabiskannya. Demikian waktu. Malah sebaliknya, waktu yang menghabiskan hidup manusia. Setelah jatah hidup kita mencapai batasnya, maka hidup manusia yang akan habis, bukan waktu yang akan habis. Setelah seseorang meninggal, waktu kan tetap ada sampai kapanpun. Waktu itu jumlahnya sangat melimpah.

Wasting time juga bisa diartikan membuang waktu. Waktu juga tidak bisa dibuang. Waktu itu adalah antara benda dan sifat. Waktu merupakan sesuatu yang abstrak tapi mendekati kenyataan. Waktu bukan milik kita pribadi. Waktu itu milik alam semesta. Sehingga kita tidak berhak mengatakan sedang membuang waktu atau menghabiskan waktu.

Untuk itu, istilah menghabiskan waktu atau membuang waktu sebaiknya tidak kita gunakan. Kita akan terlalu sombong bila mengatakan kita bisa menghabiskan waktu. Istilah tersebut bisa diganti dengan kata bersantai sejenak. Tubuh manusia bukan mesin, jadi perlu juga istirahat sejenak. Waktu hanya bisa kita manfaatkan dalam kesempatan hidup. Semakin baik memanfaatkan waktu, maka kita akan semakin sukses.

Minggu, 10 Mei 2009

Bonceng Tiga

Tiga orang anak muda naek motor di kawasan padat lalu lintas pada akhir pekan. Mereka dengan PD nya tarik tiga, tanpa mengenakan perlengkapan standar berkendaraan motor. Mereka tidak memakai helm. Dan sebenarnya dengan tarik tiga saja sudah melanggar peraturan lalu lintas.

Ketika melewati pertigaan, seorang polisi tiba - tiba meniup peluitnya seolah - olah memanggil pengendara motor yang tidak tertib tadi.
Polisi : "Pritttt./...prrrittt"(bunyi peluit pak polisi)
Pemuda bermotor:" Maap pak kami sudah bonceng tiga, bapak tidak bisa lagi menumpang" celetuknya..
"Sudah tahu tarik tiga, eh polisinya malah mau menumpang"

Kamis, 07 Mei 2009

Haruskah pemimpin punya "musuh"?

Seorang pemimpin idealnya punya pengikut. Atau dengan kata lain dia disukai banyak orang, tentu punya banyak teman, jaringannya luas. Biasanya segala gerak - geriknya akan menjadi pusat perhatian para pengikutnya.

Pemimpin yang saya pahami adalah pemimpin yang berjiwa pelayan. Artinya dua peran ini menyatu dalam diri seseorang. Namun hal yang paling ditonjolkan adalah jiwa pelayannya. Jadi dia menjadi pemimpin bukan semata untuk menjadi penguasa, jadi bos atau di segani oleh pengikut - pengikutnya. Pemimpin ada untuk melayani para pengikutnya tadi, bila ada masalah dia yang harus menyelesaikan, bukan malah menunjuk anak buahnya untuk mengerjakannya. Bila terperangkap dalam ruangan yang sedang kebakaran, dia yang harus menjadi orang terakhir yang keluar dari ruangan tersebut. Jadi bila mau menjadi pemimpin, tidak boleh main-main. Harus menjadi pelayan.

Namun saya melihat bila sebuah kepemimpinan telah dilakukan secara ideal, sesuai dengan gambaran yang saya uraikan diatas, timbul sebuah pertanyaan, haruskah pemimpin mempunyai musuh? Pertanyaan ini muncul karena saya melihat kondisi kepemimpinan bangsa ini. Dan tanpa sadar hal ini juga telah terjadi pada setiap organisasi. Akan ada muncul orang atau kelompok orang yang tidak senang dengan kepemimpinan kita. Walau sudah berlaku adil dan ideal, namun kelompok atau oknum yang kelak menjadi "musuh" pemimpin akan senantiasa ada. Saya melihat hal ini justru menjadi penghambat si pemimpin tadi bila ia berperan sebagai "musuh". Berbeda dengan orang yang melakukan kritik. Kritik juga bisa diberikan oleh teman atau pengikut si pemimpin tadi. Ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap pemimpinnya. Namun saya masih merenung, apakah setiap pemimpin memang wajib mempunyai musuh. Sama halnya seperti yang terjadi pada JK yang secara otomatis di "musuhi" oleh orang lain. Demikian juga kepemimpinan Yesus yang sudah ideal, namun masih juga dimusuhi oleh orang dan kelompok orang pada masa itu. Jadi sesungguhnya apakah pemimpin wajib mempunyai musuh??

Selasa, 05 Mei 2009

Hidup adalah perjalanan

Sejauh mana kita memahami arti kehidupan? Tentu sangat beragam jawabnya. Namun menurut saya hidup adalah sebuah perjalanan. Karena berupa perjalanan, maka sepanjang perjalanan akan banyak menemui hal - hal baru, baik berupa masalah maupun kesenangan yang membuat hati tersenyum. Kira - kita sampai dimana akhir dari perjalanan tersebut? Pertanyaan yang pas untuk membenarkan jawaban hidup sebagai perjalanan. The end of the journey adalah kehidupan kekal atau kematian. Tergantung bagaimana seseorang memanage kehidupan tersebut.

Dalam perjalanan maka kita sudah pasti akan menemui berbagai macam jenis jalanan. Ada jalan yang sangat lurus, bagus, ada juga jalan kecil, berlubang, banyak batu - batu atau bahkan persimpangan yang menimbulakan keraguan. Di jalan juga biasanya ada lampu jalan, ada rambu - rambu yang harus dipatuhi pemakai jalan. Terkadang ada juga jalan buntu sehingga kita butuh bertanya kepada orang lain bila rambu - rambu sudah tidak bisa lagi mengarahkan kita.

Dalam hidup jalan lurus dan lebar itu ibarat kita sedang mendapatkan sukacita, segala pekerjaan kita berhasil. Namun walaupun jalan tersebut lurus seperti jalan tol, kita harus tetap mematuhi rambu - rambu yang ada, berapa kecepatan maksimal yang boleh dan di jalur mana kita harus berjalan. Rambu - rambu tersebut berupa Firman Tuhan yang memberi banyak sekali petunjuk. Tentu di jalan besar kita sangat mudah mendapat lampu penerangan di jalan. Itu adalah sinar kasih Tuhan dan biasanya orang tanpa sadar telah diselamatkan karena kondisi jalan yang terang tadi. Sebaliknya jalan yang kecil, berliku, berlubang dan jalan yang rusak merupakan berbagai bentuk masalah yang akan ditemui dalam perjalanan hidup kita. Namun kondisi terburuk sekalipun tentu akan bisa kita lewati dengan memperlambat kendaraan kita, menggunakan kesabaran dan pengetahuan yang kita miliki dan tetap memperhatikan rambu - rambu Tuhan.

Ada kalanya juga kita harus memilih persimpangan mana yang harus kita ikuti. Bila suatu kelak persimpangan tersebut akan membawa kita ke jalan buntu, jangan segan untuk mundur sejenak dan kembali memilih persimpangan yang benar. Dalam hidup ada kalanya kita juga berhenti dan melangkah mundur untuk kemudian maju lebih jauh lagi. Sesungguhnya tidak ada kegagalan dalam hidup. Yang ada kesuksesan yang tertunda. Asalkan kita mau mundur dan mengalah sejenak. Namun kita tidak mungkin mundur selamanya. Kita tidak bisa kembali menjadi anak - anak lagi. Kita tidak bisa kembali ke titik awal kita berangkat. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Karena kemaren akan semakin jauh dan besok tidak akan pernah habis.

Itulah hidup. Dalam perjalanan kita akan menemukan banyak orang yang juga membantu kita untuk sampai pada tujuan akhir tadi. Tentu setiap orang ingin akhir perjalanannya adalah kehidupan yang kekal. Oleh sebab itu selalu manfaatkan rambu - rambu yang ada untuk menuntun kita agar tidak salah memilih jalan. Lanjutkan perjalanan hidup anda karena tujuan kita sudah jelas.

Jumat, 01 Mei 2009

Chemistry

Hmmm..kata chemistry saat ini merupakan kata yang cukup populer didunia pertemanan, bahkan merambah hingga dunia perpresidenan. Kata ini menggambarkan kedekatan, kecocokan dan kenyamanan dua individu dalam suatu "hubungan". Dalam dunia percintaan dua mahkluk kudu punya kemistri dulu, sehingga mereka bisa memutuskan untuk berpacaran. Jadi ada kecocokan, artinya setelah memalui proses tertentu, akhirnya perbedaan bisa diminimalisir sehingga yang dominan adalah persamaan dalam banyak aspek.

Tidak hanya di dunia hubungan anak manusia, dunia organisasi juga identik dengan chemistry. Ibarat sebuah mesin, setiap onderdilnya harus memiliki kesamaan. Maka semua akan berjalan dengan baik. Tidak ada hambatan yang berarti. Kita juga mendengar sangat sulit menemukan pasangan capres dan cawapres yang mempunyai chemistry. Ada kalanya susah menemukan dua orang pucuk pimpinan di republik ini yang mempunyai chemistry, sehingga bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Sebenarnya bukan hanya capres dan cawapres saja yang harus punya chemistry, namun kabinet yang akan terbentuk juga nantinya harus mempunyai chemistry satu sama lain. Sehingga segala permasalahan akan lebih mudah diatasi.

Setiap orang wajib membangun chemistry kepada siapa pun. Terlebih chemistry kepada Tuhan. Apakah kita cocok bersahabat dengan Tuhan. Sejauh mana kita paham akan kehendak-NYa, keinginan Tuhan. Dah satu hal yang sudah pasti, Tuhan sudah memberikan duluan keinginan kita, Dia sudah membangun chemistry-Nya pada saya, kepada kamu dan kepada setiap yang percaya kepada-Nya. Ini yang harus dibangun dan dipelihara. Hubungan yang baik kepada manusia terlebih kepada Tuhan.

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP