Senin, 30 Agustus 2010

Takut Kehilangan hari ini

Aktivitas kita sehari-hari berorientasi untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan. Kerja keras, usaha bahkan doa kita gunakan untuk mendapatkan hal-hal yang kita butuhkan. Kita menginginkan harta, jabatan, kekayaan, teman dan banyak lagi. Bahkan untuk mendapatkan hal-hal tersebut tak jarang kita melakukan segala macam cara yang dapat merugikan diri sendiri.

Setelah mendapatkannya jarang juga kita mau sekedar menikmati hasil jerih payah tersebut. Kita justru mencari hal baru yang lain. Sehingga tanpa sadar ada sesuatu yang sudah kita dapat sebelumnya hilang begitu saja. Banyak cara dilakukan orang untuk menjaga sesuatu yang sudah dia peroleh. Dia memperlakukan temannya dengan baik. Menyimpan hartanya di tempat aman. Menjaga nama baik dan popularitas dan lain sebaginya. Rasa takut kehilangan tersebut merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Namun dengan rasa takut berlebihan ditambah tuntutan untuk mendaptkan hal-hal baru lainnya membuat kita kehilangan energi banyak.

Rasa takut kehilangan seharusnya bukan hanya rasa takut kehilangan pada hal-hal yang kita peroleh secara aktif. Namun kita juga harus takut kehilangan sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma oleh yang diatas. Ya, saya percaya apapun yang kita peroleh hingga saat ini merupakan pemberian Tuhan semua. Namun ada beberapa hal yang sebenarnya diberikan kepada kita secara merata. Seperti udara, hari-hari baru, malam, siang dan lain-lain.

Hal ini yang kurang kita sadari. Seharusnya kita takut kehilangan hari ini. Hari ini ada limitnya dan bila hari berganti hari tersebut tidak akan bisa kembali. Hal ini yang menggugah saya untuk coba mengoptimalkan kegitan-kegiatan yang bermanfaat agar saya tidak merasa takut kehilangan hari yang sudah diberikan pada saya. Begitu juga dengan anda semua. Jangan pernah biarkan hari yang sudah kita peroleh berlalu begitu saja dari hadapan kita. Takutlah kehilangan hari ini, sebab hari ini itu merupakan anugrah. Bila hari ini sudah menjadi kemarin kita tidak akan bisa menemukannya kembali. Bila kita menanti besok dan berdiam hari ini, maka kita harus siap-siap sebab hari esok masih misteri dan belum tentu ada. Jangan mengejar besok dan menantikan hari kemarin, tetapi kejar dan nantikanlah hari ini dengan aktifitas yang baik. Sehingga kita bisa menambah perjalanan sejarah hidup ini dengan kisah-kisah yang indah.

Hari ini adalah anugrah, kemarin merupakan sejarah dan besok adalah misteri.

Rabu, 25 Agustus 2010

Minggu, 15 Agustus 2010

Beban Hidupku sungguh berat

Aku hidup sudah seperempat abad. Banyak sudah cerita suka dan duka yang bisa aku jadikan pengalaman indah mengarungi kehidupan ini. Beban hidup sepertinya harus bertambah seiring bertambahnya usia ini...
Aku mencoba menerima setiap keadaan dengan tulus dan ikhlas. Aq juga berusaha membawa setiap beban hidup ini dan menyerahkannya pada Tuhan.
Aku pernah berpikir bahwa beban terberat dalam hidup sudah pernah kulalui dan beban hidup yang lain kupikir akan lebih ringan.
Aku pikir beban hidup terberatku adalah saat aku kehilangan salah satu orang tua yang sangat kukasihi dan mengasihiku.
Aku juga berpikir kalau beban terberat lainnya adalah saat aku harus ditinggalkan wanita yang pernah aku cintai.
Kupikir beban terberat lainnya saat aku pergi merantau dan hidup madiri jauh dari keluarga dan rumah.
Kupikir lagi beban terberat itu menyelesaikan tugas akhir dikala aku bermasalah dengan seorang dosen dan aku harus menunggu 4 semester.2 tahun tanpa tujuan.
Pernah juga berpikir bahwa bebanku lepas saat baret berbentuk perisai dan salib itu dilepas dari kepalaku dan menyerahkan kepemimpinan kepada orang lain.
Kukira beban terberat itu saat aku berhasil menyelesaikan urusan birokrasi hingga ke depthumkam dan berhasil menyelesaikan masalah yang sudah 10 tahun itu.
Sempat juga berpikir kalau beban terberatku adalah saat aku berhasil lepas dari pihak berwajib hanya karena aku kenal seseorang petinggi di Mabes sana.
Ternyata semuanya itu belum ada apa-apanya. Kian hari aku merasa beban hidupku makin berat dan aku hampir tidak kuat menahannya. Aku tidak kuat lagi Tuhan.
Aku tidak kuat kalau harus dikhianati saudaraku itu.
Aku juga sangat tidak kuat kalau harus diduakan perempuan itu.
Aku tidak kuat dengan beban yang dikasih seniorku itu.
Aku tidak kuat harus diomongin negatif oleh sahabat2 ku itu.
Aku tidak kuat lagi menjalani semua ini.
Tolong lepaskan aku Tuhan dari belenggu kelemahan ini, dari semua beban yang berat ini. Aku tidak kuat lagi. Aku jenuh dan capek. Mohon lepaskan aku Tuhan. Aku memohon dengan kepala tertunduk kepadaMu. Bantu aku Tuhan untuk lepas dari kondisi terburukku ini. Aku mohon Tuhan:)

Jumat, 06 Agustus 2010

Kartu Kuning Kedua

Pernahkah anda mendapat peringatan? Mendapat peringatan itu merupakan hal yang baik. Asal kita komit untuk sadar dan mau introspeksi kesalahan yang kita buat. Bahkan warning juga bisa mencegah kita untuk berbuat salah dan melakukan pelanggaran. Namun peringatan yang saya maksud disini bukan untuk mencegah perbuatan salah kita, namun untuk memperlihatkan kesalahan yang telah diperbuat supaya kita tidak melakukan perbuatan tersebut kembali. Manusia itu dipenuhi dengan kebiasaaan, termasuk terbiasa mengulangi perbuatan salah yang yang sama.

Analoginya adalah seperti permainan sepak bola.Dalam permainan sepak bola para pemain yang melakukan pelanggaran ringan akan diberi kartu kuning oleh wasit. Bagi pemain yang terlalu sering mengoleksi kartu kuning tentulah pelatih tidak berkenan lagi untuk menurunkan pemain tersebut dalam pertandingan berikutnya. Kartu kuning tersebut fungsinya untuk mengingatkan pemain kalau mereka telah melanggar sesuatu, mereka membuat sebuah kesalahan. Karena sifatnya masih "ringan" maka diberi kartu kuning. Namun bila kesalahan tersebut berulang dilakukan, maka pada kartu kuning kedua pemain akan dikeluarkan (kartu merah).

Mungkin tanpa sadar kita sebenarnya sudah memegang kartu kuning kedua tersebut. Kesalahan yang diperbuat itu-itu saja dan selalu jatuh ke dalam dosa yang sama. Hal ini yang dapat menghambat laju perjalanan hidup ini. Hal yang membuat hidup saya stagnan seolah enggan berpindah ordinat dari y negatif ke y positif. Saya bingung mengapa kartu kuning kedua ini terlalu lama saya sadari. Saya terlalu nyaman untuk menyimpannya tanpa mau berusaha untuk mengubah perbainan hidup saya yang lebih baik.

Saat kita sadar akan ada kartu kuning ini, saat ini pula kesempatan diberikan untuk kita keluar sejenak dan free pada sebuah pertandingan. Kita coba refleksi dan evaluasi diri akan kesalahan tersebut. Kesalahan yang menahan kita diposisi kegagalan. Setelah absen dalam sebuah pertandingan maka berusahalah untuk menunjukkan performa yang lebih baik lagi. Ingat saja bahwa batas waktu permainan hidup ini akan tiba pada saatnya nanti. Namun alangkah baiknya kita menyudahi permainan di ujung batas waktu ketimbang di tengah karir kehidupan yang tidak seberapa ini. Selamat berjuang dzm.


Foto Kebakaran

Yang punya kamar sedang melihat nasib kamarnya
Kami coba cari barang2 yang masih tersisa dengan percakapan :
dzm : "Ini masih kw pake gk yen??"
yyn : "Mana bisa lagi itu brur"
Ternyata ada Alkitab gk terbakar.Cuma covernnya yang rusak. Muzizat yah!!
yyn : Disini bekas lemariku:)
dzm : Ooo
Ah, gak ada yang tersisa selain nafas yang sedikit itu. Masih untung di tengah-tengah kerugian, walau menambah beban penderitaan buat teman kita yang satu itu.

Bandung, 3 Agustus 2010

Jangan Korupsi ya

Kamis, 05 Agustus 2010

Suka duka silih berganti

Saya tidak terlalu paham sampai di mana daya tahan seseorang untuk selalu diberi beban penderitaan. Saya juga yakin seseorang punya batasan kepuasan, walau banyak orang mengatakan manusia tidak akan ada puasnya dengan sesuatu (kebahaiaan:red) yang sudah diraihnya.

Kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan rahasia Ilahi yang hanya dimengerti oleh Tuhan dan manusia yang mengalami proses kehidupannya masing-masing. Artinya seseorang pada saatnya nanti pasti akan dibukkan rahasia Tuhan atas perjalanan kehidupannya. Rahasia Ilahi tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk suka (keberuntungan) dan duku(bencana). Mungkin ada benarnya juga setiap manusia diciptakan berdasarkan jenis nasibnya masing-masing.

Dengan peristiwa kebakaran tanggal 2 Agustus lalu saya menjadi lebih yakin sampai saat ini Tuhan belum ada embargo kasih Tuhan pada anak-anaknya. Sepahit apapun kejadiaan seperti yang dialami teman kami satu kost yang kamarnya habis terbakar, saya masih percaya ada perlindungan dan curahan kasih Tuhan, walaupun Tuhan campur tangan terhadap penderitaan/musibah yang dialaminya. Si teman tersebut masih bisa bersyukur saat kejadian dia sedang tidak di rumah. Seandainya dia di rumah pasti dia ketiduran dan mungkin tidak akan selamat dari peristiwa kebakaran tersebut. Walau masih sulit menerima penderitaan tersebut, setidaknya saya dan 6 teman yang lain masih bisa bersyukur tidak ada korban jiwa atau pun luka-luka.

Kami akan rugi besar bila tidak bisa menjadikan musibah ini menjadi pelajaran dalam hidup. Pengalaman yang indah (precious experience). Semua tetangga sigap membantu dan sekarang lebih ramah sama kami. Kami juga akan lebih rugi lagi bila tidak bisa memahami maksud Tuhan bahwa musibah ini adalah peringatan bagi kami yang sering malas-malasan. Selalu tidur:P.

Desngan musibah ini kami akan lebih mengerti arti sukacita(keberuntungan) yang akan kami terima kelak.

Saya juga melihat sangat banyak orang yang memanfaatkan kesempatan yang diberi Tuhan untuk menolong kami. Sungguh kesempatan yang seharusnya menjadi kerinduan kami. Kerinduan untuk menolong sesama terutama mereka yang sedang susah dan menderita. Habis gelap terbilah terang. Semoga penderitaan ini segera berlalu dan berganti menjadi sukacita yang indah dari Tuhan.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!.Yeremia 17:7


Selasa, 03 Agustus 2010

Kost kami kebakaran

Senin, 2 Agustus 2010 pukul 17.00 saya tiba2 dijemput dari kantor ykkm karena rumah kami terbakar. Sial, ntah apa yang menjadi kesalahan kami sehingga bencana ini datang.
Tengah malam saat saya tulis blog ini berita kebakarannya sudah ada di beberapa media online seperti detik , ANTARA dan pikiran rakyat.
Kami tinggal ber tujuh di rumah yang memiliki 6 kamar tersebut. Dan saat kejadian yang ada di rumah hanya teman saya dan istrinya. Saat saya pulang saya langsung menyelamatkan surat-surat berharga milik saya dan beberapa surat sangat penting dan puji Tuhan tidak ada korban jiwa.
Teman saya yang kamarnya habis baru nyampe kost sekitar jam 22.00 WIB setelah pulang dari lab, kemudaian yang satunya lagi pulang pukul 23.30 WIB. Dua orang teman saya sekarang hanya memiliki pakaian yang melekat di badan. Semua ludes terbakar sama api. Saya sangat kasian dengan teman tersebut apalagi sekarang dia sedang menghadapi masa akhir studi di kampus yang akan diputuskan besok tanggal 4 Agustus 2010.
Semoga bencana ini memberi hikmah dan tahan uji buat kedua teman tersebut. Dan saya bersyukur karena rumah-rumah sekitar juga tidak ikut terbakar. Namun penyebabnya saya masih kurang yakin karena korsleting arus listrik. Kami akan coba memeriksa kira-kira apa penyebabnya.

Senin, 02 Agustus 2010

Special one.

Saia sekarang kehadiran seperti dia lagi;)
Masa lalu itu seolah hadir di masa sekarang dengan alur cerita yang sama walau aktor dan aktris nya berbeda.
Saia melihat dia sebaik Ibu Theresa, selembut Lady Diana, seayu si Ayu (siapa pulak ini)
Matanya sesayu Ardhia Pramesti Regita Cahyani (rugi kalau gak kenal:P), suaranya semerdu Nafa Urbach, penampilannya seperti Ibu Kartini.
Benar-benar sempurna ciptaanMu ya Tuhan. Thx for all:)
Siapa dia??

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP