Kamis, 29 Mei 2008

LPJ BPC GMKI Bandung 2007-2008

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BADAN PENGURUS CABANG
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
CABANG BANDUNG MASA BAKTI 2007-2008

I. PENDAHULUAN

Damai di bumi, sukacita di surga, segala kemuliaan, pujian dan ucapan syukur marilah kita panjatkan kepada Sang Kepala Gerakan, Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya kepada kita hingga pada saat ini. Dia yang telah memulai tebentuknya gerakan ini, menyertai dan memimpin jalannya roda organisasi sehingga terselenggaranya acara Konperensi Cabang XXXIII di salah satu ruangan di Wisma Kinderdorf Lembang saat ini. Dengan segala kerendahan hati dengan penuh rasa tulus, marilah kita mengucapkan syukur kepada Sang Kepala Gerakan Tuhan Yesus Kristus yang telah memampukan dan melayakkan pergerakan ini tetap eksis ditengah – tengah medan pelayanannya yaitu altar pelayanan Gereja, altar pelayanan Perguruan Tinggi maupun altar pelayanan Masyarakat. Dengan senantiasa mengandalkan Tuhan Yesus Kristus, akhirnya berbagai rintangan, hambatan, kesulitan, tantangan serta pergumulan dalam pelayanan ini dapat kita lalui bersama. Prestasi, sukacita, kebahagiaan, berkat serta kasihNya kepada kita juga selayaknya menjadi motivasi awal bagi civitas gerakan ini untuk lebih meningkatkan lagi kuantitas maupun kualitas pelayanan kita terhadap sesama untuk masa – masa yang akan datang dimanapun kita berada.

Forum Konperensi Cabang yang kami muliakan...

Setahun sudah kami BPC 2007-2008 ”menggembalakan” GMKI cabang Bandung, dan dengan rendah hati kami Badan Pengurus Cabang GMKI Badung Masa Bakti 2007 – 2008 selaku pemegang mandat Konperensi Cabang XXXII mencoba menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kami untuk di evaluasi pada forum Konpercab XXXIII yang kami muliakan ini. Melalui forum konpecab ini, mandat yang telah kami jalankan selama ini, yang merupakan beban struktural BPC GMKI Bandung masa bakti 2007-2008 bisa dilakukan penilaian secara kualitatif dan menjadikannya sebagai dokumentasi organisasi khususnya cabang Bandung dan/atau menjadi bahan rekomendasi didalam Konperensi Cabang ini (ART Pasal 5 ayat 2 (a) [1].

Majelis Ketua dan para peserta Konperensi Cabang yang kami muliakan,

Terimakasih saya ucapkan buat alokasi waktu, pemikiran dan kesediaan saudara/i untuk hadir dalam forum Konpercab XXXIII ini yang akan membahas evaluasi program kerja BPC setahun kemarin, dan rekomendasi dan arahan kita terhadap GMKI Bandung untuk periode berikutnya. Sebagai tujuan awal dari diciptakannya gerakan ini adalah, supaya kita sebagai gerakan kader, gerakan pemikir dan gerakan moral (implementatif dan konseptor) yang merupakan identitas pergerakan ini sudah selayaknyalah kita melakukan penilaian yang bersifat objektif, kritis, substantif, positif, konstruktif serta komprehensif agar grafik perubahan GMKI ke arah yang lebih baik lebih bersifat kuadratik bahkan eksponensial. Karena perubahan dunia saat ini sudah sangat cepat dan memerlukan dimensi waktu terkecil. Oleh sebab itu, GMKI harus sangat peka dan selalu siap terhadap tuntutan perubahan dunia ini. Lebih lanjut, dalam persfektif Kristiani, Persekutuan satu tubuh, kami selaku Badan Pengurus Cabang tentu tidak luput dari segala kelemahan dan keterbatasan bahkan kelalaian kami dalam menjalankan mandat tersebut, agar dibukakan pintu maaf atas keterbatasan kami tersebut. Biarlah segala keberhasilan menjadi milik dan kebanggaan organisasi ini, dan segala kekurangan menjadi tanggungjawab kami selaku Badan Pengurus Cabang maupun secara pribadi.

Forum Konperensi Cabang yang kami hormati,

Tak lupa, pada kesempatan yang sangat strategis ini, kami segenap Badan Pengurus Cabang mengucapkan terima kasih kepada Abang dan Kakak, senior members/friends, YKKM, Pengurus Pusat GMKI periode 2006 – 2008, BPC GMKI Bandung masa bakti 2006-2007, Pengurus Komisariat (Unpad, ITB, STHB, STIKI), GMKI wilayah 3 serta semua pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang telah mendukung, membantu dan mendampingi kami selama menjalankan mandat yang kami terima. Pada kesempatan ini juga, kami Badan Pengurus Cabang GMKI Bandung masa Bakti 2007-2008, mengucapakan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Bandung dan Jawa Barat, Gereja maupun lembaga – lembaga Kristen, Perguruan Tinggi yang ada di Bandung dan organisasi intra kampus, Pemda Jabar, Pemkot Bandung, DPRD Tk I dan DPRD Tk II, FKPI, dan OKP lainnya. Semoga kerjasama selama ini tetap berkesinambungan untuk generesi selanjutnya demi terwujudnya perjuangan dan cita – cita bersama untuk bangsa Indonesia yang lebih baik.

Forum Konperensi cabang yang kami hormati,

Untuk itu semua terimalah karya kecil kami, Badan Pengurus Cabang Masa Bakti 2007-2008 yang hanya kami persembahkan kepada Sang Kepala Gerakan Tuhan Yesus Krisus melalui wadah GMKI cabang Bandung.

II. GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI

A. Tema dan Sub-Tema

Badan Pengurus Cabang Masa Bakti 2007 – 2008 dalam menjalankan roda organisasi berdasarkan mandatnya yang diterima pada Konperensi Cabang XXXII GMKI Bandung yang menjiwai tema hasil Kongres XXX di Kupang November tahun 2006 yang tela menetapkan Tema ”BANGKITLAH MENJADI TARUK BAGI BANGSA” (Yesaya 11 : 1-10) dengan Sub Tema : ”Menguatkan solidaritas kemanusiaan dan memperjuangkan demokrasi substansial menuju Persatuan Indonesia yang berkeadilan dan bermartabat”.

Tema dan Sub-Tema yang tentunya sudah menjadi refleksi bagi kita bersama akan arti pentingnya kehadiran GMKI di tiga medan pelayananya sebagai garam dan terang dunia.Tentu seruan Tema sebagai landasan filosofis, menjadi cambuk bagi kita bersama untuk lebih peka terhadap realitas dan pergumlan yang ada.

B. Arah dan Strategi dan Kebijakan Umum Cabang (ASKUC)

ASKUC masih merupakan turunan dari hasil – hasil Kongres XXX dan Konpercab XXXII GMKI Bandung, yang berakar dan berlandaskan kepada :
  1. The important one : Alkitab (Yoh 17 : 21)
  2. Hasil Kongres ke XXX
  3. Visi dan Misi Organisasi (AD/ART GMKI Pasal 3)
  4. GBPKUC dan Pokok – Pokok Pikiran Konfercab XXXII
  • Yoh17:21 (supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku). “Ut Omnt Unum Sint” sebagai tujuan utama dari GMKI di dunia ini. Oleh sebab itu semua perselisihan, perpecahan, sifat – sifat duniawi (individualisme, materialistis, hedonisme) harus direduksi bahkan harus dihilangkan dari setiap pribadi kita masing – masing.
  • Berdasarkan hasil Kongres XXX GMKI, maka ada dua hal pokok yang harus GMKI jalankan yaitu konsolidasi organisasi melalui pemahaman konstitusi dan implementasi GMKI di Trimatranya dengan arahan tema ”Bangkitlah, Menjadi Taruk Bagi Bangsa” (Yes 11 :1-10). Dari terminologi ”bangkitlah” maka kita dapat menginterpretasikan bahwa saai ini GMKI dalam posisi tidur/terjatuh/tersandung, sehingga seruan untuk bangkit datang kepada kita sebagai operator/eksekutor utama organisasi ini. Hal lain adalah implementasi PDSPK 2006.
  • GMKI merupakan sebuah Inkopnito ”Gereja Yang Tersamar”. Untuk itu tugas dan pelayanan GMKI sangat dekat dengan tugas dan pelayanan Gereja pada umumnya. Hal ini seharusnya menjadi motivasi pokok perjalanan GMKI yaitu ”kesadaran terhadap lingkungan dan panggilan Tuhan Yesus Kristus”. Adapun elemen – element yang menjadi ciri khas pergerakan ini sudah termaktub dalam nama GMKI. Untuk itu sudah selayaknya kita memberikan porsi yang sama terhadap kemahasiswaan, Gereja dan ke-Indonesia-an melalui dinamika yang konstruktif terhadap organisasi ini. Namun, belakangan ini kontribusi kita di Gereja dan kemahasiswaan dirasa sangat kurang, terlebih Gereja. Oleh sebab itu marilah kita mencoba membangkitkan kembali fungsi GMKI sebagai ”Gereja Yang Tersamar”.
  • Dari GBPKUC dan Pokpir :
  1. Konsolidasi Internal melalui Pemahaman Konstitusi Organisasi, Peningkatan Kualitas Kader dengan SPK yang baru (melibatkan komisariat), dan peningkatan komunikasi antara BPC, Anggota dan Senior.
  2. Penguatan dan Pemberdayaan Komisariat dan Lembaga Bentukan terutama dalam penambahan jumlah anggota.
  3. Peningkatan konsolodasi dengan Gereja dan Organisasi Gerejawi.

i. Strategi Pelaksanaan

Dari arahan tersebut, maka berikut arahan implementasi pada setiap bidang melalui progam – program Badan Pengurus Cabang Masa Bakti 2007-2008 dengan senantiasa menganut prinsip efektifitas dan efisiensi.

Untuk pencapaian yang optimum, maka periode ini bersifat melanjutkan dan memperbaiki hal – hal yang ada pada periode – periode sebelumnya. Sehingga bila kita lihat secara teliti, hampir tidak ada terobosan baru yang kami lakukan. Bahkan tanpa sepengetahuan kami juga (tidak dimandatkan), karena beban moral yang tinggi terhadap Yayasan Kristen untuk Kesejahteraan Mahasiswa, maka kami melanjutkan proses legalisasi YKKM dan regenerasi kepengurusan dari dua periode sebelumnya yang sempat terhenti. Dan secara umum proses – proses konsolidasi organisasi dan perbaikan – perbaikan citra internal GMKI Bandung terus dilakukan sepanjang kepengurusan.

Berdasakan penjabaran kami terhadap hasil – hasil Konpercab XXXII di Sidang Pleno I Badan Penguus Cabang Masa Bakti 2007-2008 dan berdasarkan masukan dari potensi cabang maka berikut diuraikan strategi pengimplementasian hasil – hasil Konpecab tesebut.

Triwulan I (Mei – Juli 2007) : Konsolidasi Organisasi

Kebijakan konsolidasi organisasi diarahkan untuk meningkatkan rasa percaya diri pengurus maupun anggota. Masa ini dilakukan mulai dari persiapan pleno, pelaksanaan pleno hingga hingga strategi organisasi dalam 3 bulan pertama. Target Utama tahap ini adalah membangun koordinasi antar BPC, komunikasi dengan anggota biasa, dan pemetaan potensi organisasi.

a. Bidang Organisasi

  1. Pendataan Aset – aset Cabang maupun peremajaan, penambahan, dan pemeliharaan inventaris cabang sebagai daya tarik potensi cabang maupun calon anggota serta sarana untuk menciptakan ”comfort zone” di cabang.
  2. Menjalin dan mempererat komunikasi antar BPC, PK, anggota dan senior dengan memberdayakan sarana komunikasi : Friendster, Maling List, e-mail cabang, website maupun dengan silaturahmi langsung dengan senior yang bisa dijangkau.
  3. Pemetaan potensi komisariat melalui penjalinan komunikasi BPC dengan Pengurus Komisariat sehingga terjadi keseimbangan (sinkronisasi) kerjasama terutama dalam melakukan proses kaderisasi dan kerohanian.
  4. Mengarahkan Komisariat untuk melakukan proses maper sebagai sarana untuk menambah jumlah anggota yang selanjutkan anggota tersebut disahkan oleh BPC.

b. Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian

  1. Penambahan anggota dan menciptakan suasana ”cabang sebagai rumah kedua” sehingga aggota tetap bertahan di komisariat maupun di cabang.
  2. Penguatan dan pemberdayaan sel minat dan lembaga bentukan.
  3. Pelaksanaan PA dan berbagai kebaktian yang inovatif dengan menghadirkan pendeta maupun kelompok – kelompok pelayanan dari berbagai denominasi Gereja.
  4. Melakukan Kebaktian Padang maupun ibadah bersama Senior dengan bekerjasama dengan Komisariat.
  5. Melakuan penyusunan schedule maupun bahan – bahan PA secara sistematis.

c. Bidang Aksi dan Pelayanan

  1. Pengadaan Pendeta Mahasiswa atau pembimbing rohani GMKI.
  2. Membuat suatu wadah untuk menumbuhkan minat potensi cabang untuk menulis pendapatnya di media sebagai sikap GMKI terhadap medan pelayanan.
  3. Mempersiapkan vocal group maupun kelompok Paduan Suara GMKI.
  4. Menjalin hubungan dengan PMK maupun KMK perguruan Tinggi.

Triwulan II (Agustus - November 2007) : Penguatan dan Pemberdayaan Potensi Organisasi

Penguatan diarahkan untuk mendorong adanya keselarasan dalam menjalankan program dan kebijakan organisasi. Penguatan diprioritaskan dalam pemahaman nilai-nilai organisasi terhadap BPC dan anggota serta penambahan jumlah kader untuk kelangsungan roda organisasi. Pemberdayaan ditujukan kepada Lembaga Bentukan, sel minat dan Komisariat untuk memaksimalkan kinerja organisasi. Sasaran yang hendak dicapai:

Bidang Organisasi

  1. Sosialisasi perangkat dan mekanisme organisasi
  2. Mendorong kreatifitas anggota
  3. Konsolidasi organisasi secara progressif
  4. Melakukan up-date data – data aggota, senior, Gereja, OKP, Ormas dan Perguruan Tinggi.
  5. Meningkatkan komunikasi di sesama civitas GMKI Bandung
  6. Melakukan usaha-usaha pemberdayaan terhadap komisariat

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian

  1. Menambah jumlah anggota sebagai sumber daya organisasi
  2. Peningkatan pemahaman tentang Alkitab
  3. Memaksimalkan fungsi pendeta mahasiswa atau pembmbing rohani sebagai konselor kerohanian
  4. Penguatan Lembaga Bentukan dan sel minat
  5. Memberikan reward kepada kader yang berhasil pada studinya ataupun yanng mengambil peran – peran struktural di cabang seperti Pengurus Komisaiat dan Lembaga Bentukan.

Bidang Aksi dan Pelayanan

a. Bersama-sama dengan FKPI dan kelompok OKP lainnya yang tergabung dalam AKUR (Aliansi Kerukunan Umat Beragama) dalam menuyarakan pluralisme

b. Mengikuti dan mengawal jalannya proses demokrasi di KNPI Jawa Barat dan menyuarakan agar KNPI ke depannya tidak monoagamis seperti yang selama ini tejadi.

c. Melakukan kerjasama terhadap Gereja dan lembaga gereja

d. Pendampingan terhadap masyarakat dan advokasi

Triwulan III (Desember 2007 – Maret 2008) : Peningkatan Kualitas Kader dengan Pemberdayaan Internal Organisasi

Tahap ini memprioritaskan peningkatan kualitas dan pembentukan kader yang terlatih dan berkompetensi baik dari sisi kepemimpinan serta kerohanian. Mengadakan peningkatan terhadap semangat dan loyalitas BPC serta anggota. Mengadakan konsolidasi di tingkat komisariat dan mendorong kreatifitas dan aktualisasi anggota dalam beraktifitas di cabang. Sasaran yang hendak dicapai:

Bidang Organisasi

  1. Melakukan up-date data-data anggota,senior, OKP, ORMAS, Gereja dan Perguruan Tinggi.
  2. Penambahan dan pemeliharaan asset-aset Cabang
  3. Menjalin komunikasi yang lebih intens kepada anggota dan anggota luar biasa.
  4. Perayaan DIES NATALIS GMKI ke 58

Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian

  1. Pembinaaan dan pelatihan anggota
  2. Memaksimalkan fungsi pendeta mahasiswa atau pembimbing rohani sebagai konselor kerohanian.
  3. Pengaplikasian PDSPK 2006 maupun SPK GMKI Bandung 2007 dengan cara – cara yang inovatif
  4. Pendelegasian kader
  5. Perayaan Natal 2007
  6. Pemberdayaan Gereja dan Lembaga Kristen untuk mensosialisasikan exsistensi GMKI sebagai ’Gereja Yang Tersamar’ dengan cara ikut terlibat didalam kepanitiaan yang diselenggarakan Gereja maupun Lembaga Kristen tersebut.

Bidang Aksi dan Pelayanan

  1. Menyikapi isu-isu aktual
  2. Penguatan dan konsolidasi Komisariat
  3. Mengikuti dan mengawal jalannya proses demokrasi di KNPI Kota Bandung dan menyuarakan agar KNPI ke depannya tidak monoagamis seperti yang selama ini tejadi
  4. Terus menjalin hubungan dengan gereja dan perguruan tinggi

Triwulan IV (April 2008 – Mei 2008) Konsolidasi Organisasi yang lebih Proggressif

Konsolidasi pada tahap ini lebih pada menjaga “ritme” organisasi agar tetap terarah dan melakukan evaluasi kerja program maupun kebijakan organisasi. Melakukan persiapan regenerasi dan perubahan organisasi sebagai prioritas utama untuk meningkatkan lagi periodeisasi 1 (tahun) di GMKI Cabang Bandung. Dan konsolidasi terhadap posisi komisariat sebagai pondasi dan perpanjangan tangan cabang dalam proses pengkaderan. Sasaran yang hendak dicapai:

Bidang organisasi

  1. Pendataan asset-asset cabang
  2. Usulan perubahan statuta Cabang dari anggota
  3. Mengusahakan perpanjangan wadah komunikasi yang lebih efektif (website)
  4. Persiapan Suksesi Kepemimpinan GMKI Cabang Bandung

Bidang Pendidikan Kader dan kerohanian

  1. Pengaplikasian PDSPK 2006 maupun SPK GMKI Bandung 2007 dengan cara – cara yang inovatif
  2. Mempersiapkan Konferensi Studi Lokal dan Konferensi Cabang
  3. Perayaan Paskah 2008

Bidang Aksi dan Pelayanan

  1. Melakukan konsolidasi bersama Aliansi Kerukunan Umat beragama (AKUR) tentang Pilgub maupun Ahmadyah
  2. Ikut dalam pesta demokrasi di tingkat Jawa Barat dengan membuat diskusi antar Tim Sukses Calon Gubernur.
  3. Tetap pada jalur untuk menyuarakan suara rakyat.
  4. Menyikapi isu – isu aktual

Bidang Keuangan (Sepanjang kepengurusan)

Hasil konpercab tentang kebijakan keuangan GMKI sudah sangat jelas yaitu dengan mengoptimalkan dana mandiri BPC jauh lebih besar dari pada dana yang berasal senior. Melihat kreatifitas potensi anggota misal dalam hal pembuatan suatu produk sebagai nilai jual GMKI Bandung diluar.

  1. Mengelola dan memanfaatkan potensi yang kita miliki untuk memenuhi dana cabang.
  2. Menjadi interpreneur maupun even organizier.
  3. Mengatur arus masuk dan keluar keuangan cabang.

ii. Strategi Pengorganisasian

Seluruh kebijakan organisasi dilaksanakan oleh dua komponen, yaitu :

1. Badan Pengurus Cabang

1.1 Badan Pengurus Cabang lebih diarahkan sebagai perencana, penggerak, pengkoordinasi dan pengaturan dalam tatara konsep;

1.2 Seluruh program yang dilaksanakan oleh BPC diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu :

a. Kepanitiaan

Mekanisme pembentukan kepanitiaan dan pelaporan hasil kerja sebagai berikut :

a.1 Kepanitiaan dibentuk terlebih dahulu mengadakan pendekatan secara personal kepada orang-perorangan yang dituju, untuk kemudian diusulkan pada rapat BPC untuk mendapatkan keputusan rapat BPC.

a.2 Membentuk Steering Committee sebagai perancang konsep kegiatan dan Organizing Committee sebagai pelaksana konsep kegiatan dari Steering Committee.

a.3 Surat Keputusan diterbitkan dengan tetap memperhatikan kelancaran pelaksanaan program tersebut.

a.4 Kepengurusan tersebut setelah melaksanakan program sesuai dengan arahan dari Badan Pengurus Cabang, melaporkan hasil kinerjanya secara khomprehensif di depan Rapat BPC, yang selanjutnya menyerahkan laporannya yang telah diperbaiki kepada Departemen Penataan Organisasi.

b. Tim Kerja

a.1 Pembentukan Tim Kerja bersangkutan dikoordinasikan oleh departemen yang bersangkutan dan teknis secara operasional langsung ditangani oleh departemen yang bersangkutan.

b.2 idem a.3

b.3 idem a.4

Pelaksanaan program rutin dan pelaporan adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan program rutin dikoordinasikan oleh bidang terkait dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh departemen bersangkutan dan dilaporkan selanjutnya kepada Sekretaris Cabang selaku penaggungjawab program.

c. Lembaga Bentukan dan Sel Minat

Status dan kewenangan dari lembaga bentukan serta sel minat ditentukan di dalam rapat Badan Pengurus Cabang GMKI Bandung. Disesuaikan dengan tugas dan fungsi di setiap departemen yang bersangkutan.

c.1 Sel minat di berdayakan oleh Departemen Kader sesuai dengan masukan dan usul dari anggota.

c.2 Lembaga bentukan diarahkan dan diberdayakan oleh Departemen bersangkutan serta membuat petunjuk pelaksana setiap lembaga bentukan yang disesuaikan dengan petunjuk pelaksana GMKI Cabang Bandung dan kebutuhan dari Departemen yang membawahi lembaga bentukan.

c.3 Untuk Lembaga Bentukan idem a.3

c.4 Untuk Lembaga Bentukan idem a.4

2. Komisariat

Komisariat menjadi wadah kebijakan cabang dalam:

a. Komisariat diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin dan mensinergiskan kegiatan dengan kegiatan BPC

b. BPC melakukan desentralisasi program terhadap program yang dianggap dapat dan bisa dilakukan oleh komisariat

c. Menjadi mitra BPC dalam melakukan proses komunikasi kebijakan terhadap anggota

iii. Strategi Koordinasi dan Evaluasi

Untuk mencapai hasil yang optimum, penerapan sistem koordinasi yang baik demi terciptanya keselarasan program masing-masing bidang yang bertujuan untuk menyatukan langkah pergerakan yang sejalan, maka diperlukan sistem evaluasi yang terencana dan kontiniu, hal ini dilaksanakan dengan prinsip efektifitas dan efisiensi, urgenitas dan rasionalitas.

A. Perjalanan Umum Organisasi

Periodisasi setahun untuk yang ketiga kalinya di cabang Bandung, setelah perubahan masa kepengurusan 2 tahun menjadi satu tahun tampaknya sudah menuju arah yang lebih baik Namun poroses adaptasi yang intens terhadap periodisasi satu tahun ini masih harus lebih ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman anggota maupun pengurus terhadap substansi organisasi, terbatasnya kader – kader yang militan dan mempunyai loyalitas terhadap GMKI serta sikap pragmatis yang timbul yang berimplikasi terhadap menurunnya minat anggota tehadap “proses kaderisasi” di cabang. Keengganan sebagian besar “anggota baru” untuk terlibat sebagai eksekutor dalam kepanitiaan yang menanggap bahwa orang GMKI hanya sebatas konseptor, jadi tidak terlebih dahulu menjadi aktor/eksekutor dari sistem kaderisasi yang ada, yang kemudian setelah selesai baru naik ke level konseptor hingga sebagai pelopor sebagaimana tujuan awal gerakan ini dibentuk.

Belum maksimalnya peran beberapa Steering Committee pada kepanitiaan membuat BPC harus secara lansung turun tangan untuk mengarahkan dan mendorong kinerja kepanitiaan. Adanya pemahaman yang beragam tentang posisi komisariat di anggota membuat hubungan BPC dengan komisariat belum maksimal. Fungsi dan peran Komisariat belum dapat dijalankan, dikarenakan adanya proses pemahaman yang belum selesai di BPC, Pengurus Komisariat dan anggota.

GMKI Cabang Bandung terus mebenahi diri dalam memperbaiki citranya di tataran GMKI nasional serta membangun hubungan dengan Cabang-cabang lain seluruh Indonesia khususnya fokus pada wilayah 3 (tiga) yakni GMKI Cabang Jakarta, Sumedang, dan Bogor (GMKI Cabang Depok masih dalam pergumulan untuk tetap eksis). Kita menghadiri Pertemuan antar cabang, Retreat Nasional dan Workshop Kebansaan yang dilakukan oleh Penguus Pusat masa bakti 2006-2008 yang bertujuan untuk konsolidasi organisasi dan pemetaan pergumulan di 3 medan pelayaannya dan terahkir Konsultasi Wilayah III di Bandung yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan tingkat lokal maupun nasional melalui pemaparan cabang-cabang.

Pada periode yang kita sebut ‘periode stretegis” karena banyaknya proses – proses suksesi yang dilakukan, seperti pilgub, KNPI Jabar, KNPI Kota, GAMKI, Sidang MPL PGIW Jawa Barat, GMKI Cabang Bandung mendapat kesempatan untuk menunjukkan eksistensinya, dan banyak pengalaman yang menarik yang sudah dirasakan oleh sebagian besar potensi cabang yang kebetulan ikut dalam moment – moment tersebut. Alokasi kader – kader GMKI ke level organisasi yang lebih tinggi seperti KNPI juga belum makimal memberkan feedbacknya terhadap cabang. Hal ini karena pintu – pintu birokrasi masih saja tertutup yang diakibatkan belum terlaksananya peran – peran kader GMKI secara maksimal. Hubungan dengan OKP lain kita terus coba galakkan dan dibina. Memang kita akui, peran kita belum maksimal di perguruan tinggi dan gereja karena fokus Cabang masih terus berkutat di internal. Ini mungkin menjadi suatu bahan diskursus pada KONPERCAB tahun ini untuk merumuskan strategi peran dan fungsi GMKI Cabang Bandung di 3 (tiga) medan pelayanannya satu tahun mendatang. Kita tidak dapat menutup mata lagi terhadap kurang maksimalnya pergerakan GMKI Bandung di tingkat lokal.

B. Evaluasi Organisasi

I. Bidang Organisasi

Bidang Organisasi meruakan bidang yang bertanggungjawab atas pengelolaan sumber daya organisasi. Peninkatan pemahaman konstitsi merupakan sasaran utama pada bidang ini. Segala upaya – upaya yang inovatif telah dilakukan untuk mencapai sasaran ini. Namun apalah daya bila “cinta” bertepuk sebelah tangan. Masih terdapat beberapa kekrangan dalam hal pencapaian pemahaman organisasi maupun pemberdayaan lembaga bentukan maupun sel minat. Pemeliharaan hubungan antara BPC, angota melalui komunikasi merupakan fondasi utama agar orgaisasi ini bisa berjalan dengan baik dimana anggota merupakan potensi organisasi yang paling penting. Melalui komunikasi ini diharapakan akan tercipta rasa persauaraan dan meningkatna rasa “sense of belonging” terhadap GMKI. Komisariat merupakan alat pembinaan dan pelayanan yang membantu Badan Pengurus Cabang (Pasal 7 : (1) Peraturan Organisasi. Era komisariat sudah saatnya lebih mendinamisasi GMKI untuk lebih meningkakan pelayanan kita bersama.

Di Bidang Organisasi Komunikasi dan Keanggotaan, pemahaman organisasi hanya terbatas pada pengurus komisariat. Belum semua komisariat mentransformasikan pemahaman organisasi hingga ke level anggota. Kurang maksimalnya pemanfaatan mading cabang dan antusiasnya anggota terhadap wadah friendster serta Buku Komunikasi. Pemberdayaan dan pemanfaatan media komunikasi juga dirasa masih belum maksimal sehingga proses dinamisasi organisasi melalui buku komunikasi online maupun buku komunikasi di cabang. Isi Buku Komunikasi masih lebih banyak tentang hal-hal subjektif dan kurang pada tempatnya. Kurang terciptanya rasa saling kebersamaan. Kebersamaan ini akan melahirkan sebuah rasa solidaritas dan solidaritas yang bertanggungjawab akan mempererat hubungan di sesama civitas anggota GMKI Cabang Bandung. Banyak kegiatan yang bersifat menyenangkan dan anggota yang mengikutinya sangat terbatas. Perlu ada inovasi baru dalam hal ini.

Di Bidang Komisariat, proses pendampingan komisariat dirasa belumn maksimal. Peran pendampingan masih bersifat satu arah dan cenderung kepada proses menggurui atau evaluasi. Hal ini semestinya untuk menjembatani dan sinkronisasi antara BPC dengan Pengurus Komisariat. Susahnya mengaktifkan kembali salah satu komisariat yang vakum meskipun sudah dilakukan usaha – usaha untuk hal tersebut.

II. Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian

Bidang ini merupakan tulang punggung dan jantung dari oganisasi GMKI. Hal paling sederhana yang masih bisa dilaksanakan pada bidang PKK maka akan menjamin kehidupan GMKI. Tidak terduga karya pada bidang ini banyak mewarnai perjalanan periodisasi kami setahun ini, terutama di bidang kerohaniannya melalui karya kecil kami dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.

Di Bidang Pendidikan Kaderisasi, merupakan agenda utama bagi organisasi yang mengklaim dirinya sebagi organisasi kader, haruslah mempertimbangkan kebutuhan organisasi terhadap kuantitas dan kualitas kader dengan memperhatikan fluktuasi eksistensi kader di tataran organisasi. Tidak selesainya setiap kade dalam mengikuti Sistem Pengkaderan yang ada, seperti LO\K Tahap I yang sudah dilakukan dua kali, belum juga diikuti oleh semua potensi cabang. Penerapan PDSPK 2006 dan SPK GMKI Bandung yang belum maksimal menyebabkan proses kaderirase sedikit mandeg yang berimplikasi terhadap lemahnya rasa kepemilikan terhadap GMKI. Harus dicari suatu cara – cara yang inovasi untuk meningkatkan motivasi anggota dalam mengikuti sistem pengkaderan di GMKI Bandung. Unutk hal ini, dirasa perlu juga pemberian award kepada kader yang berhasil melewati satu tahap pola pengkaderan, dan diharapkan agar setiap kader yang mengikuti sistem pengkaderan merasakan prestise sehingga terdorong untuk mengikuti pola pengkaderan tahap selanjutnya.

Di Bidang Kerohanian, merupakan fondasi GMKI dalam setiap kegiatannya maka perlu sebuah aktualisasi dan pemikiran yang lebih untuk menerapkannya. Kehadiran para anggota yang cukup banyak dalam setiap PA mengindikasikan bahwa minat dan keseriusan anggota untuk mengikuti PA. Kehadiran pendeta mahasiswa atau pembimbing rohani turut memainkan peran walaupun dirasa belum maksimal. Perannya hanya sebatas pemberi materi PA Belum adanya sistem dan materi PA yang rapi dan sistematis. Nilai-nilai oikumene, teological GMKI dan nasionalisme yang termaktub dalam diri GMKI sangat kurang dan belum kepada pemahaman dan aktualisasi dalam pergerakan sosial.

III. Bidang Aksi dan Pelayanan

Kegiatan pada bidang ini bertujuan untuk mendukung terpeliharanya semangat Bhinneka Tunggal Ika, keesaan Gereja, pemanusiaan manusia dan pencerdasan kehidupan bangsa. Segmen aksi pelayanan ini diarahkan pada pemberdayaan Gereja/Institusi Kristen, Mahasiswa/Generasi Muda dan Berbagai Lapisan masyarakat yang memungkinkan.

Kami BPC Masa Bakti 2007 – 2008 khsusunya di bidang aksi dan pelayanan, telah banyak melakukan kegiatan yang memberikan kontribusi rill dalam dinamisasi organisasi, meskipun disadari banyak hambatan – hambatan yang harus kami lalui dalam mewujudkan peranan GMKI di tiga medan pelayanannya yaitu Gereja, Masyarakat dan Perguruan Tinggi..

Di Bidang Gereja, eksistensi GMKI di tiga medan pelayanannnya terus mengalami pergumulan yang berat akan implementasi nilai-nilai GMKI. Hubungan yang terjalin masih terbatas saat mengikuti acara bersama di lembaga – lembaga Kristen. Namun dirasakan ada peningkatan hubungan dengan Gereje. Terutama karena fokus eksternal pada periode ini lebih diarahkan ke medan pelayanan Gereja. Sifat simbiosis mutualisme antara GMKI dan Gereja harus tetap dijaga, terutama menghadapi lingkungan yang kurang bersahabat terhadap Gereja di Bandung dan sekitarnya.

Di Bidang Perguruan Tinggi, pergeseran paradigma mahasiswa akan realitas saat ini mendesak reposisi pergerakan dan peran GMKI. Pola hidup mahasiswa yang instant dan individualistik membuat minat dan keinginan mereka menurun untuk masuk organisasi kemahasiswaan termasuk GMKI. Pilihan-pilihan bagi mahasiswapun semakin banyak di kampus terutama dengan kehadiran PMK-PMK dan organisasi pelayanan yang sudah menjamur. Peran GMKI di Perguruan Tinggi masih terbatas pada perguruan tinggi yang kebetulan memiliki komisarian di GMKI cabang Bandung. Hal ini perlu dipikirkan GMKI kedepan untuk menunjukkan karakter dan jati dirinya dan tidak hanya sebagai pelengkap dan alternative tapi dapat memberikan solusi-solusi dalam kehidupan kemahasiswaan.

Di Bidang Masyarakat, pergerakan GMKI di masyarakat terus terbangun dengan hubungan-hubungan yang terjalin dengan teman-teman FKPI. Pembangunan Jaringan Aliansi Kerukunan Umat Beragama (AKUR). Penyikapan isu-isu aktual tetap dipantau dan dikritisi bijak. Permasalahan Sumber Daya Manusia membuat pemetaan dan penyikapan akan isu-isu aktual membuat GMKI sering ketinggalan dan kehilangan informasi.

III. PENUTUP

Demikianlah gambaran umum kondisi GMKI hingga pada saat ini. Semoga GMKI cabang Bandung akan lebih baik lagi untuk kedepannya. “Daripada mengutuki kekelaman lebih baik menyalakan pelita” merupakan seruan yang baik bagi orang – orag yang menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik. Sekian dan terima kasih.



[1] Konperensi Cabang bertugas ;

a. Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang.[1]

Nama - nama Ketua Cabang dan Sekretaris Cabang

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
CABANG BANDUNG

TAHUN

KETUA

SEKRETARIS

1954-1956

Dr. Siregar

-

1956-1958

Ir.Sutangkar Tengker

-

1958-1960

Prof.Dr.K.Tunggul Sirait

-

1960-1961

H.Sidabutar

R.Mawelengkai

1961-1962

Julius Tarore

Bedaard Siregar

1962-1964

Ir.Wim Montolalu

Ir.Winardi

1964-1966

S.M.Sitorus

Drs.Jacob Tobing

1966-1968

Hans Nainggolan

LMS Tambunan

1968-1969

Drs.Obelin Batubara

Ir.Ligar Sebayang

1969-1970

Edward L.Tobing

-

1970-1972

Drs.Boyke Nainggolan

Ir.Mawengkang

1972-1973

Ir.Bilven Nadeak

Ir.Ronny Manumasu

1973-1974

John Satria

Sam Turanggam

1973-1974

Drs.Bungaran Siahaan

Ir.Parlin Situmorang

1974-1976

Drs.Enggar Triastolukito

Otto Maruli Hasibuan

1976-1978

Terang Meliala

Nani Sutrimo

1978-1980

Ir.Marojahan Doloksaribu

Freddy Mambrasar

1980-1982

Osterban Simanjuntak,S.H

Ir.Median Uguay

1982-1984

Yakobus Timoteus

Drs.Leon Simanjuntak

1984-1986

Baltasar Tarigan, SE

Ir Armein Z.R. Langi, PhD

1986-1988

Drs.Marim Purba

Dr.Ing.Ir.Suhardi Wiriyosukarno, Msc

1988-1990

Ir.Izaac Litaay

Sahat Maruli Sinaga,S.H

1990-1992

Drs.Jacob Ganef Pah, MS

Shinta

1992-1994

Manahara Sitinjak,S.H, M.H

Dayan Saragih

1994-1997

Ir.SP.Tulus Sihombing

Dedi Irawan Marpaung

1997-1999

Ir.Yakop Parangin-angin

Jonathan Tarigan

1999-2001

Mutiara Gultom, S.Psi

Ir.Fajar Prihandono, MBA

2001-2003

Sailing Napitupulu,S.H

Indra Raja Aritonang, S.H

2003-2005

Tommy G Tampubolon,S.H

Meiseany Hortensia, S.Ip

2005-2006

Robert Sianturi, S.H

Lambok FC Pardede

2006-2007

Lambok FC Pardede

Leonardus H. Sijabat

2007-2008

Desmon Donald Siagian

Betty Kartini Sormin

2008-2009

Folorensus F Pane

Sebastian Marpaung

2009-2010

Rahmat Girsang

Herman Pangaribuan

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP