Senin, 29 Juni 2009

Janji Politik sama dengan Proses Pemiskinan Rakyat

Pilpres atau pemilihan presiden tinggal seminggu lagi. Pilpres 2009 ini juga belum diketahui apakah satu putaran atau dua putaran. Bila satu putaran, maka fenomena berebut pohon, tiang listrik, tembok dan papan iklan raksasa akan segera berakhir.

Masing - masing kandidat melancarkan serangan satu sama lain di depan pendukungnya. Kejelekan kandidat lain merupakan senjata utama yang sangat ampuh untuk mempengaruhi masyarakat. Senjata ampuh yang kedua adalah dengan memberikan janji - janji politik. Si calon no urut 1 akan memberikan dan melakukan a...b...c. Si calon no urut 2 akan memberikan janji - janji b...c...a (not red:bank capek antri:D) serta calon nomor urut 3 memberikan janji c...a...b. Semua janji mereka sebenarnya sama saja. Hanya kemasannya saja yang berbeda. Tidak ada yang mempunyai janji yang kreatif, meskipun iklan - iklan mereka sangat kreatif untuk menunjukkan kelebihan si kandidat capres dan cawapres yang merupakan senjata andalan yang ketiga.

Dalam hal ini saya hanya menyoroti senjata ampuh kandidat capres dan cawapres yang kedua yaitu dengan memberikan janji - janji politis kepada masyarakat. Dengan janji yang mereka berikan sebenarnya sama saja dengan melakukan pemiskinan kepada masyarakat. Jadi sebenarnya kemiskinan tersebut "sengaja" diciptakan. Maksudnya adalah kemiskinan dijadikan komoditas dan tema utama kampanye mereka. Mereka senang mengekspose kemiskinan rakyat yang sangat banyak sebagai suatu "kesuksesan" dari proses pemiskinan yang dilakukan setiap pemerintah berkuasa. Janji - janji tersebut sama dengan proses pemiskinan rakyat. Sehingga sangat tidak mungkin pejabat pemerintah mempunyai derajat hidup yang sama dengan masyarakat di pelosok atau dengan mereka yang hidup di bawah kolong jembatan. Tidak akan mungkin pejabat pemerintah dan masyarakat bersama - sama duduk makan di hotel berbintang. Pasti akan ada ketimpangan kesejahteraan antara penguasa dan masyarakat biasa. Namun apapun cerita kampanye mereka, masyarakat sudah lebih pintar untuk menentukan pilihannya.

Semoga pilpres ini dapat berjalan dengan baik dan dianjurkan supaya rakyat menggunakan hak pilihnya untuk mengurangi kecurangan. Sebab dengan golput maka hasil perolehan suara nantinya sangat mudah dicurangi. Selamat menentukan pilihan anda.

Jumat, 12 Juni 2009

Renungkanlah Fakta ini

Q: What is the shortest Chapter in the Bible??
Tanya :Apa Bab yang paling pendek dalam Alkitab??
Answer : Psalm 117

1 Praise the LORD, all you nations;
extol him, all you peoples.

2 For great is his love toward us,
and the faithfulness of the LORD endures forever.
Praise the LORD

Jawab : Mazmur 117, Ada 2 ayat.
1. Pujilah Tuhan hai segala bangsa, megahkanlah Dia hai segala suku bangsa;
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama - lamanya. Haleluya!

Q: What is the longest Chapter in the Bible??
Tanya :Apa Bab yang paling panjang dalam Alkitab??
Answer : Psalm 119
Jawab : Mazmur 119; Ada 176 Ayat.

Facts :
-There are 594 chapters before Psalm 118
-There are 594 chapters after Psalm 118
-Add these number up and you get 1118

Fakta :
- Ada 594 bab sebelum Mazmur 118
-Ada 594 bab lagi setelah Mazmur 118
-Jumlahkan angka - angka ini (594+594) dan anda akan mendapatkan 1118

Q : What is teh centre verse in the Bible?
T : Ayat mana yang merupakan titik tengah di Alkitab?
A : Psalm 118:8
J : Mazmur 118:8 = "Lebih baik berlindung kepada Tuhan daripada percaya kepada manusia"

Does this verse say something significant about God's perfect will for our lives?
Apakah ayat2 tersebut tidak mencerminkan kesempurnaan kehendak Tuhan untuk hidup kita?

The next time someone says they would like to find God's perfect will for their lives and that they want to be in the centre of His will, just send them to the centre of His Word!
Lalu orang sering kali berkata mereka ingin mencari kehendak Tuhan untuk hidup mereka, dan bahwa mereka ingin berada di dalam kehendak-Nya, bacakanlah titik tengah dari Firman-Nya!

Psalm 118:8 (NKJV)
"It is better to trust in the LORD then to put confidence in man."
Mazmur 118 : 8
"Lebih baik berlindung kepada Tuhan daripada percaya kepada manusia."

Nah, mengherankan bukan, bagaimana hal itu bisa terjadi?Atau memang Tuhan yang melakukannya??


When things get tough, always remember..
faith doesn't get you arround trouble..
its get you through it!
"When you relinquish the desire to control your future, you obtain happiness!!"

Dalam berbagai hal kuatkanlah, dan ingatlah..
Iman tidak mendatangkan masalah..
Iman membuatmu dapat mengatasi masalah!!
"Bila anda tidak kuatir akan masa depan, maka Anda akan merasa bahagia!"

MAY GOD BLESS YOU ALL.

Kamis, 11 Juni 2009

Kekuatan dan Keindahan

Kekuatan dan keindahan merupakan dua hal yang bisa dilihat dari segi fisik. Bukan hanya ingin dilihat, namun manusia kerap menginginkan keindahan dan kekuatan ada padanya. Dua hal tersebut merupakan hal yang paling kita inginkan. Ini akan menjadi daya tarik kita bagi orang lain. Terlebih bagi wanita, keindahan merupakan hal utama yang membuat seorang pria tertarik kepadanya.

Namun kekuatan dan keindahan diberikan Tuhan pada segi fisik manusia saat masa muda kita. Namun kekuatan dan keindahan pada masa tua adalah pada segi rohani. Setiap orang secara bertahap akan kehilangan kekuatan dan keindahan fisiknya. Dulu ia merupakan wanita yang cantik, namun beberapa tahun kemudian kecantikan tersebut akan mulai luntur. Dahulu ia merupakan pria yang sangat kuat, namun memasuki usia tua ia akan menjadi manusia yang lemah secara fisik.

Seseungguhnya saat kita kehilangan kekuatan dan keindahan fisik tadi, maka kita harus memperhatikan kekuatan dan keindahan rohani kita. Dengan demikian kita akan lebih bergantung kepada Tuhan, kita juga akan merindukan rumah Surgawi. Biasanya orang yang lebih tua lebih bijaksana dan memiliki pandangan hidup yang lebih mapan. Ini merupakan akibat kekuatan dan keindahan rohani manusia tersebut sudah terbentuk.

Bukan berarti pada masa muda kita tidak bisa memiliki kekuatan dan keindahan dari segi rohani. Namun saat masa muda tersebut terkadang kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita. Kita terlalu ego untuk bergantung kepada Tuhan karena kekuatan dan keindahan fisik tadi. Namun Tuhan dengan bijaksana mengingatkan kita untuk mengutamakan keindahan dan kekuatan pada segi rohani kita. Sehingga kerinduan akan campur tanganNya dalam hidup akan semakin besar.

Jumat, 05 Juni 2009

Tunaikan tugas sampai tuntas

Tuhan mengirimkan ankNya ke dunia ini adalah untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Tuhan akibat dosa. Sang Anak rela menjalankan tugasnya, meskipun tugas tersebut sangat berat. Hal yang perlu diteladani lagi adalah bahwa Sang Anak menjalankan tugasnya sampai tuntas, hingga Ia kehilangan nyawaNya di kayu salib.

Demikian dengan manusia, kita juga memiliki tugas untuk menjaga hubungan yang telah dibina kembali melalui perantara Sang Anak tersebut. Rekonsiliasi tersebut harus dijaga. Bentuknya bermacam - macam. Bisa dengan melakukan pelayanan, pekerjaan dan panggilan kita masing - masing dengan baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

Beberapa tahun lalu, kami mendapat tugas untuk menyelesaikan legalitas suatu organisasi. Sunnguh panjang dan lama proses yang harus dijalankan. Terkadang saya juga menyerah dan hampir melepaskan tugas dan tanngungjawab tersebut. Sebenarnya tidak ada tuntutan struktural ataupun ikatan formal yang mewajibkan saya untuk menuntaskannya. Namun ketika saya coba untuk memahami tugas tersebut, maka saya memutuskan untuk menuntaskannya. Dan pagi hari ini, hasil dari pekerjaan yang sudah 3 tahun tersebut akhirnya membuahkan hasil. Legalitas SK dari dephumkam akhirnya keluar dan menandakan satu tugas ini sudah tuntas.

Kelemahan manusia terkadang menyerah ketika keberhasilan tersebut sudah dekat dengan dirinya. Keraguan dan harapan yang kuarang baik merupakan salah satu penyebab orang lari dari tugasnya. Terbukti bahwa banyak orang yang meninggalkan tugas tersebut dan mewariskan masalah dengan seenaknya kepada generasi berikut. Alhasil masalah tersebut akan sulit untuk diselesaikan. Oleh sebab itu, perkataan Firman Tuhan untuk setia kepada hal - hal kecil merupakan nats yang sangat cocok untuk kita teladani. Baru Tuhan akan memberikan perkara dan hal - hal yang lebih besar lagi.

Selasa, 02 Juni 2009

Pernikahan harus sama dengan Perceraian

Kasus perceraian kian hari semakin marak dan "hampir" menjadi trend di negri ini. Tidak peduli apakah pernikahan sebelumnya merupakan pernikahan antar suku, antar pulau bahkan antar negara, demikian juga dengan perceraian. Trend saat ini adalah perceraian (red:pasutri) antar negara. Saya pikir perceraian sudah hampir sama dengan pernikahan.

Barangkali kesiapan secara psikis dan fisik ketika hendak menikah harus diperhatikan dengan benar. Pihak catatan sipil juga sudah bisa diganti menjadi catatan dan penghapusan sipil karena dengan mudahnya menikahkan orang dan mudah pula memisahkan orang.

Pernikahan dan perceraian lama-kelamaan menjadi satu event yang sama. Padahal seharusnya pernikahan merupakan sebuah event yang sakral dan hanya bisa dipisahkan oleh kematian. Namun realita saat itu sudah bergeser jauh dari norma yang berlaku baik dalam agama maupun budaya ketimuran kita.

Kalau mau adil, pernikahan dan perceraian harus dibuat sama. Ketika kita hendak melangsungkan pernikahan, maka kedua belah pihak sepakat untuk membuat sebuah resepsi pesta pernikahan. Demikian juga ketika hendak bercerai, harus diisi dengan pesta pula. Sehingga pasutri yang berencana untuk bercerai akan berpikir ulang untuk bercerai dari pasangannya.

Saya punya ilustrasi dari sepasang pasutri yang hendak bercerai. Ketika sang istri menggugat cerai suaminya, sang suami mengusulkan agar mereka mereka membuat pesta perceraian mereka. Kemudian pesta perceraian pun dilaksanakan dengan mengundang kerabat dan handai taulan layaknya ketika hendak melakukan pesta pernikahan. Segala jenis makanan, minuman menjadi hidangan di jamuan pesta perceraian tersebut. Hingga sang suami menjadi mabuk akibat mengkonsumsi minuman beralkohol. Sebelum pesta usai si suami berkata kepada istrinya supaya sang istri membawa apapun yang ia sukai di rumah mereka. Harta apapun yang diambil sang istri, sang suami akan merelakannya dan setelah pesta usai mereka resmi bercerai.

Namun rupanya sang istri mulai sadar, dan ternyata ia membawa suaminya tersebut. Setelah keesokan harinya sang suami sadar, ia bertanya pada istrinya mengapa istrinya membawa dirinya dan bukan membawa harta berharga yang mereka miliki. Sang istri menjawab bahwa harta yang paling berharga buatnya adalah sang suami. Sehingga mereka batal untuk bercerai.
Seperti kisah sinetron saja..!!!@@@





Senin, 01 Juni 2009

Berharap akan yang baik

Salah satu hal yang paling mudah dilakukan manusia adalah berharap. Berharap merupakan pekerjaan yang mudah, tidak butuh energi yang besar untuk melakukannya. Namun apakah cukup dengan berharap?? Sebelum menjawab pertanyaan ini, ternyata ada juga manusia yang tidak tau bagaimana berharap. Sadar atau tidak sadar kita mungkin termasuk ke dalam kelompok yang tidak bisa berharap ini.

Idealnya manusia mempunyai harapan yang baik. Sesuai dengan perintah Tuhan, selain Kasih dan Iman kita juga harus punya Pengharapan.

Namun sering juga orang mempunyai pengharapan yang tidak baik. Contoh ketika teman kita memperoleh kepercayaan memimpin sebuah organisasi. Terkadang kita berharap yang tidak baik darinya. Kita khawatir bahwa si pemimpin tadi tidak mampu menjalankan tugasnya. Kita lebih cenderung berharap yang tidak baik dengan rasa khawatir tadi. Inilah pengharapan yang tidak baik tersebut. Sama halnya dengan berharap dari diri sendiri. Terkadang dalam menghadapi ujian, kita ragu dengan kemampuan kita. Akhirnya timbul lagi pengharapan yang tidak baik. Dan saya menemukan hal ini nyata dalam sebuah organisasi. Saat ada sebuah organ yang berusaha mengurus aset, maka orang - orang di luar organisasi malah berpikir bahwa suatu saat nanti pengurus akan menjual aset tersebut, menggunakannya untuk kepentingan pribadi dst.... Yang muncul adalah pikiran negatifnya. Akhirnya muncul harapan yang tidak baik. Kita cenderung memiliki pengharapan yang tidak baik. Seharusnya mereka berharap dengan kepengurusan saat ini semoga kelak aset organisasi ini bertambah, bisa membangun gedung 8 lantai dan semakin berdampak bagi sekitar. Namun saya amati sangat sedikit orang yang berharap baik seperti ini.

Dari hal ini dapat disimpulkan ternyata berharap itu masih merupakan kesulitan. Jadi untuk menjawab cara merealisasikan harapan tadi dalam bentuk tindakan masih merupakan hal yang sulit juga. Karena dengan berharap saja, tanapa kita berusaha untuk merealisasikannya, juga merupakan hal yang sia - sia. Untuk itu mari kita awali dengan menciptakan pengharapan yang baik dan berusaha dengan tindakan dan kinerja kita untuk merealisasikannya.

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP