Jumat, 30 April 2010

Hari Buruh

Besok May Day. Hari Buruh. Dari kemaren sudah ada 2 sms "nyasar ke nomor hp saya. "Ada agenda apa bang Sabtu ini??" "bagaimana bos, apa aksi kita tanggal 1 Mei nanti?". Dua sms tersebut topiknya sama. Kembali merayu saya yang "bodoh" ini untuk terjun kembali ke dunia aktivis, pragmatis atau mungkin politis yang dibumbui oleh rasa idealis. Namun dengan bijak saya balas smsnya dengan mengatakan "Maap, saya sudah tidak mengikuti agenda2 spt itu lagi. Intensitas saya di sini sudah berkurang, saya terkadang menetap di Jkt. Teruslah berjuang!Sampaikan salam saia kepada sahabat2 dan kawan-kawan.Semoga sukses:)"

Kejadian Lain: Saya melihat berita pagi hari Senin kemaren. Dimana pak SBY meninjau lokasi Kongres PD yang akan dilaksanakan minggu depan. Tampak ketua DPD Jabar pak Iwan Sulanjana meberi keterangan pers dan disebelahnya saya melihat senior saya yang juga pimpinan DPD PD Jabar. Tadi malam juga melihat acara satu jam lebih dekat bersama Akbar Tanjung yang merupakan aktivis mulai sejak mahasiswa, kemudian terjun menjadi politisi di republik ini.

Melihat kondisi-kondisi itu, saya seperti dirayu seorang wanita (tidak terlalu cakep:D) untuk kembali ke dunia yang tidak jelas. Ya, sejak tahun 2007 lalu saya terjun langsung menjadi aktivis yang setengah - setengah. Saya kemudian mulai mengenal dunia pragmatis pada bulan Juli 2007 di Selabintana Hotel Sukabumi. Waktu itu ada agenda Musprov KNPI. Setelah itu beberapa regenerasi beberapa organisasi termasuk Pilkada yang berbau politis tak satupun saya lewatkan. Hingga Pileg tahun lalu. Mungkin jumlahnya ada belasan agenda. Pilpres saya tidak ikut, mungkin karena jenuh, namun akhirnya saya menyesal juga gak ikut, karena seharusnya bisa bergabung di bapilu salah satu calon yang kebetulan menang. Huh..:(

Saya bukan ahli orasi. Pernah sekali disuruh orasi pas waktu peringatan Sumpah Pemuda, praktis hanya 2 kalimat yang keluar dari mulut ini. Padahal saya melihat kawan-kawan lain sangat fasih berorasi, bahkan ada yang heroik hingga mampu menimbulkan ekspresi semangat dan membuat mata pendengar berkaca-kaca.

Lantas mengapa saya yang sudah mengatakan "pensiun" masih dihubungi oleh teman-teman yang dulu?tanya saya. Saya menemukan jawabannya saat aksi pada 100 hari/2400 jam pemerintahan SBY jilid II. Mereka mengatakan, belum ada yang berhasil menggantikan tugas abang untuk pers conference (konferensi pers). Ya, ini merupakan bagian saya setiap aksi, terutama pada saat menjadi tim sukses pada Pilwalkot Bdg lalu. Termasuk saat adanya kebebasan beragama yang dialami oleh warga Ahmadyah beberapa tahun lalu. Ternyata dari hal ini muncul kelebihan saya, kemampuan melobi, berkelit dari pertanyaan-pertanyaan menjebak dan sebagainya.

Beberapa aksi(demo) yang pernah kami lakukan baik di depan gedung Pemkot jalan Aceh, Kejati Bandung maupun di depan Gedung Sate dengan rela saya harus menghadapi pertanyaan wartawan saat itu. Untung saja wartanwannya nanya pakai bahasa Indonesia, kalau pakai bahasa Sunda sudah pasti akan tetap saya jawab pakai bahasa Indonesia, karena saya belum menguasai bahasa Sunda yang formal, namun sudah mengerti. Terlebih lagi kalau pers conference nya di rumah makan terkenal atau lobby hotel. Udah kayak orang penting aja awak ini :p.

Melihat triger dari kawan-kawan ini saya masih bisa membatasi untuk tidak tergoda kembali ke dunia seperti itu.Cukuplah pada waktu mahasiswa. Benar kata orang-orang kalau aktivis itu kuliahnya lama-lama. Tidak dengan saya, kalau saya yang lama TA nya, kalau kuliahnya bisa ludes 144 sks dalam 8 semester (maap bukan mau sombong). Namun ada kecelakaan sidang. Saya tidak lulus sidang, dan baru 2 tahun kemudian sidang lagi. Itupun setelah tidak mendaftar pas awal semester. Benar-benar bodoh diriku. Namun salah satu sebab saya semakin terjerumus ke dunia politik adalah karena tidak lulus sidang pada tahun 2008 itu. Jadilah saya makin gila, ditambah seblumnya saya sudah ikut test sebuah perusahaan impian anak ITB dan lulus pula. Namun karena gagal sidang, akhirnya terkubur sia-sialah impian itu. Habislah dia dimakan cacing. hehehe..Untung saja saya berani bangkit, ntah karena nasib atau dikasihani, akhirnya saya lulus juga tahun lalu.:). Saya melihat matahari semakin bersinar, dulu sinarnya hanya seperti sinar bulan.

Namun demikian, meskipun saya tidak terjun langsung lagi kedalam dunia aksi, saya akan terus berjuang dan at least saya tidak menjadi beban bangsa ini. Saya akan berusaha mandiri dan sebisanya akan membawa orang lain untuk mandiri juga. Teruslah berjuang kawan-kawan, terutama untuk lulus dari kampus. Setelah dari kampus peran serta kita di masyarakat akan jauh lebih bermanfaat daripada kontribusi perjuangan selagi menjadi mahasiswa. Yang penting jangan apatis apalagi apolitis.

Mencari Jodoh

Ternyata kekayaan tidak serta merta memberi kita kebahagiaan. Atau sebaliknya bila hidup kekurangan akan selalu dilingkupi kesedihan. Yang pasti setiap manusia punya potensi yang sama untuk bermasalah dan sama-sama bejuang keluar dari masalahnya.

Tiba-tiba saya teringat dengan sebuah cerita sebuah keluarga yang kaya raya. Hampir segalanya bisa mereka beli. Mungkin kalau monas dijual pun, mereka sanggup membelinya:D. Masalahnya ternyata ada pada putri sematawayangnya. Sudah cantik, pintar namun sayang belum menemukan jodohnya. Pacar apalagi teman pria pun katanya jumlahnya terbatas.

Karena umur sang gadis sudah semakin tua, ayahnya berinisiatif untuk mebuat sebuah pesta dan mengundang semua laki-laki yang statusnya masih lajang baik status lajang termasuk status lajang di KTP.:p

Si ayah tidak peduli lagi akan status ekonomi, sosial, bisnis, eksekutif,,,,,@@@ops salah. Maksudnya semua lelaki lajang dikampungnya tak luput dari undangannya. Tentu saja respon pemuda yang diundang sangat senang dan antusias.

Tibalah hari H. Dari 50 orang yang diundang, yang hadir malah lebih dari 50. Pesta kemudian diadakan di halaman rumah keluarga kaya ini. Di halaman terdapat sebuah kolam renang yang didalamnya diisi seekor buaya dan di lantai kolam tersebut di buat banyak sekali duri. Para pemuda tampak berdiri di pinggiran kolam renang tersebut. Kemudian pesta dimulai dan semua yang hadir sudah tidak sabar, termasuk sang gadis. Kemudian sang ayah menyampaikan maksud dan tujuan digelarnya pesta malam itu adalah untuk mencari jodoh anak semata wayangnya. Dia berharap dari pemuda yang hadir tersebut akan ada satu orang menantunya. Kemudian sang ayah menjelaskan cara dan syarat agar pemuda tersebut bisa mendampingi putrinya. Belum selesai sang ayah memberikan kata sambutan dan persyaratan tiba-tiba sudah ada pemuda yang nyebur ke kolam renang tersebut dan berenang sangat cepat karena ada buaya di dalam.

Melihat kejadian itu sang ayah dan gadis tersenyum. Dalam hati sang ayah berkata, "ternyata ada juga pemuda yang berani untuk melewati rintangan yang sulit ini. Dia pantas untuk mendampingi putriku". Kemudian sang ayah mendekati pemuda itu. Pemuda tersebut kelihatan masih lelah dan nafasnya satu-satu. Kemudian sang ayah berkata :"kamu hebat anak muda, kamu berani melewati rintangan itu?Sekarang apa permintaanmu akan saya kabulkan. Sekarang apa yang kamu minta?" (tanya si ayah) Pemuda tersebut menjawab (dengan nafas yang maih satu-satu) :"Tolong kalian jujur, siapa yang mendorong saya tadi?"@@@@

Dewasa

Apa anda sudah merasa menjadi dewasa? Sepertinya masih ada yang harus kita cek tentang kehidupan manusia dewasa. Menjadi dewasa itu bukan hal yang mudah, namun setiap orang dituntut untuk menuju kepada kedewasaan.

Secara umur atau fisik, barangkali kita sudah termasuk dalam klasifikasi dewasa. Kalau boleh diberi batasan umur maka umur 17 tahun bisa disebut dewasa. Namun ternyata dengan usia diatas 17 tahun tersebut tak serta merta membawa kita kepada kelompok orang dewasa. Bahkan sebaliknya, sangat banyak anak2 di bawah umur justru dewasa sebelum waktunya.

Kedewasaan itu seperti saya sebut diatas, bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak kesulitan, tantangan yang sepenuhnya akan menjadi tanggungjawab kita sendiri. Sangat mungkin suatu saat beban dan masalah yang ada hanya menjadi tanggungjawab kita seorang, tanpa bantuan siapapun. Ya, tanggungjawabmu sendiri. Bahkan ada yang lebih ekstrim. Menjadi tua dan mati adalah sebuah kepastian, namun menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Sungguh menyedihkan bila kita mati sebelum dewasa.:p

Kedewasaan itu berhubungan dengan jam terbang kita dalam menghadapi masalah. Semakin banyak dan kita berhasil memanage masalah menjadi selesai sangat memungkinkan kita untuk menjadi pribadi yang dewasa. Mengeluh, bersungut-sungut merupakan indikasi bahwa kita belum dewasa. Tapi bagi mereka yang sabar, optimis dan berkarakter walaupun dalam situasi yang tidak menyenangkan merupakan indikasi kedewasaan seseorang. Mari kita jalankan peran kita, apakah sebagai seorang anak, suami, abang, adik, paman, kakek, pak RT dengan seoptimal mungkin dengan penuh kedewasaan.

Rabu, 28 April 2010

Perampingan BUMN

Sebagai negara yang besar sangatlah pantas bagsa ini memiliki Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bertugas untuk mencari pendapatan negara dan menyerap tenaga kerja. Namun sampai saat ini peran BUMN yang katanya jumlahnya 141 BUMN tidak ada satupun yang memberi kabar gembira, khususnya bila tutup buku pada akhir tahun. Kalau pun ada 1 atau 2 BUMN yang menyatakan memiliki keuntungan kebanyakan hanya diatas kertas.

Mungkin hal inilah yang membuat dirampingkannya jumlah BUMN hingga 78 BUMN pada tahun 2014. Hal ini menurut saya sangat baik dan perlu direalisasikan segera. Sebab selama ini BUMN merupakan salah satu ladang untuk memperkaya diri pejabat-pejabatnya. Tidak usah jauh-jauh kasus korupsi mantan pejabat Pertamina dan PGN seperti pada berita kompas tersebut. Barangkali hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu mendengar kerugian BUMN disetiap akhir tahun anggaran. Padahal semestinya BUMN ini tidak membebani APBN lagi.

Dalam sebuah diskusi, pernah dihitung bahwa keuntungan BUMN (claim) ternyata jauh dibawah garis kemiskinan, bila BUMN tersebut menjual semua asetnya dan menyimpan uangnya di Bank Swiss. Artinya bunga dari penjualan aset tersebut bisa lebih besar daripada keuntungan operasional perusahaan. Padahal pekerjanya sudah capek2 setiap hari bekerja. Berbeda dengan disimpan di Bank, pekerja bisa juga mendapat gaji dan sisa dari bunga bank tersebut masih diatas keuntungan bilamana perusahaan tersebut beroperasi.

Aspek-aspek penting seperti energi, pertanian, perkebunan sudah di akomodir oleh perusahaan milik negara. Namun dengan logika orang biasa (gak perlu sarjana), bila kita perhatikan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan milik Indonesia dengan Malaysia juga sangat menyedihkan.Misal PTPN yang mengurus kelapa sawit. Harga jual CPO dipasar internasional antara cpo Indonesia dengan Malaysia tentulah akan relatif sama. Namun dari segi kesejahteraan buruh, kita bisa melihat dan tahu apa yang menyebabkan banyak rakyat Indonesia yang bekerja di peusahaan perkebuan Malaysia. Gaji buruh kebun di Malaysia jauh lebih tinggi dari pada gaji buruh perkebunan di negara ini. Bukankah seharusnya bisa sama?

Carut marut bangsa ini sepertinya belum akan berujung. Namun dengan perampingan jumlah BUMN tersebut diharapkan bisa mengurangi perlilaku buruk untuk korupsi. Saya optimis langkah ini merupakan salah satu solusi yang baik dan tepat untuk mengelola sumber daya yang ada pada bangsa ini. Kalau toh tidak ada perubahan, maka bangsa ini terancam akan seperti bengkel yang tidak laku, karena disana sini hanya berhasil membongkar kasus a, b, c, namun tidak pernah memperbaikinya lagi sehingga menjadi kendaraan yang layak jalan.

Jangan Menyerah!

Kesempatan untuk hidup di dunia ini sudah pasti akan diikuti oleh masalah yang tiada henti. Namun pikiran manusia masih lebih terfokus kepada masalah, sehingga dukacita kelihatannya lebih banyak daripada sukacita. Bila kita mempunyai kesedihan 100, maka sebenarnya kita memiliki kebahagiaan 1000. Hanya saja kita enggan mengakuinya. Kondisi ini yang dalam bahasa rohaninya disebut kurang atau bahkan tidak bersyukur. Sebab selalu mengedepankan kesedihannya.

Meski akan senantiasa diliputi dengan masalah, saya masih terhibur dan percaya dengan ungkapan" tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan".Barangkali beberapa diantara kita masih ingat dengan sms yang dulu2 itu :"Don't ever say :GOD, I have a big problem, but you just say :Hey problem, I have a big God, every things will be ok". Sebesar dan seberat apapun yang namanya masalah pasti bisa diatasi. Asal kita mau menghadapinya dan mengandalkan Tuhan senantiasa.

Tak jarang manusia sudah kalah sebelum bertanding. Kita langsung ciut bila masalah sudah menghampiri kita. Seperti beberapa teman yang baru lulus Ujian Nasional, kebanyakan menjadi bingung karena masalah sudah mengantri di depan. Akan ke mana setelah SMU?? Disuruh sekolah pilot sudah takut duluan karena bahasa Inggrisnya kurang, disuruh sekolah di ITB, gak mau karena takut dengan Matematika, Fisika dll. Kemaren saya melihat saran dari seorang pengamat pendidikan, katanya kesuksesan itu akan bisa diraih dengan melakukan tiga hal yaitu berdoa, bekerja (berusaha) dan berkaca. Mungkin selain ora et labora dalam bahasa Nasrani, berkaca merupakan salah satu guide kita untuk melangkah. Namun dengan seringnya kita berkaca saya pikir yang muncul adalah sisi negatif kita, kita akan lebih mudah menyerah. Dalam benak saya muncul mungkin inilah mengapa sebabnya Tuhan menyuruh kita hanya bekerja dan berdoa. Artinya kita berusaha dan tetap mengandalkan kekuatan dariNya. Masalah bisa atau tidak yang bisa menjawabnya adalah kita dan waktu.

Bagi kita yang sering menyerah sebelum bertanding mungkin ada baiknya melihat kisah dari jarum penunjuk detik pada sebuah jam raksasa yang juga menghiasi salah satu kota besar. Sesaat setelah dipasang sang jarum jam gelisah dan meragukan kemampuannya untuk bergerak setiap detik, ditambah untuk menggerakkan dua orang kolega dekatnya yaitu jarum penunjuk menit dan jarum penunjuk jam. Dengan keraguannya itu tampak kedua sahabatnya jarum penunjuk menit dan jam serta baterai memberi semangat kepada jarum penunjuk detik. Akhirnya ia mulai melangkah detik demi detik, dan tanpa terasa ia sudah bergerak selama puluhan tahun. Ia bisa bermanfaat bagi jutaan orang yang melintas di kota tersebut. ternyata ia bisa. Demikian halnya dengan kita. Sesuatu yang menurut kita tidak bisa, harus penuh keyakinan untuk dicoba. Saya yakin sedikit banyak sudah ada orang yang akan menyemangati kita. Bisa itu keluarga, sahabat, kekasih dan lain-lain. terutama Tuhan yang tanpa kita sadari akan selalu memberi kita semangat seperti Ia setia memberikan hari esok untuk kita lalui.

Minggu, 25 April 2010

Meributkan hal-hal sepele

Kitab Kisah Para Rasul menceritakan perjalanan Rasul/Nabi yang tokoh utamanya adalah Roh Kudus, bukan sang Rasul. Bila kita membacanya sangat banyak hal-hal yang dibahas dalam kitab tersebut yang masih relavan dengan masa kini. Banyak debat, rapat dan mencari solusi dari suatu permasalahan yang dilakukan oleh rasul-rasul saat itu.

Seperti kotbah pagi minggu ini, ada sebuah rapat yang membahas tentang orang Yahudilah yang paling benar dihadapan Tuhan, orang non Yahudi dianggap tidak benar. Mereka yang bersunatlah yang lebih benar, yang tidak bersunat tidak benar. Permasalahan ini seseungguhnya sepele dan tidak perlu dibahas, karena setelah kehadiran Yesus tidak ada lagi yang membedakan siapa yang lebih benar selain siapa yang percaya dan mengikuti keinginan Tuhan yang dua itu (mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya).

Sanat relevan dengan kondisi jaman sekarang di berbagai organisasi, termasuk organisasi gerejawi yang tahan berapat ria hingga jam 2 malam hanya untuk membahas masalah yang tidak penting. Misal ada dua orang yang hendak pergi memancing ikan, kemudian sebelum pergi memancing mereka berencana akan membakar ikan hasil pancingannya. Namun si A mengatakan kalau ikan yang dibakar itu akan lurus, sedangkan si B mengatakan kalau ikan yang dibakar itu akan bengkok. Karena sibuk berantem, hari sudah malam, akhirnya batallah mereka memancing. Hal seperti inilah yang sering terjadi pada kita saat ini. Padahal sama-sama sudah tau, kalau mau ikannya lurus ya tinggal dibuat ditusukkan kayu ke ikan tersebut seperti sate, kalau mau bengkok bakar aja langsung ikannya ke panggangan. Tidak ada yang perlu diributkan.

Untuk kondisi kerohanian sangat mudah dan masih sering dijumpai bahwa si A lebih benar dari si B, Gereja si anu lebih hikmat dari si uno. Kita sering lupa bahwa oleh darah Kristus, kita bahkan orang yang belum percaya sudah diperdamaikan dengan Tuhan. Haruskah kita masih meributkan hal-hal sepele tersebut?

Hunian Masa Depan

Salah satu masalah manusia sekarang adalah susahnya mendapatkan hunian layak, terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota padat seperti Jakarta. Lahan untuk tempat tinggal hampir tidak ada, sekalipun seseorang mempunyai banyak uang untuk membeli. Ya, sepertinya lahan kosong sudah habis untuk kota-kota besar. Bumi seolah mengecil dan kalah luas dengan laju penambahan penduduk yang kuadratik eksponensial.

Kemudian manusia putar otak untuk menemukan solusi permasalahan ini. Setelah daerah-daerah pinggiran kota ludes untuk perumahan, maka ditemukan solusi lain seperti pembuatan rumah susun, apartemen menjulang dan tak tanggung- tanggung kuburan manusia pun rela digusur hanya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal manusia yang masih hidup. Hal ini yang terjadi pada pertengahan april ini. Pemerintah mencoba menggusur makam di Priuk yang sudah lama yang tujuannya sebenarnya untuk "kediaman" orang hidup.

Lantas, bagaimana nasib isi kuburan tersebut? Dimana pula nanti seseorang akan dimakamkan bila sudah meninggal, terutama di daerah perkotaan? Ternyata beberapa suku di Indonesia sudah menemukan solusi dari permasalahan ini. Hanya kadang kita kurang peka dan banyak kaum dari suku tersebut mulai meninggalkan kebiasaan mereka. Mungkin karena bertentangan dengan agama atau hal lain, saya tidak akan membahasnya. Misalnya dari suku Batak, dikenal dengan membuat tugu/tambak, yaitu menyatukan tulang belulang dari keluarga yang sudah meninggal pada sebuah kuburan baru. Itulah sebabnya di Toba sana kita sangat mudah menemukan kuburan-kuburan yang indah, yang sebenarnya bukan dihuni satu orang almarhum, tetapi satu keturunan. Tapi bagi beberapa orang hal ini dianggap salah, karena banyak generasi muda batak yang selama hidupnya enggan untuk menetap dan berkarya di tanah Batak. Ini katanya akibat lagunya Pulo Samosir punya si Nahum Situmorang yang terkenal itu. Kata lagu itu "anggo bangkeku disi tanomonmu, disi udeanku, Samosir do.."(Kalau mayatku, disitu dikuburkan, di Samosirlah makamku" Jadi hanya mayat2 orang Bataklah yang akan dikirimkan ke Toba sana:P.

Suku lain yang punya solusi ini adalah warga Bali dengan upacara Ngabennya. Mayat orang yang sudah mati akan dibakar dan debunya akan di buang ke laut lepas. Tentu hal ini tidak membutuhkan lahan untuk kuburan. Suku yang lain lagi adalah suku Toraja. Dimana mayat-mayat orang yang sudah mati di masukkan ke dalam peti dan "disangkotkan" ke tebing - tebing atau bukit - bukit atau ke dalam gua yang jarang digunakan orang yang masih hidup sebagai domisili atau tempat tinggal.

Konsep apartemen menurut saya lebih tepat untuk menguburkan mayat - mayat, khususnya diperkotaan. Sebab konsep apartemen bagi orang hidup sangat tidak cocok. Sangat jarang interaksi antar penghuni apartemen yang satu dengan yang lain. Jadi seperti orang mati saja sudah tidak ada sosialisasi, interaksi dan saling sapa. Selain itu harga apartemen juga lebih terjangkau bila dibandingkan harga tanah dan pajaknya, meski yang kita butuhkan hanya 1x2 m. Apatemen akan murah, karena satpam barangkali hanya butuh sedikit, atau jangan-jangan gak ada yg mau jd satpam bila isi apartement tersebut kuburan. Bila apatrtemen menjadi kuburan, akan sangat banyak lahan kosong yang tadinya lokasi pemakaman bisa diganti menjadi tempat hunian baru manusia. Atau mungkin masih ada solusi yang belum terpikirkan?

Minggu, 04 April 2010

Sepak Bola orang Batak

Di sebuah pertandingan sepakbola Liga Super Indonesia tahun ini terjadi perbincangan menarik antara Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga dan Jimmy Napitupulu. Mereka kebetulan sedang merumput di tempat yang sama di stadiun Brawijaya Kediri. Saktiawan Sinaga (SS) dan Mahyadi Panggabean (MP) yang mantan pemain PSM Medan itu hijrah ke Persik Kediri setelah mantan klubnya tidak masuk dalam laga SLI. Sedangkan Jimmy Napitupulu (JN) disebut - sebut satu dari sedikit wasit Indonesia yang mengantongi sertifikat wasit produk FIFA.

Berikut percakapan singkat mereka saat laga Persik melawan SFC.

JM : Prriiiitttt........ (meniup Peluit)
MP : "Amangoi...." (terjatuh)
Karena terjatuh akibat disenggol lawan dan kebetulan dekat kotak pinalti, datanglah SS dan berkata kepada wasit JN : "Lae, sada jo pinalti lae, asa tu lapo hita annon" (Lae, kasih dulu pinalti itu satu, ntar biar ke Lapo (tempat minum tuak) kita).@@@@))))

Sabtu, 03 April 2010

Jumat Agung

Ntah karena sudah diniatin dari hati, ibadah Jumat Agung kemarin saya on time. Mungkin karena fobia duduk di kursi cadangan sehingga saya berangkat lebih awal menuju tempat ibadah yang sedikit jauh tersebut. Maklumlah katanya banyak orang Nasrani disebut Kristen NaPas. Mereka ke Gereja hanya pas Natal dan Paskah saja, sehingga di dua moment tersebut sepertinya jumlah pemeluk Nasrani melonjak hingga 200%.

Terlepas dari berbagai macam pandangan, namun niat saya mengikuti ibadah cuma satu satu, mencoba mengakui dan mengingat betapa banyak dan besar dosa dan kesalahan yang sudah saya lakukan. Saya hanya ingin supaya Dia menguatkanku sehingga tidak jatuh lagi di lubang yang sama, tidak tersesat di jalan yang lurus dan kalau bisa perlakuan dosa tersebut mengalami deflasi secara eksponensial, ya syukur-syukur menjadi nihil.

Akibat hadir lebih awal, maka dengan sangat mudah saya memilih dimana harus duduk. Dari 4 baris bangku yang tersusun saya duduk di baris kedua dari kiri dan agak di tengah. Kotbah Pendeta seputar via dolorosa Yesus yaitu prosesi jalan salib hingga Yesus wafat. Tidak lupa saya menon-aktifkan semua alat komunikasi yang sejak pagi selalu merepotkan karena harus selalu menghapus inboxnya akibat banyaknya sms yang masuk.

Ibadah yang sebenarnya cukup lama itu ternyata tidak membosankan. Ada point penting kotbah yang saya tangkap. Saat peristiwa penyaliban, banyak perempuan menangisi Yesus, namun dengan tegas Yesus mengatakan :Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu dan anak-anakmu! (Lukas 23:26). Sang pendeta menjelaskan mengapa Yesus tidak mengatakan dirimu dan orang tuamulah tangisi. Atau dirimu dengan oppungmulah tangisi. Alasannya adalah agar kita benar-benar bertanggungjawab terhadap anak, terhadap keturunan yang merupakan titipan Tuhan bagi setiap orang tua. Dengan nats ini kembali me-refresh ingatan saya untuk selalu menghormati orang tua. Sebab dari sepuluh firman hanya perintah untuk menghormati orangtualah yang kelak akan mendapatkan recognation, reward dari Tuhan, yaitu supaya panjang umur. Tanggung jawab dua pihak yang sangat penting.

Setelah kotbah diadakan perjamuan kudus (Last Suffer) untuk mengingat saat-saat terakhir Yesus dengan murid-muridNya. Acaranya cukup hikmat diringi dengan nyanyian sepanjang perjamuan kudus. Setelah semua orang selesai mendapatkan perjamuan kudus yang disimbolkan dengan memakan roti dan anggur sebagai simbol persatuan manusia dengan tubuh dan darah Kristus, maka pendeta mendatangi jemaat yang sakit.

Saya terharu melihat seorang bapak yang sudah tua dan duduk disebuah kursi roda. Saat Pendeta mengucapkan "Didok Tuhanta Jesus do......" mata si bapak tiba-tiba berair dan menangis sangat tulus menunjukkan kalau ia benar-benar tulus meminta pengampunan dosa dan mengakui kesalahan-kesalahannya. Yang ada dalam pikiran saya, berapa banyak anak-anak beliau yang harus ia tangisi seperti perintah Yesus tadi. Pendeta pun sepertinya tersendat dan sulit untuk berkata-kata saat hendak memberikan anggur sebagai lambang darah Kristus yang tercurah untuk menebus dosa dunia ini. Banyak jemaat yang terharu melihat keinginan tulus dan semangat beliau untuk ikut dalam ibadah Jumat Agung kali ini. Ada beberapa orang tua yang mendapat pelayanan khusus seperti bapak ini karena sudah lanjut usia dan tidak kuat untuk berdiri ke depan altar Gereja.

Selamat memperingati Jumat Agung 2 April 2010 dan menjelang Paskah 4 April 2010. Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 01 April 2010

Wisata Teknologi

Masih tentang wisata. Setiap orang sudah mewajibkan diri untuk berwisata, refreshing dan bersantai sejenak dari rutinitas yang biasa. Terlebih wisata urban seperti tatar Bandung. Salah satu yang ditawarkan oleh disbudpar Bandung adalah dengan membuat wisata teknologi. Tujuannya bukan Boscha,karena boscha adalah tempat riset salah satunya bagimana menentukan jatuhnya 1 Ramadhan dan lain sebaginya.

Jatuhlah tujuannya ke ITB. Selama ini memang orang sudah banyak yang berwisata ke kampus ITB. Namun masih belum optimal, sebab potensi wisatanya bukan hanya sekedar melihat kampus dan sekitarnya, foto-foto dan pulang. Kampus kita ini katanya punya pusat perencanaan dan pengembangan pariwisata (P2Par ITB). Namun saat hendak bekerjasama dengan pihak pemkot yag diwakili dengan disbudpar, muncullah konten-konten menarik yang ditawarkan pengurus p2par yang juga merangkap dosen. Mungkin karena kurangnya remunerasi dari ITB maka pengurus tadi tidak berani melanjutkan alias membatalkan. Konsepnya sederhana, akan ada atraksi-atraksi dari setiap jurusan untuk dipertontonkan kepada pengunjung, minimal 2 kali sehari, yaitu dari jam 09.00-11.00 dan jam 14.00-16.00. Marketnya adalah sekolah-sekolah atau komunitas yang ada di Jabar saja dulu. Namun untuk menarik minat orang berkunjung terlebih dahulu, maka dibuat free selama 1 semester. Karena mendengar makhluk free ini, sang dosen yang sudah profesor katanya langsung berhitung cepat, break event point, roi, bisnis plan blablabla. Akhirnya ditarik kesimpulan ditunda saja dulu.

Padahal orang-orang disbudpar ini adalah mereka-mereka yang sudah pengalaman men set up tempat wisata, lulusan Amrik, Australia dll. Sebut saja salah satunya adalah Keong Mas yang ada di TMII Jakarta. Awalnya pengunjung gratis masuk ke dalam keong mas sama seperti kita masuk ke anjungan rumah-rumah adat di Taman Mini Indonesia. Yang disajikan disana adalah pertunjukan teknologi 4 Dimensi dan banyak hal yang berbau atraksi teknologi dan dibuka dua kali sehari seperti shift diatas. Namun setelah pengunjung ramai, maka diberlakukanlah tiket yang menambah pendapatan TMII. Konsep ini yang sudah ditawarkan kepada pihak P2Par ITB.

Satu lagi keluhan orang ITB (katanya ahli tata kota), dengan kemampuan hitungannya mengatakan kalau parkir di bahu jalan sangat merugikan. 1 meter jalan dibuat dengan biaya 75 juta rupiah, bila ada parkir sebuah mobil, maka ia sudah menggunakan luas jalan minimal 4 meter persegi dengan biaya sekian. Dosen itu meminta kepada pemkot Bandung dan anggota dewan agar segera membenahi perparkiran yang semakin ruwet di Bandung akhir-akhir ini. Lalu muncullah kesepakatan antara tim dari kampus dengan pemerintah, kalau mulai besok penertiban perparkiran akan dimulai dari jalan Ganesha dan Taman Sari. Sontak pihak ITB menolak dan mengatakan kalau penertiban sebaiknya jangan dulu dilakukan. Saya dibuat terdiam, karena memang melihat solusi dari kampus saya tersebut sepertinya asal dan menimbulkan masalah baru. Bahkan warga Bandung mengatakan kalau sekarang parkir sembarangan di bahu jalan adalah karena melihat dan mencontoh parkir di jalan Ganesha dan Taman Sari.

Ya, kita senang banyak orang semakin kaya dan mampu membeli kendaraan. Bangsa kita makin jauh dari kutuk kemiskinan. Namun ketidaktertiban dan kesemerawutan harus diatasi terlebih dari rumah tangga sendiri, baru kita bisa mengkritisi orang lain. Kalau itb saja sudah seperti ini, bagaimana dengan kampus yang lain yah??hmmm...:(

Wisata ke rumah sakit??

Berkali-kali saya menolak kalau ke rumah sakit juga bisa berwisata. Namun penjelasan pak Aman, salah satu pejabat di disbudpar kota Bandung membuat saya menyerah kemaren. Apalagi setelah beliau memaparkan dengan jelas dan padat, singkat dan dibumbui humor membuat saya mengerti tentang klasifikasi wisata ke rumah sakit.

Ya, kegiatan kemaren lumayan efektif. Setelah kami bertemu seorang abang yang kebetulan menjadi dosen di NHI, kami diarahkan untuk ke dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung. Semua dalam rangka penyusunan sebuah buku pariwisata yang saat ini sudah sekitar 80 %. Bandung merupakan salah satu potensi wisata urban setelah Batam. Makluk apa sih wisata urban?? Lebih jelasnya dapat dilihat disini.

Karena seorang teman saya ingin membuat sebuah buku yang katanya terinspirasi dari Andri Wongsolah, Reinald Kasali, Andreas Harefa dll, maka sampailah saya kembali ke gedung disbudpar kota Bandung yang di jalan Ahmad Yani. setelah polsek, sebelum pomp bensin atau istilah kerennya SPBU:P. Tahun 2009 lalu saya juga berhubungan dengan disbudpar ini karena saat itu ikut dalam sebuah even organizer untuk melaksanakan pemilihan putri Indonesia wilayah Jabar. Lumayanlah buat nambah satu atau dua teman..:D

Namun sekarang saya kembali ke disbudpar dalam rangka penyelesaian buku panduan pariwisata Bandung. Satu hal yang membuat saya kaget adalah kalau di Bandung ada penginapan Rp.10.000. Iya sepuluh ribu rupiah saja. Masih mahal sih, ketimbang di Jogja masih ada penginapan seharga tiga ribu rupiah. Padahal setau saya, penginapan termurah selama ini adalah Wisma Navigator yang di dago thihouse, masuk gang dari depan Sheraton persis, yaitu 60 ribu rupiah saja dan dengan fasilitas ribuan buku rohani.

Kembali ke topik wisata ke rmah sakit yang sebelumnya tidak saya terima. Maksudnya adalah karena fasilitas kesehatan di suatu tempat yang sangat unik, high tech, accessable, dan tidak membutuhkan waktu jangkau yang panjang maka layak dijadikan potensi wisata. Seperti hal nya Singapura yang berawal dari banyaknya fasilitas medic yang modern membuat banyak orang-orang Indonesia yang berobat ke sana. Bila neneknya sakit, maka tidak menutup kemungkinan keluarga besarnya akan ikut menghantar sang nenek berobat. Kalau sedikit kaya mungkin pak RT dan pak RW juga bisa -bisa diajakin..hahaha..:P. Kira - kira begitulah gambaran sehingga ada wisata ke rumah sakit. Walau yang sakit satu orang, namun saat sanak sodara ikut menemaninya berobat maka yang sehat-sehat tadi akan berkeliaran disekitar rumah sakit dan sepanjang jalan yang sedang mereka lewati.

Kedua adalah seperti adanya promo check up gratis dari RS tertentu. Katanya tahun lalu program ini dilaksanakan dan berhasil mengahdirkan wisatawan yang lumayan banyak. RS Immanuel bekerjasama dengan pemkot Bandung membuat promo check up ke dareah-daerah sekitar Bandung selama 1 minggu seperti Tasik, Garut dll. Alhasil datanglah ratusan mendekati ribuan orang ke Bandung dan sembari check up, mereka juga berwisata di Bandung. Maka hiduplah tukang bakso, siomay, sopir angkot dll. Untungnya ke rumah sakit apa? Ya adalah pasien yang kemudian harus membeli obat atau ke tahap penyembuhan lanjutan. Disamping itu mereka sudah membuat program CSR nya. Nah, kalau Singapura dan Malaysia bisa, kenapa di Indonesia gak bisa? Harusnya bisa dong? Makanya sekarang disbudpar Bandung banyak membuat program sejenis dan ternyata berhasil sehingga meningkatkan perputaran uang di kota Bandung saja setiap tahun mencapai 70 T. Padahal kata si bapak kota-kota lain rata-rata perputaran uangnya hanya 12-20 T saja. Jadi bagi yang mau menjadi pengusaha, maka sudah tidak salah lagi kalau anda memilih Bandung. Sedangkan kota lain yang lumayan prospek seperti Jakarta, Surabaya, Batam.


  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP