Jumat, 28 November 2008

Tuhan Menang

Beberapa bulan terakhir saya sedikit "marahan" sama Tuhan. Dari pengalaman - pengalaman, biasanya saya "marahan" ama teman, marahan ama Tuhan merupakan pengalaman paling unik. Bukan berarti saya menganjurkan kalian untuk marahan juga ama Tuhan.:p. Yaaa, muda - mudahan kalaupun ada yang lagi "marahan ama Dia, semoga mendatangkan ending yang baik nantinya, yang merubah karakter kita menjadi lebih baik.

Seingat saya, sepanjang marahan itu banyak aturan yang saya langgar. Biasanya punya semangat lebih, eh ini mah, malah lemas n malas2 an. Sampai - sampai saya tidak ke rumah si KAWAN (God, red) selama hampir 2 bulan. Mungkin kalau pas dua bulan, saya sudah dapat piring cantik ama payung indah:p. Hmm, ini memang bukan menjadi indikator agar bisa disebut anak Tuhan. Tp semangat persekutuan dapat memberi kesegaran rohani yang luar biasa bagi manusia.

Namun kamis kmrn, saat saya diminta untuk sharing di PA ....yang sebenarnya sejak 3 hari sebelumnya sudah saya tolak, pertahanan saya jebol juga. Akhirnya saya bersedia juga lho. Padahal persiapan sebelumnya tidak ada, dan saya baru bilang iya 4 jam sebelum acaranya dimulai.

Dari sini saya coba ambil hikmahnya bahwa, Dia punya cara dan strategi yang sangat baik untuk "mengalahkan" anak - anak Nya. Kemudian saya berpikir, wah akhirnya Tuhan menang. Yaaa, memang Tuhan akan selalu menjadi pemenang. Namun tidak sampai disitu, ternyata Tuhan juga mengajak saya menjadi pemenang. Inilah berkat yang sangat luar biasa. Dia akan mengajak umatNya untuk menjadi pemenang. Akhirnya kami menjadi pemenang....:)

Kamis, 27 November 2008

Mejadi Diri Sendiri Yang Sukses.

Bila di uraikan, kalimat ini mengandung dua buah tugas yang lumayan berat. Pertama menjadi diri sendiri dan berikutnya adalah menjadi sukses. Dua pekerjaan yang lumayan berat, butuh perjuangan dan pengorbanan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kebanyakan orang bisanya malah terinspirasi dengan orang lain, misal dia sangat nge-fans dengan artis, politisi, rohaniawan atau akademisi tertentu. Segala gaya hidup orang yang dia kagumi berusaha dia tirukan pada kehidupannya sendiri. Hal ini tentu banyak kurangnya, karena bisa saja orang yang kita kagumi tersebut tidak mempunyai karakter sama seperti yang kita lihat. Dan kalaupun mereka memiliki kepribadian yang benar - benar bagus, paling kita bisa meniru 1/3 dari gaya hidupnya. Tentu hasil ini masih tidak optimal. Hal terbaik adalah mengerahkan potensi pribadi kita untuk menjadi pribadi yang baik. Jadilah diri sendiri dan berperawakan alami, sehingga kita akan puas dengan apa yang kita miliki pada diri sendiri. Hal ini juga akan mendorong kita untuk mensyukuri segala yang kita miliki kepada sang pencipta kita. Peran orang lain hendaknya hanya sebatas motivasi kita untukl menjadi diri kita sendiri, jadi jangan karakter si A 15% kita tiru, si B 30% kita ikutin dst. Yang ada kita menjadi manusia campuran si A, B, C dll. hehehe.. Mungkin ini juga yang membuat kita sering melihat ada orang kalu malam namanya Wina dan kalau siang hari namanya Winarno. hahaha. Habis dirinya campur2 kayak gado2 :P.

Menjadi orang yang sukses juga merupakan pekerjaan yang berat. Ibaratnya banyak harga yang harus dibayar. Walau orang - orang sekarang sering mengatakan bahwa sukses itu relatif. Tapi menurut saya, sukses itu terukur. Orang - orang bijak mengatakan kriteria sukses adalah iman, kesehatan, keluarga, finansial dan sosial. Empat hal pertama ada hubungannya dengan pribadi kita sendiri. Jika kita sudah berhasil menjadi diri sendiri, maka tidak akan sulit untuk mencapai 4 hal tersebut, iman, kesehatan, keluarga dan finansial. Sedangkan sosial adalah cara kita untuk mengapresiasi orang lain. Bagaimana kita peka terhadap teman - teman, melihat orang yang kesusahan dan tentunya harus membantunya. Banyak orang sukses untuk 4 hal pertama namun ia seakan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Jika seseorang bisa menerapkan lima hal yang saya sebut menjadi ukuran kesuksesan tadi, dia dalah orang paling beruntung dilahirkan ke dunia ini. Mari kita coba yuk!!!:;;

Rabu, 26 November 2008

Bumi Makin Mengecil??

Wah..ini bakal jadi isu menarik. Semakin maju ke zaman super modern seperti sekarang ini isu akan planet bumi semakin banyak saja dan sedikit "menakutkan" penghuninya (manusia, red), antara lain dengan adanya Global Warming (Pemanasan Global) yang mengakibatkan suhu bumi semakin panas, naiknya MSL (Mean Sea Level/permukaan air laut) yang berdampak pada mencairnya es di kutub, munculnya banjir ROB seperti yang terjadi berbagai pesisir pantai Indonesia (ex. Pesisir Pantura, Teluk Jakarta dll)Tentu manusia menganggap hal ini merupakan masalah yang sangat besar.

Negara-negara termaju berlomba - lomba melakukan research ke planet - planet lain sebagai alternatif tempat tinggal manusia dan makluk bumi lainnya, jika suatu saat nanti planet bumi sudah tidak bisa di huni lagi.Negara super maju tersebut rela mengeluarkan biasa yang sangat besar, hanya untuk menemukan tempat baru bagi manusia nantinya.

Walau sudah sedemikian rupa perjuangan mereka, sampai saat ini tujuan untuk menemukan "rumah baru" itu belum membuahkan hasil. Tidak ada satu planet pun selain bumi yang nyaman untuk dihuni manusia. Tuhan memang sangat adil, Dia masih menunggu tanggungjawab kita untuk memelihara dan menjaga bumi yang sudah Tuhan berikan kepada manusia, dari pada IA memberi planet lain sebagai tempat tinggal kita. Oleh karena itu, manusia mulai sadar akan alternatif lainnya untuk menyelamatkan bumi, yaitu dengan memperbaiki tingkah manusia terhadap lingkungan dengan menjaga hutan, tidak mengeksploitasi flora dan fauna berlebihan, menjaga keasrian lingkungan agar suhu tidak meningkat secara ekstrim. Di sana - sini muncul LSM2 yang meng-claim dirinya sebagai aktivis lingkungan, seperti WALHI, greenpeace dsb. Menurut saya, cara ini jauh lebih bijak dari pada mencari planet baru, tentu diikuti dengan proses penyadaran setiap individu manusia untuk mencintai lingkungannya.

Isu lain yang tak kalah menarik terhadap bumi adalah Mengecilnya Ukuran Bumi. Isu ini tidak dimaknai sebagai mengecilnya volume dari bumi sendiri. Volume bumi masih tetap dengan jari - jarinya sekitar 6371 km. Namun yang dimaksud dengan mengecilnya ukuran bumi adalah dengan bertambahnya jumlah penduduk bumi yang sangat signifikan. Konon, hasil penelitian mengatakan bahwa jumlah maksimum populasi manusia untuk menghuni planet bumi adalah 5 miliyar manusia. Pada tahun 2015 dipredikisi jumlah populasi manusia bumi akan mencapai 7 miliyar. Di Indonesia pada tahun tersebut jumlah penduduknya diperkirakan akan mencapai 270 juta jiwa. Tahun 2008 ini saja sudah mencapai 220 juta jiwa.

Hal ini tentu menjadi masalah baru yang sangat menyulitkan manusia. Fenomena permasalahan karena kapasitas bumi yang sudah tidak sebanding dengan jumlah manusia bumi disana - sini sudah mulai tampak. Tidak mengherankan lagi kalau setiap hari di media massa kita mendengar berita penggusuran, orang - orang kelaparan, bahkan pada suatu waktu tertentu rumah sakit publik tidak sanggup menampung jumlah manusia yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Bumi akan semakin mengecil dengan semakin banyaknya jumlah manusia. Kehidupan manusia tentu akan menjadi sangat sulit. Prediksi ini sudah pasti akan terjadi, jika tindakan untuk pencegahan pertumbuhan penduduk secara ekstrim tidak dilakukan. Sehingga dari sekarang sebaiknya kita harus mencegah agar hal ini tidak terjadi.Misal dengan cara KB, tidak menikah diusia terlalu muda dan tentunya senantiasa ramah terhadap lingkungan. Anehnya, saya mendengar isu, kalau di Indonesia ada suatu organisasi tertentu yang sengaja menyuruh anggotanya untuk mempunyai anak sebanyak mungkin agar 17 tahun lagi mereka bisa menang di Pemilu:D. Semoga isu ini tidak benar.

Semoga hal ini tidak terjadi dan setiap orang wajib dalam menekan laju pertumbuhan penduduk, agar bumi tidak semakin mengecil :p.

Selasa, 25 November 2008

Tersesat di Jalan yang Lurus

Tersesat di jalan yang lurus!!! Hmm...Suatu hal yang aneh. Karena biasanya orang tersesat pada jalan2 yang berliku, banyak pengkolan, persimpangan dan tikungan. Bila kita coba maknai lebih dalam lagi, ternyata ungkapan ini relevan bagi banyak orang. Apalagi jalan yang lurus yang di maksud adalah di jalan TOL (bebas hambatan, tdk ada Traffic Light). Lebih tidak masuk akal lagi bukan, di jalan lurus selurus jalan tol, kita masih tersesat????

Seperti yang saya katakan tadi, hal ini bisa terjadi pada semua orang, terlebih saya:(
Hal ini terjadi karena kita salah memaknai arti hidup, pencarian akan pencipta kita ataupun kurang percaya diri untuk mengambil keputusan.

Kebanyakan orang memaknai hidup hanya untuk bekerja, agar ia bisa memenuhi segala kebutuhannya. Akhirnya ada orang yang hampir seluruh waktunya digunakan untuk mencari nafkah (lembur habis-habisan, over time di weekend dsb) akibatnya ia jarang ketemu dengan kerabat, keluarganya dsb. Dia akan merasa dijauhi dan jauh dari orang-orang terdekatnya.Bahkan, seperti tidak kenal dengan keluarganya sendiri. Walau pembenaran selalu ada dengan mengatakan "kan, sekarang banyak tools yang bisa digunakan untk komunikasi". Namun tetap saja ketemuan langsung akan lebih mendekatkan kita satu sama lain daripada dengan telp, video conference, YM dsb.

Tersesat berikutnya adalah karena salah dalam pencarian penciptanya. Tidak salah bila kita terus mencari siapa sih pencipta kita! Bahkan ini sudah menjadi kewajiban kita. Caranya berbagai macam, misal dengan pelayanan, ibadah, ucapan syukur dsb. Orang Nasrani kebanyakan masih salah dalam interpretasi pelayanan. Sebagian lebih cenderung mencari Tuhan karena "seolah - olah" mengejar sebuah recognation yaitu Keselamatan dari Yesus. Tentu hal ini sangat salah. Keselamatan itu adalah Anugrah terbesar dari si KAWAN (Tuhan, red). Jadi keselamatan itu bukan seperti suatu barang atau jasa yang bisa kita dapatkan dengan melayani. Keselamatan adalah suatu anugrah, yang sudah PASTI kita terima asalkan kita percaya akan Juru Selamat. Hal - hal seperti melayani, ibadah dll hanyalah merupakan ungkapan rasa syukur kita atas anugrah tersebut. Jadi saudaraku, berhentilah melayani, mengucap syukur, beribadah atau apapun bentuknya jika motivasi kita untuk mendapatkan rewardness berupa salvation tadi. Karena akan banyak "penjahat" yang kemudian seolah - olah bertobat dengan melayani disuatu jemaat agar dia dapat keselamatan. Tetapi, tingkatkanlah melayani, mengucap syukur, beribadahlah jika kita hendak berteima kasih atas Anugrah tadi. Perlu diingat, SEBESAR apapun usaha manusia di dunia ini, manusia TIDAK akan pernah mendapatkan keselamatan tersebut. Mendapatkannya hanya dengan PERCAYA. Its so simple. Tidak seperti orang mengejar gelar akademik. Misal, supaya jadi profesor atau guru besar, maka seseorang dengan kerja keras dan usahanya akan membuat beberapa research/penelitian, publish beberapa paper sesuai dengan persyaratan agar orang tersebut mendapatkan gelar akademisnya.

Kurang percaya diri dalam mengambil keputusan. Hal ini menjadi tersesat saya yang paling susah mencari jalan keluarnya. hmm, mungkin orang lain juga merasakan hal yang sama seperti saya. Kadang - kadang untuk mengambil suatu keputusan, terlalu banyak hal - hal yang harus dipertimbangkan. Namun dasar dari pertimbangannya kebanyakan dari masa lalu. Saya terlarut dengan penyesalan atas apa yang sudah pernah saya lalui. Padahal, yang harus menjadi pertimbangan adalah masa depan. Kebanyakan orang (including me) berusaha memperbaiki kesalahan masa lalunya. kita selalu berusaha keras untuk mengubah masa lalu dan memperbaiki kesalahan masa lalu bukan??? Misal, dulu kita tidak mendapat juara kelas, hanya karena ketiduran saat besok ada ujian. Hal ini terus menghantui pemikiran kita, dan membuat diri kita seolah - olah bisa memperbaikinya dengan cara tidak ketiduran pada masa itu. Masa lalu tidak bisa diubah. Titik. Sebesar dan sekeras apapun usaha kita hari ini, ia akan tetap menjadi bagian dari masa lalu kita. Yang harus kita lakukan adalah mengubah masa depan dengan tindakan kita di masa sekarang. Jika ingin kaya, ya berbuatlah sekarang dengan hal -hal apa yang kemudian bisa membuat kita menjadi kaya di masa yang akan datang. Pemaparan yang agak panjang:p.

Satu hal : Easy to say, hard to do, but in JESUS nothing is Impossible.

Senin, 24 November 2008

Manusia bisa menciptakan WAKTU?????

Hari ini merupakan awal minggu Advent. Artinya, tahun baru Gereja sudah dimulai lagi, setelah Minggu kemaren berakhirnya Tahun Gereja periode 2007-2008. Tidak terasa waktu telah kembali mengantarkan kita, dan kita wajib mensyukuri atas diberiNya kembali kesempatan untuk memasuki tahun Gereja yang baru, yang di awali dengan minggu Advent I-IV. Advent berarti masa penantian dan pengharapan akan datangnya Sang Mesias.

Waktu menjadi terasa sangat singkat. Seiring waktu berbagai macam perkembangan teknologi juga makin pesat. Jarak ratusan kilometer bisa ditempuh dengan waktu yang singkat. Suara orang yang berjauhan (ribuan KM) juga bisa kita dengarkan, bahkan dengan Vidio Conference, kita bisa saling sapa satu dengan yang lain, walaupun antar Negara bahkan antar benua. Manusia banyak menciptakan banyak hal dengan pengetahuan yang diberikanNya. Mulai dari ICT, Kloning, perangkat computer canggih, kemajuan ilmu kedokteran dan lain-lain.

Namun, satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia, ia TIDAK mungkin bisa menciptakan waktu untuk dirinya. Berapa lama waktu yang sudah Tuhan berikan pada seseorang, sebaiknya orang tersebut dapat menggunakan waktunya dengan sebaik mungkin. Orang akan melakukan apapun asalkan ia tahu, bahwa waktu/umurnya bisa bertambah walau semenit. Kira2, mengapa yah Tuhan kok memberi waktu itu detik per detik???Ternyata jawabnya sederhana, agar kita bisa mengoptimalkan penggunaan waktu yang IA berikan untuk hal – hal yang baik.Contoh, bila manusia sudah divonis oleh dokter bahwa hidupnya tinggal 2 tahun. Namun, dokter mengatakan orang tersebut bisa hidup lebih lama dari 2 tahun asalakan ia mau mengikuti saran2 dokter, seperti tidak makan makanan berkolesterol, tidak minum alcohol dsb..dsb. Maka saya yakin orang yang divonis tadi pasti akan berusaha mengikuti anjuran sang dokter tadi, asalakan ia bisa hidup lebih lama dari 2 tahun. Disini tampak, bahwa waktu itu sangat mahal. Itulah sebabnya Tuhan memberi waktu itu detik per detik, tidak seperti IA memberi berkat, misalkan Uang 100 juta. Tentu bisa kita tabung dulu, dan kalau sewaktu – waktu kita butuh uang tersebut, kita bisa dengan cepat mengambilnya. Coba bayangkan, bila Tuhan memberi kita waktu 10 tahun. Alangkah indahnya hidup ini, bila kita tau ajal sudah dekat, yaaa bisa saja kita menggunakan tabungan waktu yang kita miliki :D.

Jika manusia mau berjuang hanya untuk mendapatkan tambahan umur sekian bulan di dunia, terus mengapa yah manusia gak mau berjuang untuk Anugrah hidup kekal yang dijanjikan Yesus? Tanggapan saya adalah, karena penyakit manusia ada dua hal, pertama penyakit jamani dan rohani. Dan kita belum menyadari kalau kita pun sakit secara rohani. Sehingga kecenderungannya adalah manusia malas untuk menjaga kesehatan rohaninya. Padahal, kalau kita bisa menjaga kesehatan rohani kita, WAWwww, hidup selama – lamanya akan menjadi milik kita. So, bagaimana dengan kita??Ayo kita coba check up kondisi kesehatan rohani kita.  :)

Sifat manusia.

hmm...Sifat manusia ternyata lebih menonjol hal yang negatifnya. Iseng2 browsing dua buah kata dengan makna saling bertolak belakang pada search engine google kata kritik terdiri atas 61,900,000, sedangkan motivasi 5,970,000. Memang hal ini bukanlah suatu indikator mutlak untuk menggambarkan sifat manusia yang sebenarnya . Namun, pada kenyataannya orang jauh lebih senang untuk menjatuhkan orang lain dengan memberi kritikan, makian. Yang penting bagaimana orang lain terlihat lebih jelek dari dirinya. Dilingkungan organisasi, hal ini sangat terasa. Walau kadang2 orang mengatakan hal ini wajar dan merupakan dinamika.

Namun pada kenyataannya, hal inilah yang menjadi penghambat kita untuk maju dan meningkatkan kompetensi dan karakter. Dulu orang berselisih hanya sebatas urusan strukturnya saja, tidak pernah berlarut2 hingga ke personal kedua belah pihak. Namun sekarang ??? We can see. Hal yang paling sedih adalah ketika tidak ada recognation terhadap apa yang telah diperbuat orang lain. Seburuk apapun kinerja orang, sebaiknya dia mendapat penghargaan dari orang yang sama sekali tidak pernah melakukan hal yang telah dilakukan seseorang tersebut. Karena tidak ada jaminan kita lebih baik dari pada orang lain untuk suatu tugas/pekerjaan yang sama. Semoga sifat negatif kita akan jauh lebih kecil daripada sifat positif. Cayooo!!! :)

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP