Rabu, 28 Juli 2010

Mengatasi Rasa Kecewa

Let overcome from dissapointment. Mari kita atasi perasaan kecewa.

Rasa kecewa itu menjadi bagian yang pasti selalu ada dalam kehidupan. Kita bisa kecewa kepada orang tua, orang tua kecewa kepada anak, masyarakat kecewa kepada pemerintah, karyawan kecewa kepada bos, istri kecewa kepada suami, kecewa kepada sahabat, kecewa kepada teman, kecewa kepada pacar, bahkan manusia juga bisa kecewa kepada Tuhan. Wah gawat ini :D.

Rasa kecewa itu sangat mudah mampir dalam kehidupan kita, tanpa memandang jenis manusianya, baik anak-anak, dewasa, tua, muda, kaya, miskin, berpendidikan, pejabat dan kepada siapapun. Rasa kecewa itu merupakan kondisi dimana harapan kita bertolak belakang dengan kenyataan. Harapan itu sendiri merupakan satu-satunya motivasi akhir kita untuk bersemangat menjalani kehidupan. Bila sering kecewa maka implikasinya kita kehilangan semangat untuk berinteraksi dengan orang lain, siapapun dia. Keadaan bertolak belakang antara harapan dan kenyataan ini sangat mudah ditemukan dalam setiap hubungan yang ada. Orang bisa bertengkar, putus dari pacar, demo kepada pemerintah atau malas ke Gereja merupakan fenomena dari rasa kecewa.

Haruskah kita terlarut dengan kondisi kecewa tersebut?Harusnya tidak. Kecewa itu merupakan buah dari aktivitas kita.
Bila kita berani berharap, kita harus siap menghadapi kenyataan.
Bila kita ingin berhasil, jangan pernah takut untuk gagal. Gagal itu bersifat sementara bila kita berani bangkit dari kegagalan tadi.
Bila kita memiliki ambisi dengan nafsu yang berapi-api kita harus bisa menguasai nafsu tersebut bila bertolak belakang dengan keinginan tersebut. Kita harus mampu mengendalikan diri terhadap nafsu yang berlebihan agar tidak masuk dalam rasa kecewa yang mendalam.
Dalam hidup sangat banyak ditemui kompetisi, apakah itu mencari pekerjaan, mencari pasahang hidup dan lain-lain. Kalah dan menang bukan merupakan tujuan akhir. Tapi bagaimana kita memahami esensi dari kompetisi tersebut. Bila perjuangan untuk bekerja di perusahaan favoritmu belum tercapai, maka jangan larut dalam kesedihan dan kecewa.
Manusia hidup ditengah-tengah manusia lainnya. Kita senang bila bisa diterima di komunitas tertentu. Suatu saat kita juga harus siap dan jangan kecewa bila suatu saat ditolak dari kelompok kita. Ini hal yang lumayan sering saya alami.

Rasa kecewa itu merupakan bagian dalam hidup. Manusia tidak akan kebal terhadap rasa kecewa bila memiliki jam terbang yang tinggi dalam menghadapi masalah. Hingga akhir hayat rasa kecewa itu tetap menjadi teman setia manusia. Hanya sifatnya sinusoidal, kadang muncul ke permukaan yang membuat kita sedih, kadang bisa menjadi sebuah tekat baru dalam hati untuk membuat kita bangkit kembali.

Rasa kecewa itu bersifat asumtif, subjektif dan multitafsir yang berasal dari dalam hati manusia. Jadi beda manusia maka beda menafsirkan rasa kecewa tersebut. Rasa kecewa itu irasional. Kecewa bisa dipicu karena perasaan - perasaan bahwa kita merasa berhak atas segala sesuatu, kita merasa sudah benar dari sebuah hal yang semestinya dan kita merasa dikhianati oleh sang pacar misalanya :P.

Ada tiga hal untuk mengatasi rasa kecewa ini yaitu berpikir positif, kontributif dan produktif.
Anggap saja orang berlaku melenceng dari perbuatannya yang biasa, kita coba mengerti dan berpikir positif akan tindakan orang tersebut yang mungkin juga sedang dilanda sebuah masalah. Meskipun akibat tindakan orang tersebut menimbulkan rasa kecewa. Tapi dengan berpikir positif kita bisa meminimalisir rasa kecewa tadi. Coba beranikan diri untuk berkomunikasi dengan orang yang "membuat" kita kecewa tadi dan berikan beberapa masukan dan saran, terlepas dia mau menerima atau tidak. Yang pasti kita coba berpikir kontributif terhadap orang lain, meskipun hal ini sangat sulit untuk dilakukan. Coba tawarkan solusi dan teruslah berharap dan berusaha agar harapan kita dan orang lain sama-sama menjadi kenyataan. Dalam hal ini kita sudah produktif karena sama-sama menginginkan hal terbaik tidak hanya bagi diri sendiri tapi bagi orang lain juga. Jangan mau puas dengankeinginan kita sementara ada yang bersedih dan kecewa dengan keberhasilan kita. Jangan bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Perasaan kecewa harus dikelola dengan baik sehingga menjadi pijakan motivasi baru bagi kita untuk harapan yang baru. Kuncinya adalah pada penguasaan diri untuk berpikir positif, kontributif dan produktif. Kegagalan yang menimbulkan rasa kecewa bukanlah akhir dari segalanya, tapi jadikan sebagai awal yang baru untuk melangkah menuju kesuksesan.

Selasa, 27 Juli 2010

Urusan Birokrasi selalu ribet

Saat ini saya kembali berurusan dengan birokrasi yang katanya sudah banyak di reformasi. Niat bangsa ini untuk berubah terutama di kalangan birokrat sepertinya hanya sebatas perkataan saja. Sebab fakta sesungguhnya tidak ada reformasi di bidang birokrasi pemerintahan, yang ada adalah perubahan cara mereka "mempersulit" masyarakat dengan cara yang lebih halus. Jadi kembali mau tidak mau masyarakat harus kembali melanggar aturan yang ada atau bahkan melanggar prinsip dirinya untuk mengurus segala sesuatu dengan baik.

Selain tidak ada reformasi birokrasi, etos kerja para PNS2 itu juga sangat tidak profesional. Padahal proses rekrutmen mereka di klaim sebagi proses yang terbaik. Namun hasilnya adalah abdi negara itu tidak lebih dari seorang jalanan yang tidak punya profesional dalam mengemban tugasnya. Boro-boro di desa, PNS sekelas di ibukota di instansi pusat pun dengan mudah ditemukan orang yang sangat tidak profesional. Sebagai contoh, sekitar 2 minggu lalu saya ditugaskan untuk mengurus sesuatu di kantor pemerintahan di Jakarta. Hal yang saya butuhkan sebenarnya sepele dan hanya butuh waktu 2 menit bagi si PNS untuk melakukannya. Saya dijanjikan pimpinan PNS tersebut untuk mendapatkan soft copy dari sebuah file untuk kelancaran program departemen mereka. Saat saya temui staftnya dia janji akan mengirimkan besok harinya karena ada yang harus diedit dahulu. Namun tugas segampang ini pun tidak kunjung dia kerjakan hingga detik ini anda membaca tulisan ini. Kita lapor ke atasannya merupakan hal yang sia-sia sebab atasan di PNS tidak bisa memecat atau menghukum anak buahnya. Paling hanya peringatan biasa dan hal inilah yang membuat kualitas pelayanan abdi negara tidak akan pernah profesional. Ini kasus yang kesekian kali saya temui dan di sebaran kantor pemerintahan yang lumayan banyak.

Hal lain adalah seperti pengurusan surat-surat. Misal seperti mengurus KTP. Setelah mengisi formulir dan melengkapi semua persyaratan yang diminta maka ada saja hal lain yang membuat pemohon tersebut berpikir lagi dan menambah bebannya. Biasanya bila kita sudah berhasil melengkapi semua persyaratan yang diminta dan harusnya sudah bisa diproses maka petugas pemerintahan itu biasanya memberikan opsi mau lama atau mau secepatnya dengan tarif yang mereka sulap entah dari mana datangnya. Sebagai pemohon tentu kita butuh pengurusan tersebut cepat selesai. Bila kebetulan idealisme si pemohon sangat hebat dan dia memilih opsi proses yang lama, biasanya tetap akan kecewa juga. Bagaimana tidak setiap mengecek progres pengurusan surat2 yang dia butuhkan maka si petugas biasanya menyuruh kita datang lagi besok hingga kantor pemerintahan tersebut sering kita kunjungi seperti kita seolah-olah berkantor disana. Akhirnya banyak waktu terbuang, ongkos habis dan lain sebaginya.

Bila hal semacam ini dilaporkan ke atasannya atau pihak berwajib maka sama saja kita menambah pekerjaan yang tidak penting, karena sudah pasti sia-sia. Proses birokrasi di Indonesia ini hanya berupa rencana yang seolah-olah sangat bagus, namun tidak tau kapan prakteknya akan sama dengan planning dan harapan kita semua. Sebaiknya bagi orang-orang yang berencana menjadi PNS atau pelayan masyarakat tolong diperbaiki dan dijaga dulu hati, moral dan karakternya agar tidak menjadi PNS yang tidak profesional. Jangan mau dipengaruhi oleh sistem, namun perkuatlah prinsip yang ada dalam diri dengan cara tekun beragama dan berTuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Bila demikian maka masyarakat akan optimis terhadap rencana perubahan dan reformasi di segala aspek pemerintahan yang kita cintai ini.

Senin, 26 Juli 2010

Merencanakan masa depan

Barangkali sering kita mendengar beberapa pertanyaan berikut :
  1. Saat lulus SMU : Habis sekolah kamu mau melanjutkan kerja atau kuliah?Atau apa cita-citamu selanjutnya?
  2. Setelah lulus kuliah : Apa yang akan kamu raih setelah lulus ini?3 tahun lagi?5 tahun lagi?20 tahun lagi?
  3. Saat diinterview HRD : Kira-kira akan seperti apa anda 5 tahun mendatang?Apa perkembangan perusahaan ini 10 tahun lagi?
  4. Saat menikah : Bagimana cara untuk mengurus keluarga baru ini?
  5. Saat ngobrol2 santai dengan teman : Kira-kira 20 tahun lagi Indonesia ini seperti apa yah?Mau dibawa kemana negara kita ini?

Pertanyaan 1-3 harusnya bisa dijawab sendiri. Namun sangat jarang kita bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan lugas. Jawaban yang biasa muncul adalah saya ingin menjadi orang sukses. Berhenti dengan jawaban ingin menjadi sukses tanpa bisa menjelaskan seperti apa kesuksesan yang dia inginkan. Jenis pertanyaan tersebut merupakan masa depan yang harus dijalani oleh diri kita sendiri. Kita berhak mengeluarkan pendapat sendiri karena berkaitan dengan pribadi.

Pertanyaan 3-5 sudah tidak bisa dijawab oleh diri sendiri dan sebaiknya dijawab oleh bersama baik bersama istri (termasuk anak-anak), bersama rekan-rekan dan teman satu perusahaan. Ada beberapa versi jawaban yang bisa diterima atau bahkan bertentangan dengan jawaban yang hendak kita berikan karena kita tidak dalam posisi sendiri. Ada orang lain yang juga berhak untuk ikut menjawab, memberi masukan dan mungkin usul mereka yang harus kita jalani. Tidak ada otoritas sendiri lagi. Namun ada jawaban ganda atau bahkan lebih.

Namun yang penting sebenarnya adalah apa dasar kita untuk menjawab dan menjalankan proses kehidupan masa depan itu? Pertanyaan tersebut sangat erat kaitannya dengan tujuan hidup kita yang digunakan sebagai pijakan untuk masa depan. Ya masa depan setiap orang masih termasuk hak asasi masing-masing individu. Jadi sebaiknya kita coba rencanakan sebuah perjalanan masa depan kita seperti kita hendak merencanakan liburan atau hendak mudik ke kampung halaman. Setiap orang yang berencana hendak berlibur pasti mengaharapkan sebuah kebagaiaan. Tidak ada yang ingin bersedih. Itulah sebabnya kita selalu bersemangat untuk mempertsiapkan segala sesuatunya untuk persiapan liburan/mudik tadi. Mulai dari tiket perjalanan sampai tujuan, tempat penginapan, apa saja yang akan dikunjungi dan bagaimana proses kita untuk kembali lagi ke rumah kita.

Mempersiapkan perjalanan masa depan kita bisa berdasarkan pada perencanaan proses liburan tersebut. Bagimana kita meraih kebahagiaan di masa depan baik mulai dari perencanaan, saat menjalani proses tersebut hingga pada kepulangan kita saat sudah tiba waktunya nanti. Cari jalan yang paling efektif dan efisien. Efektif dan efisien disini bukan untuk menghalalkan segala cara, namun hanya untuk mengoptimalkan segala potensi kita. Memanfaatan semua tenaga yang ada untuk masa depan tersebut, terutama bila terjadi kegagalan ditengah perjalanan sebaiknya kita tanggap untuk mencari solusinya. Selamat merencanakan masa depan bagi kita semua.

Minggu, 25 Juli 2010

Menemukan rahasia Tuhan

Dua hari ini saya kembali punya kesempaan untuk merenung. Karena padatnya aktivitas saya sangat jarang punya waktu duduk di depan PC untuk membaca info atau membagi info2 baru kepada orang lain. Beda orang di daerah dengan orang kota hanya bisa dirasakan oleh orang kota yang sudah pernah ke daerah pedesaan. Pembeda utama yang terlihat adalah waktu. Manusia yang hidup di kota besar seperti kehilangan waktu. Bagi mereka yang tinggal di daerah sangat banyak memiliki waktu luang. Bagi orang di kota pernikahan pun sering ditunda hanya karena sibuk, sehingga tak jarang sangat banyak yang menikah diusia "tua".

Hal ini berimplikasi dengan cara hidup, pola pikir dan banyak hal bagimana menghadapi dan menjalani kehidupan. Padahal kita sebenarnya hanya menunggu hari esok. Tidak ada salahnya kita menikmati hari ini dan hari2 berikutnya. Sebab kemarin itu sudah berlalu dan akan semakin jauh dari jangkauan kita.

Dua hari ini sangat saya nikmati, setelah malam Sabtu kemarin saya menghadiri resepsi pernikahan teman kuliah. Saat merenung dan bersantai inilah sebenarnya kita bisa kembali mericek tentang berkat yang sudah kita terima dari Tuhan. Saya merasa Tuhan selalu membuka rahasianya bagi mereka yang meluangkan waktu untuk sejenak merenung. Tidak tangung-tanggung dia membuka rahasia kerajaanNya. Saat kita sudah menerima banyak berkat dalam hidup ini, maka saat itu pulalah Tuhan sedang membuka rahasiaNya kepada kita.

Kita harus meresponi hal tersebut dengan cara berfokus pada Tuhan dan membalas kasih Tuhan. Sejauh manapun kita menghindar, kita akan tetap dicari Tuhan. Tuhan sangat mengasihi saya dan manusia lain. Mari kita balas cintanya sebagaimana kita membalas cinta seseorang kepada kita. Membalas cinta Tuhan dapat dilakukan dengan melayani Dia di tempat kerja, sekolah, di lingkungan dan di manapun dengan cara menunjukkan identitas iman kita. Bila menjadi tukang bangunan di tempat kerja, jadilah tukang bagunan terbaik.Selalu menjadi yang terbaik merupakan wujud dari pelayanan dan cinta kasih kita kepada Tuhan.

Tidak ada pilihan lain

Sebagai manusia kita diberikan keinginan bebas (freewill) untuk segala sesuatunya. Kita bebas memilih makanan, pasangan hidup, pekerjaan dan sebagainya. Namun pada kenyataannya sering kita dipaksa untuk memilih hanya satu dari sekian banyak pilihan tersebut. Tak jarang pilihan yang dihadapkan pada kita itu adalah pilihan yang sangat tidak kita sukai. Akhirnya mau tidak mau, dengan terpaksa kita harus mengambil pilihan tersebut dan berharap pada waktu yang akan datang akan tersedia pilihan yang lain yang lebih sesuai dengan keinginan kita.

Sebagai contoh dalam memilih makanan. Disetiap rumah makan disediakan banyak sekali pilihan jenis makanan.Namun terkadang kita hanya bisa memilih sedikit atau bahkan hanya satu dari pilihan makanan tersebut. Ntah karena kita sedang punya uang terbatas atau sedang mendapat larangan makanan tertentu dari dokter padahal sebelumnya makanan itu sangat kita sukai.

Bila kita sedang dalam situasi seperti ini, sangatlah wajar membuat diri ini menjadi stress dan terkadang hilang motivasi. Namun sebagai manusia yang harus berjuanga tak ada salahnya kita jalani dulu apa yang ada. Ambil satu-satunya pilihan yang tersedia tadi dan coba senantiasa berusaha mendapatkan pilihan lain yang mungkin akan tersedia di waktu berikutnya. Ini hanya masalah waktu dan kita. Ingatlah selalu bahwa Tuhan tidak akan selalu mengabulkan permintaan kita, namun Tuhan sudah pasti akan mencukupkan semua kebutuhan kita.

Mari tetap semangat menjalani kehidupan tanpa pilihan meskipun kita sudah diberi free will tadi. Roda dunia terus berputar, waktu tetap berjalan dan pilihan itu akan datang silih berganti. Saat itulah kita bisa meraih apa yang sebenarnya kita inginkan, mendapatkan free will kita.

Senin, 05 Juli 2010

Jadi SepertiMu (TWY)

By :True Worshippers Youth
Bapa Kau setia
Takkan meninggalkan
Dan kupercaya
Engkau milikku dan kumilik-Mu

Kerinduanku
Tinggikan nama-Mu
Kar’na kutahu
Engkau dalamku dan kudalam-Mu

Ubah hatiku
Seputih hati-Mu
Setulus salib-Mu
Kasih-Mu Tuhan
Biar mataku
Seperti mata-Mu
Pancarkan kasih-Mu
Ku mau jadi seperti-Mu

***English Translation***

Title : Be Like You
Composer : Andre Hermanto

God you're faithful
Never forsaken
and I believe
You are mine and? I'm Yours

My desire
to lift-up Your name
cause I know
You're in me and I'm in You

CHORUS
Change my heart
as white as Your heart
as sincere as Your cross
your love, God
let? my eyes
be like Your eyes
shine Your love
I wanna be like You

Kalau temans mau donlot disini ya. TYM:)

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP