Selasa, 28 Juni 2011

Kerinduan terhadap Tuhan

Ketika sedang bepergian ke suatu tempat yang jauh atau untuk waktu yang lama, kita pasti pernah merasakan kerinduan baik kepada orangtua, saudara, teman, bahkan pasangan. Saya juga pernah mengalaminya ketika selama beberapa tahun harus pergi bekerja di luar kota. Ingatan tentang lezatnya masakan rumah buatan ibu, waktu-waktu berbagi pengalaman bersama ayah, dan kebersamaan dengan teman-teman sepermainan terkadang membuat saya ingin segera pulang. Apalagi bila saya mengingat setiap kasih sayang dan penerimaan tanpa pamrih yang selalu mereka berikan. Perasaan itu semakin kuat dan membuat saya amat menghargai waktu cuti tahunan. Meski hanya beberapa hari dalam setahun, saya selalu menggunakan waktu cuti untuk pulang dan berkumpul kembali bersama mereka. Bagi saya, kebersamaan dengan mereka tidak dapat ditukar apa pun, termasuk tambahan uang lembur sekalipun.

Bukan hanya saya, setiap orang pasti pernah merasakan perasaan seperti itu dalam hidupnya. Namun bila kita merenungkannya lebih jauh, sesungguhnya kerinduan jiwa kita bukanlah terhadap manusia, tetapi terhadap Tuhan. Bagi Daud, kebutuhannya akan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar. Ia tahu bahwa Tuhan adalah segala-galanya, dan tanpa Tuhan maka ia tidak akan mampu menghadapi kerasnya kehidupan ini. Sayangnya, meski setiap orang sadar bahwa dirinya memerlukan kehadiran dan pertolongan Tuhan, tidak banyak orang yang benar-benar mencari-Nya. Karena mereka berpikir kehadiran Tuhan dpat digantikan oleh yang lain. Misalnya harta, uang, jabatan, status, atau hal yang lain. Bukannya menyelesaikan masalah, pemikiran bahwa kehadiran Tuhan dapat digantikan sesuatu yang lain justru tidak menyelesaikan masalah. Malah membuat masalah kian besar dan memburuk.

Persekutuan pribadi dengan Tuhan tidak berbicara soal berapa kali kita pergi ke gereja, berapa banyak persembahan yang kita berikan, atau seberapa banyak kita mampu menghafal ayat-ayat firman Tuhan. Lebih dari itu, persekutuan pribadi yang sejati dengan Tuhan hanya akan terjadi manakala kita bersedia merendahkan hati dan menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan.

1 komentar:

Rizal 14 Oktober 2019 pukul 14.28  

Allah memang sangat dirindukan

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP