Sabtu, 20 Februari 2010

Beragam sukses

Tentu setiap orang mendambakan kesuksesan. Sudah menjadi hal yang lumrah kalau kata sukses tertanam di setiap benak kita. Hidup harus sukses. Sukses dalam berbisnis, sukses bekerja, sukses belajar, sukses mengajar, sukses berkotbah, sukses bercinta dll. Pokoknya sukses, sukses dan sukses.

Sukses seolah menjadi tujuan hidup. Sering dengan cepat dan lantang kita menjawab pertanyaan "apa tujuan hidup anda??". Jawaban singkat dan cepat :"Saya ingin jadi orang sukses". Ketika ditanya lebih lanjut kesuksesan tersebut ternyata selalu berkaitan dengan materi. Terkadang juga kita menjawab ingin membahagiakan keluarga dll. Namun bila dieksplore kebahagiaan yang seperti apa yang anda maksudkan. Maka ujung - ujungnya kembali kepada kecukupan materi.

Sukses dalam benak kita adalah harta atau menjadi kaya raya. Hidup kaya raya, mati masuk surga. Ya, sebagian lagi mengatakan seperti itu. Dengan kekayaan yang dimiliki, kita seolah - olah bisa memenuhi semua kebutuhan, mendapatkan fasilitas dengan mudah dan kebahagiaan. Saya sendiri juga kadang terjebak pada paradigma seperti ini. Namun muncul pertanyaan dalam diri sendiri, apa benar orang yang miskin tidak bisa bahagia? Saya rasa mereka juga bisa bahagia, mampu memenuhi kebutuhannya dan bisa mendapatkan fasilitas yang diinginkannya. Tentu dengan kadar dan porsi tertentu. Hal ini menunjukkan kalau sukses identik dengan harta atau kaya raya menjadi blunder lagi.

Pemikiran yang sedikit lebih maju adalah bila sukses kita kaitkan dengan ketenaran, popularitas. Ya wajar saja bila kita kaya maka kita akan lebih terkenal sekelurahan bila skope harta kita menjadi yang paling banyak sekelurahan tersebut. Bila kita sukses belajar, tentu mendapat juara umum di SD impres dan membuat kita lebih terkenal dibandingkan murid lainnya. Ya wajar toh si neng lebih terkenal karena dia sangat cantik. Anomali ternyata ditemukan kembali. Seorang teroris bisa juga menjadi orang terkenal sejagad raya ini. Apalagi koruptor dan didukung dengan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini, maka dengan mudah membuatnya menjadi terkenal. Jadi tenang saja saudara - saudara, bila anda belum terkenal belum tentu anda tidak suskes. Terkenal tidak serta - merta membuat kita sukses bukan?

Nah apa sebenarnya yang membuat kaya raya dan popularitas tadi menjadi tergerus bahkan tidak diklasifikasikan dengan kesuksesan? Bila kita menginterpretasikan sukses dengan materi, maka sifat kesuksesannya akan sementara. Hal ini banyak menjebak kita sehingga kita menghalalkan banyak cara untuk kaya dan terkenal. Tanpa sadar kita sudah kaya karena korupsi, kita menjadi profesor terkenal karena plagiat. Kesuksesan dalam artian materi selalu menjebak.

Success berarti keberhasilan atau hasil yang lebih baik. Jadi ada benarnya kalau sukses berkaitan dengan materi. Dulu rumahnya cuma satu, sekarang punya dua dan tempatnya di Setra Duta(semacam Pindok Indahnya Jakarta) lagi. Lalu dengan cepat orang disekitar mengeluarkan wangsit "Wah dia sekarang sudah menjadi orang sukses". Benar ada hasil yang lebih baik.

Bila kita tinjau ulang, Kesuksesan bukan sekedar mendapatkan materi yang lebih baik dari sebelumnya melainkan kesuksesan adalah buah dari pertumbuhan kualitas pribadi (M Candratua). Kata kunci dari pertumbuhan kualitas yang lebih baik ini adalah kesuksesan yang berjangka panjang, berdaya tahan dan berdampak sosial yang positif serta bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Pertumbuhan kualitas pribadi ini juga sangat internal. Artinya seseorang sukses bila bisa mendirikan perusahaan besar, namun bagi orang lain kesuksesan cukup dengan mendapatkan istri cantik dan setia. Jadi kualitas pribadi ini bersifat unik.

Jadi mari kita renungkan pertumbuhan kualitas pribadi kita masing - masing. Apakan kualitas pribadi tersebut akan menciptakan makna bagi orang lain dan lingkungan anda? Bila kita berhasil menemukan makna keberadaan kita ditengah - tengah orang lain, sesungguhnya anda sudah meraih kesuksesan tersebut. Banyak contoh yang bisa kita pelajari, Bill Gates dan Warren Buffet misalnya sukses dalam teknologi komputer dan sukses dalam bidang investasi. Mahatma Gandhi sukses membebaskan India dari penjajahan. Ibu Theresa dan Putri Diana sukses karena jiwa sosialnya yang tinggi. Pianis Hee Ah Lee atau motivator Nick Vujicic yang cacat juga dikategorikan menjadi orang - orang sukses dan berpengaruh. Bahkan Nick Vujicik menjadi motivator dunia saat ini dan menjadi pengusaha sukses. Semua kesuksesan tersebut tergantung internalnya masing - masing. Jadi, bila anda ulangan biologi dan teman anda dapat A sementara anda dapat C, itu sesuatu kesuksesan juga. Jadi jangan cepat - cepat kecewa.:p

Sepanjang mendatangkan makna bagi orang lain dan lingkungan sekitar maka materi, kehormatan dan popularitas akan datang dengan sendirinya. Namun kesuksesan tersebut harus bertahan lama dan berdampak sosial positif. Tidak seperti kasus teroris yang membuat seseorang terkenal sesaat. Satu hal yang harus diingat adalah orang sukses akan selagu membagikan kesuksesannya kepada orang lain. Materi dan kehormatan merupakan sesuatu yang bisa dibagikan. Hal tersebut merupakan komponen tambahan dari kesuksesan. Orang lain menyebutnya bonus dari sang Pencipta. Bahasa rohaninya adalah berkat. Nah muncul kesembapan bagi anda yang sukses untuk menjadi saluran berkat bukan??

Mari kita renungkan kesuksesan kita masing - masing. Jangan pernah berharap kesuksesan kita akan sama dan berusaha menyamakannya dengan kesuksesan orang lain. Anda akan capek dan banyak membuang energi. Bila tidak percaya cobalah anda berusaha menjadi seorang SBY. Pasti susah :p. Akhir kata mari kita raih sukses kita masing - masing dan membaginya bagi orang sekitar. Sukses buat kita semua.

1 komentar:

Anonim 23 Februari 2010 pukul 05.11  

dan yang lucunya, sukses dijadikan teologi, alias "teologi sukses". Akibatnya, orang-orang ke gereja bukan cari Tuhan lagi, tapi mencari berkat (yang kebanyakan ditafsirkan sebagai materi :P).

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP