Jumat, 26 November 2010

Ketika Harus Kehilangan

Suatu hari aku dan sahabatku bertengkar hebat. Pada awalnya semua dalam keadaan baik dan normal. Seperti biasa kami berkomunikasi dengan baik, sesekali berkunjung dan bersilahturahmi. Namun tanpa saya tau alasan yang jelas pertengkaran dan ajakan musuhan jauh lebih menguasai kami berdua. Saya juga menyesal membiarkan emosi ini menguasai hati dan akhirnya menghasilkan perpisahan. Saat merenungkan kejadian ini saya jadi teringat makna kehidupan.

Kehidupan sering diartikan dengan sejumlah kehilangan. Saat lahir kita kehilangan rasa hangat, aman dan nyaman dari rahim ibu. Saat dewasa kita kehilangan banyak waktu buat bermain, karena kita lebih banyak dituntut untuk belajar, bekerja dan mencari nafkah. Di usia tertentu mungkin kita kehilangan pekerjaan, orang-orang yang kita cintai. Di saat kita tua dan sakit kita kehilangan kekuatan kita. Di saat kita mati kita kehilangan nafas hidup dan segala-galanya. Jika hidup hanyalah kehilangan demi kehilangan, untuk apakah kita menjalaninya? Pertanyaan itu mengusik saya ketika seharian itu saya merasa kehilangan hubungan yang sudah terjalin baik selama ini bahkan dengan beberapa keluarganya.

Saat kehilangan, terlebih kehilangan orang-orang yag kita cintai merupakan sangat dimana kesedihan menjadi penyelimut utama hari-hari kita. Bahasa lainnya kita menjadi stress dan semakin dekat dengan dosa. Untuk mengatasi hal ini, ada baiknya kita kembali kepada Tuhan. Alhasil kita akan menemukan penghiburan, ketentraman dan kedamaian. Banyak kisah sejenis yang bisa diambil pembelajarannya dari Firman Tuhan. Saat Ayub menderita, ia tidak "memarahi" Tuhan, namun dia tetap setia kepadaNya. Kita harus yakin bahwa kehilangan ini merupakan pembelajaran dari Tuhan.

Meskipun saya gagal dalam menjalin hubungan ini, saya sangat percaya segala sesuatu itu tidak ada yang sia-sia. Saya percaya bahwa usaha dan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu tidak selalu mendatangkan kesuksesan, namun semakin melatih kita agar mengetahui mana jalan yang terbaik.

Apa yang sudah diterimanya muda-mudahan tidak akan pernah dilupakannya, dan saya tidak akan mengingat apa yang pernah saya berikan. Semua butuh ketulusan dan keiklasan.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar tentang KEIKHLASAN.
Ketika hatimu terluka sangat dalam karena ditolak, maksa saat itu kau sedang belajar MEMAAFKAN.
Ketika kau harus lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar KESUNGGUHAN.
Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar KETANGGUHAN.
Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kau sedang belajar KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat, tetap sabar, tetap tersenyum, tetap kuat dan terus belajar. Tuhan sedang mengarahkanmu menjadi semakin dekat dengan rencanaNya. TYM...



0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP