Selasa, 02 Juni 2009

Pernikahan harus sama dengan Perceraian

Kasus perceraian kian hari semakin marak dan "hampir" menjadi trend di negri ini. Tidak peduli apakah pernikahan sebelumnya merupakan pernikahan antar suku, antar pulau bahkan antar negara, demikian juga dengan perceraian. Trend saat ini adalah perceraian (red:pasutri) antar negara. Saya pikir perceraian sudah hampir sama dengan pernikahan.

Barangkali kesiapan secara psikis dan fisik ketika hendak menikah harus diperhatikan dengan benar. Pihak catatan sipil juga sudah bisa diganti menjadi catatan dan penghapusan sipil karena dengan mudahnya menikahkan orang dan mudah pula memisahkan orang.

Pernikahan dan perceraian lama-kelamaan menjadi satu event yang sama. Padahal seharusnya pernikahan merupakan sebuah event yang sakral dan hanya bisa dipisahkan oleh kematian. Namun realita saat itu sudah bergeser jauh dari norma yang berlaku baik dalam agama maupun budaya ketimuran kita.

Kalau mau adil, pernikahan dan perceraian harus dibuat sama. Ketika kita hendak melangsungkan pernikahan, maka kedua belah pihak sepakat untuk membuat sebuah resepsi pesta pernikahan. Demikian juga ketika hendak bercerai, harus diisi dengan pesta pula. Sehingga pasutri yang berencana untuk bercerai akan berpikir ulang untuk bercerai dari pasangannya.

Saya punya ilustrasi dari sepasang pasutri yang hendak bercerai. Ketika sang istri menggugat cerai suaminya, sang suami mengusulkan agar mereka mereka membuat pesta perceraian mereka. Kemudian pesta perceraian pun dilaksanakan dengan mengundang kerabat dan handai taulan layaknya ketika hendak melakukan pesta pernikahan. Segala jenis makanan, minuman menjadi hidangan di jamuan pesta perceraian tersebut. Hingga sang suami menjadi mabuk akibat mengkonsumsi minuman beralkohol. Sebelum pesta usai si suami berkata kepada istrinya supaya sang istri membawa apapun yang ia sukai di rumah mereka. Harta apapun yang diambil sang istri, sang suami akan merelakannya dan setelah pesta usai mereka resmi bercerai.

Namun rupanya sang istri mulai sadar, dan ternyata ia membawa suaminya tersebut. Setelah keesokan harinya sang suami sadar, ia bertanya pada istrinya mengapa istrinya membawa dirinya dan bukan membawa harta berharga yang mereka miliki. Sang istri menjawab bahwa harta yang paling berharga buatnya adalah sang suami. Sehingga mereka batal untuk bercerai.
Seperti kisah sinetron saja..!!!@@@





0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP