Jumat, 22 Januari 2010

Memberi yang terbaik

Kita masih cenderung tersesat di jalan yang lurus tentang kehidupan yang sesaat ini. Terlalu banyak waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk mendapatkan sesusuatu, meraih segala impian yang seakan tidak pernah habis. Sudah menjadi sifat manusia bahwa manusia tidak akan pernah puas. Winston Churchill pernah berujar, “We make a living by what we get, we make a life by what we give.” Artinya, ”Kita hidup dari apa-apa yang kita peroleh dan menciptakan kehidupan dari apa-yang kita beri.” Sama seperti yang di ajarkan Yesus "Berilah maka kamu akan diberi" Kita semua sepakat bahwa tidak ada pohon yang memakan buahnya sendiri. Demikian juga manusia yang harus memberikan buahnya untuk orang lain.

Sama seperti teladan Kristus yang memberi milikNya yang paling berharga yaitu nyawaNya. Kita barangkali sangat sulit untuk mengikuti teladan tersebut. Namun yang hendak ditekankan disini adalah bagaimana kita memikirkan untk memberi sesuatu yang terbaik daripada sekedar memikirkan mendapatkan hal yang terbaik saja. Porsi memberi harus ditingkatkan. Saya rasa masih belum cukup hanya memberi persembahan, persepuluhan dan sejenisnya. Lebih dari itu kita harus memberikan perhatian bagi lingkungan sekitar. Memperhatikan kebutuhan orang lain. Tidak jarang dari kita beranggapan dan baru bersedia memberi saat kita sudah kaya raya. Justru dalam keterbatasan kitalah maka apa yang bisa kita berikan akan memberi makna kehidupan yang luar biasa.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya" (Mat 6:19) Nats ini mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap segala kekurangan harta duniawi.Ayat 20 mengatakan "kumpulkanlah harta disurga" yaitu dengan cara memberi yang terbaik. Semakin banyak kita memberi, makan semakin banyak kita menerima. Ada juga pepatah mengatakan "lebih baik memberi daripada menerima". Dan saya sudah merasakan sukacita yang lebih ketika kita memberi. Bisa dikatakan sukacita memberi 2 kali lipat ketimbang saat kita menerima sesuatu.

Dengan memberi bukan berarti juga kita tidak bisa menikmati hasil jerih payah kita. Kita boleh menikmati apa yang sudah kita dapatkan. Pula bukan tidak boleh kita menyediakan waktu untuk menghibur dan memanjakan diri. Tapi Tuhan mengajak kita agar tidak lupa dan lalai untuk senantiasa memberi sekalipun dalam keterbatasan kita. Orang kaya yang sering menyumbang sudah biasa, namun bandingkan saat seorang janda tua yang memberikan persembahan terbaiknya di rumah Tuhan. Jadi, jangan takut kekurangan saat kita memberi.

Mari bersyukur bila kita mendapat kesempatan untuk memberi pada hari ini. Kita maknai kehidupan dengan senantiasa melatih diri untuk memberi yang terbaik. Bila kita memberi yang terbaik maka kita akan mendapatkan yang terbaik dari Tuhan bahkan berlipatganda dari yang sudah kita berikan.

1 komentar:

Anonim 23 Januari 2010 pukul 05.28  

dan yang unik nya lagi, di dalam alkitab, konsep memberi dilakukan dalam konteks kekurangan.

Bandingkan 3 kasus berikut:

1. Matius 15:32-38
- Makanan yang tersedia: 7 Roti dan beberapa ikan kecil
- Yang harus diberi makan: 4000 orang

2. Matius 14:15-21
- Yang harus diberi makan: 5000
- Makanan yang tersedia: 5 roti dan 2 ikan

3. Keluaran 16:12-14
- Yang harus diberi makan: ratusan ribu orang israel yang baru keluar dari tanah mesir
- Makanan yang tersedia: TIDAK ADA!

Ini yang dimaksud memberi dalam konteks kekurangan. Semakin kurang sesuatu yang mau diberikan, justru semakin banyak yang ter-beri.

Jadi seharusnya baik kaya ataupun miskin, hendaknya kita mau memberi.

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP