Senin, 22 Maret 2010

Doa yang tidak alami.

Doa itu adalah nafas hidup orang nasrani (katanya). Sama seperti bernafas hendaklah doa selalu kita panjatkan kepada Tuhan. Artinya bila kita berhenti berdoa, maka sama halnya dengan berhenti bernafas.

Doa masih merupakan satu-satunya sarana komunikasi kita kepada Tuhan. Doa belum tergantikan dengan teknologi ciptaan akal manusia seperti melalui email, telepon genggam dan sebagainya. Oleh karena itu intensitas dan kualitas doa kita kepada Tuhan tidak bergantung pada sinyal, listrik dan perangkat-perangkat komunikasi seperti kita berkomunikasi kepada Tuhan. Cukup dengan mengambil waktu dan fokus pada Tuhan kita sudah bisa berkomunikasi (doa) kepadaNya.

Namun sifat dan kebiasaan yang kita lakukan justru berdoa bila sedang dalam kesusahan, pencobaan dan penderitaan. Bila ada sesuatu yang urgen. Ini merupakan doa yang tidak alami. Ada saat dimana kita sebenarnta sudah "mati" dengan cara berdoa yang tidak alami ini. Sama seperti berhenti bernafas bila sedang dalam keadaan senang. Tentu tidak bisa bukan? Susah dan senang kita pasti bernafas secara alami. Saya melihat banyak fenomena yang berdoa secara tidak alami. Banyak orang berlomba-lomba berdoa karena akan ujian nasional seperti saat ini, berdoa ketika ada keperluan. Bila tidak punya kepentingan maka putuslah komunikasi kita kepada Tuhan.

Dalam 1 Samuel 12:23 dikatakan tidak berdoa berdosa."Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus". Dengan adanya nats ini maka sudah seharusnya intensitas komunikasi doa kita lebih ditingkatkan lagi dan dilakukan secara alami layaknya kita bernafas.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP