Nasehat kepada...
Anak laki - laki dalam keluarga batak memiliki tanggungjawab yang tidak bisa dibilang ringan. Apalagi dia merupakan anak yang paling sulung. Segala gerak - geriknya akan menjadi perhatian orang banyak yang mengetahui keluarganya. Mulai dari pendidikan, intensitas kegiatan di Gereja, hingga penentuan calon pendamping hidup.
Yang terakhir merupakan hal yang sering menimbulkan masalah. Penentuan pendamping hidup yang lumayan sulit - sulit gampang. Namun lebih banyak kesulitannya. Padahal sebenarnya hal ini merupakan masalah yang sederhana. Dalam hidup pernikahan Gereja kita dianjurkan untuk memilih pasangan yang sepadan. Namun dalam keluarga tapanuli sepadan ini merupakan hal yang relatif sulit.
Bulan Mei nanti ada seorang abang saya yang akan menikah di Bandung. Besok pas hari raya Nyepi saya diminta datang kerumah bapatua (abang alm bapak) di Setraduta untuk kumpul keluarga. Sebelumnya kami sudah pernah bertemu dengan bapatua tersebut. Dan dia memberi nasehat kepada kami untuk mencari pasangan yang "sepadan". Maksudnya adalah harus boru batak juga. Dan beliau juga memberi tanda, boru dari marga apa saja yang tidak bisa kami nikahi. Dan sebelumnya saya sudah mengetahui bahwa anak namboru(sdr wanita ayah) yang perempuan dan boru Hutahaean merupakan marga dari perempuan yang tidak bisa dinikahi marga Siagian. Karena ada semacam perjanjian pada masa dahulu katanya. Terus si abang yang hendak menikah memancing bagaimana kalau menikahi wanita yang bukan batak? Nah ini merupakan nasehat yang bisa saya terima dengan akal saya.
Bapatua tersebut berkata, bila seorang putra batak tidak menikah dengan boru batak, maka akan ada boru batak yang tidak akan menikah dengan anak laki - laki dari keluarga batak. Demikian dengan boru batak yang menikah dengan laki - laki non batak, maka akan muncul keluarga laki - laki batak yang tidak berbesanan dengan keluarga batak. Akan terjadi ketidak- seimbangan. Ini mungkin salah satu penyebab ada orang yang menikah pada usia tua atau sudah berusia tua namun belum mendapat pasangan hidup.
Saya juga terkadang merasa mengapa hal - hal seperti ini masih harus dipertahankan. Namun ini merupakan kelebihan suku batak, mereka sangat teguh dalam mempertahankan kebudayaan dan adat istiadatnya. Walau sekarang orang sudah bisa mendapatkan marga, namun alangkah lebih baik mencari pasangan yang "sepadan" tadi. Ya..semoga!!
Yang terakhir merupakan hal yang sering menimbulkan masalah. Penentuan pendamping hidup yang lumayan sulit - sulit gampang. Namun lebih banyak kesulitannya. Padahal sebenarnya hal ini merupakan masalah yang sederhana. Dalam hidup pernikahan Gereja kita dianjurkan untuk memilih pasangan yang sepadan. Namun dalam keluarga tapanuli sepadan ini merupakan hal yang relatif sulit.
Bulan Mei nanti ada seorang abang saya yang akan menikah di Bandung. Besok pas hari raya Nyepi saya diminta datang kerumah bapatua (abang alm bapak) di Setraduta untuk kumpul keluarga. Sebelumnya kami sudah pernah bertemu dengan bapatua tersebut. Dan dia memberi nasehat kepada kami untuk mencari pasangan yang "sepadan". Maksudnya adalah harus boru batak juga. Dan beliau juga memberi tanda, boru dari marga apa saja yang tidak bisa kami nikahi. Dan sebelumnya saya sudah mengetahui bahwa anak namboru(sdr wanita ayah) yang perempuan dan boru Hutahaean merupakan marga dari perempuan yang tidak bisa dinikahi marga Siagian. Karena ada semacam perjanjian pada masa dahulu katanya. Terus si abang yang hendak menikah memancing bagaimana kalau menikahi wanita yang bukan batak? Nah ini merupakan nasehat yang bisa saya terima dengan akal saya.
Bapatua tersebut berkata, bila seorang putra batak tidak menikah dengan boru batak, maka akan ada boru batak yang tidak akan menikah dengan anak laki - laki dari keluarga batak. Demikian dengan boru batak yang menikah dengan laki - laki non batak, maka akan muncul keluarga laki - laki batak yang tidak berbesanan dengan keluarga batak. Akan terjadi ketidak- seimbangan. Ini mungkin salah satu penyebab ada orang yang menikah pada usia tua atau sudah berusia tua namun belum mendapat pasangan hidup.
Saya juga terkadang merasa mengapa hal - hal seperti ini masih harus dipertahankan. Namun ini merupakan kelebihan suku batak, mereka sangat teguh dalam mempertahankan kebudayaan dan adat istiadatnya. Walau sekarang orang sudah bisa mendapatkan marga, namun alangkah lebih baik mencari pasangan yang "sepadan" tadi. Ya..semoga!!
0 komentar:
Posting Komentar