Rabu, 25 Maret 2009

Rezeki

Setiap orang punya rezeki masing - masing. Namun kebanyakan kita memahami rezeki merupakan suatu bentuk materi. Memang rezeki identik dengan keberuntungan. Padahal bentuk - bentuk rezeki yang turun itu tidak selamanya dalam bentuk materi yang bisa dilihat (berupa benda dan tidak abstrak). Sering rezeki itu datang dalam bentuk yang abstrak dan sering tanpa sadar kita mengabaikannya. Kita menganggapnya suatu hal yang biasa. Jadi rezeki dalam bentuk abstrak tersebut menjadi tidak spesial.

Kita yakin bahwa rezeki itu datang dari Tuhan. Sudah selayaknya kita mengucap syukur bila rezeki tersebut telah kita terima. Beberapa waktu lalu saya kagum dengan seorang bapak. Waktu itu ada acara mendadak, ada seorang koordinator mengumpulkan warga dalam waktu 2 jam seblum acara di mulai.

Saat kami datang, jumlah warga yang datang tidak bisa dibilang sedikit, hampir sam banyaknya seperti di tempat - tempat lain. Namun si koordinator minta maaf kepada si bapak, karena dia merasa jumlah warga yang dia kumpulkan masih terlalu sedikit. Nah si bapak mengatakan, dia sangat bersyukur, mungkin rezeki saya memang sejumlah orang yang hadir ini.

Ketika kita mengundang orang sudah merupakan suatu rezeki yang besar. Ketika jumlah yangb datang seadanya, ini lebih menggambarkan besar kecilnya rezeki yang diterima. Dan yang terpenting adalah bagaimana berterimakasih dan bersyukur. Bukan semata bersyukur ketika rezekinya besar. Mungkin bahasa rohaninya rezeki bisa kita sebut berkat. Semoga setiak hari Tuhan tidak lupa memberi berkatnya kepada kita. Tidak hanya berkat kehidupan dan umur, namun rezeki - rezeki lain yang bisa dirasakan oleh orang lain.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP