Senin, 07 Desember 2009

Kasih dan Cinta

Keberadaan setiap manusia di muka bumi ini adalah karena kasih dan cinta. Selain karena kasih dan cinta yang dimiliki oleh kedua orang tua kita, juga karena kasih dan cinta dari Tuhan kepada makluk ciptaannya yang paling mulia.

Namun pada hakekatnya, kasih dan cinta mempunyai perbedaan satu dengan yang lain. Ibarat kebutuhan dan keinginan, kasih dan cinta juga menjadi dua hal yang berbeda pada fase atau kondisi tertentu. Kasih itu merupakan sesuatu yang kita butuhkan, sedangkan cinta merupakan sesuatu yang kita inginkan. Namun ada juga yang sedikit "serakah" dengan menggabungkan dua kata tersebut menjadi sebuah frase "cinta-kasih" dan belum pernah saya dengar frase "kasih-cinta".

Berikut penjelasannya. Kebutuhan manusia sebenarnya sederhana. Dulu waktu sekolah kebutuhan ada tiga kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Minimal bila kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) sudah terpenuhi maka kehidupan sudah bisa berjalan. Namun hal ini terjadi pada zaman prasejarah atau awal jaman sejarah. Saat ini mungkin ketiga kebutuhan tersebut sebaiknya kita dapatkan agar kehidupan bisa berjalan. Saya katakan sebaiknya, karena sampai detik ini juga masih banyak manusia yang belum memenuhi kebutuhan primernya, tapi kehidupan masih berjalan toh. :P. Masih banyak anak jalanan yang sangat mudah kita temukan. Begitulah hakekat kebutuhan. Namun segala kebutuhan kita sudah pasti dipenuhi oleh Tuhan. Dalam perjanjian baru dikisahkan bahwa burung2 diudara akan tetap hidup walau mereka tidak menanam dan panen. Pada perjanjian lama juga dikisahkan bahwa Elia tetap bisa mendapatkan kebutuhannya walaupun saat itu negrinya kekeringan." Pada waktu pagi dan petang burung - burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu" (1 Raja-raja 17:6). Demikian halnya dengan kasih. Apapun ceritanya Tuhan sudah dan akan selalu mencurahkan kasihnya kepada manusia.

Coba perhatikan dengan keinginan (cinta). Tidak salah kalau kita mempunyai keinginan. Namun keinginan itu identik dengan hawa nafsu. Nafsu merupakan musuh yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Biasanya keinginan kita tidak akan pernah berhenti. Dia akan selalu datang, sebab biasanya dalam setiap kenginan daging, penghuni kegelapan ikut andil didalamnya. Dalam berpacaran, sebaiknya kita menghindari cinta. Setelah menikah barulah kita bisa mengundang cinta ke dalam kehidupan ini. Cukupkanlah dengan mengasihi satu sama lain, karena kasih jauh lebih besar daripada cinta. Cinta bisa lenyap, lihat saja begitu banyak orang bunuh diri, berkelahi, bermusuhan dan sebaginya hanya karena kehilangan cintanya. Namun kasih itu sumbernya tidak akan pernah habis. Tentu selama kita mau merecharge kebutuhan akan kasih dalam kehidupan ini. Oleh sebab itu mari kita penuhi semua kebutuhan kita hanya dengan kasih dari Tuhan.

2 komentar:

Anonim 10 Desember 2009 pukul 07.28  

ini juga keuntungan bahasa indonesia, memiliki tingkatan yang berbeda: kasih, sayang, cinta, suka. Lebih asik lagi bahasa yunani, yang spesifik (agape, filia, storge, eros).

Yang susah itu bahasa inggris, hanya ada satu kata: Love. :D

Di pelajaran agama dulu, saya diajarkan perbedaan kasih dan cinta.

Cinta/nafsu: Jatuh cinta
kasih: bertumbuh dalam kasih

cinta: "Aku cinta kamu, karena kamu cantik"
Kasih: "Kamu cantik, karena Aku mengasihimu"

cinta: egois
kasih: tak mementingkan diri sendiri

cinta: hanya sementara
kasih: bertahan selamanya

http://ravimalekinth.wordpress.com/2009/10/27/saykojidisciples-itu-namanya-cinta/

desmon 10 Desember 2009 pukul 09.09  

Bahasa Indonesia serupa tapi tak sama. Bgmn dengan bahasa Batak dengan kata cinta, sayang, kasih ini yah?? Wah makin lama makin leleng :D.

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP