Rabu, 15 April 2009

Kambing Yang Lain

Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. —1 Yohanes 2:2

The Scapegoat (Kambing Hitam), novel karya Daphne du Maurier, menceritakan tentang dua orang pria yang terheran-heran dengan kemiripan penampilan fisik mereka. Mereka meluangkan suatu malam bersama, tetapi pria pertama melarikan diri setelah mencuri identitas pria kedua dan membiarkan pria kedua ini menjalani kehidupan pria pertama yang penuh dengan masalah. Pria kedua ini akhirnya menjadi kambing hitam.

Istilah ini datang dari Hari Raya Pendamaian, sebuah perayaan bangsa Ibrani (yang sekarang dikenal sebagai Yom Kippur) yang menggunakan dua ekor kambing. Imam agung akan mengorbankan seekor kambing dan secara simbolis meletakkan dosa umat di atas kepala kambing yang satunya lagi—si kambing hitam—sebelum kambing itu dilepas ke padang gurun untuk membawa pergi beban dosa itu (Im. 16:7-10).

Namun saat Yesus datang, Dia menjadi kambing hitam itu bagi kita. Dia memberikan diri-Nya "satu kali untuk selama-lamanya" sebagai korban untuk membayar dosa "seluruh dunia" (1 Yoh. 2:2; Ibr.7:27). Kambing yang pertama telah dikorbankan sebagai penebus dosa bagi umat Allah dan menjadi lambang dari pengorbanan Yesus di kayu salib. Kambing yang kedua adalah representasi dari Yesus, yang sama sekali tidak berdosa, yang menerima dan menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita.

Tidak ada seorang pun dari kita yang tidak berdosa, tetapi Bapa telah "menimpakan" pada Yesus "kejahatan kita sekalian" (Yes. 53:6). Allah memandang mereka yang mengikut Yesus sebagai orang-orang yang tidak bersalah, karena Yesus menanggung semua tuduhan yang seharusnya kita tanggung. —CHK

Yesus Juruselamat kita, meninggalkan surga,
Datang ke dunia sebagai Hamba yang penuh kasih;
Dia menanggalkan semua kemuliaan-Nya saat datang,
Memberikan nyawa-Nya, menanggung segala kesalahan kita. —Hess


0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP