Rabu, 15 April 2009

TINJAUAN EKONOMI YKKM

YKKM (Yayasan Kristen untuk Kesejahteraan Mahasiswa), sebagai sebuah badan yang melakukan usaha mulia untuk kesejahteraan mahasiswa, harus dapat hidup sehat secara ekonomi agar pelayanannya dapat lestari. Karena itu perlu dipahami prinsip - prinsip dasar tentang ekonomi badan usaha yang seperti ini.

Menurut tujuan maupun bentuknya yang berupa Yayasan, YKKM termasuk sebuah badan nirlaba. Badan seperti ini, baik secara legal maupun ekonomi, mempunyai karakteristik "non-distribution constrain". Artinya, badan ini dapat menciptakan laba namun tidak dapat membagikan laba tersebut kepada pemiliknya atau pemegang sahamnya, karena badan ini tidak memiliki pemilik atau "pemiliknya" adalah "publik".

Karakteristik yang kedua adalah penyelenggara badan ini lebih dimotivasi oleh idealisme atau tujuan idealistis dibandingkan dengan penyelenggara badan usaha biasa. Motiv ini mendasari keberhasilan usaha untuk mendapatkan bantuan keuangan berbasis kebutuhan untuk hal - hal yang konkrit dan besar biayanya.

Karakteristik yang ketiga terletak pada sumber pendapatan atau revenue-nya. Atas dasar ini ada tiga macam badan nirlaba :
(1). "Nirlaba donative", yang mengandalkan derma (charity) sebagai pelayanan berdasarkan tujuan idiologis, seperti Gereja dan lembaga peribadatan lainnya.
(2). "Nirlaba komersial" , yang menjual produk atau jasa dengan harga tertentu seperti rumah sakit, panti manula dll.
(3). "Nirlaba donative - komersial", yang merupakan campuran antara nirlaba donative dan nirlaba komersial. Karakteristik pendapatan seperti ini terdapat pada perguruan tingi (spt.ITB) dan lembaga - lembaga pendidikan pada umumnya. Sebagian pendapatan diperoleh dari penjualan jasa pendidikan (tuition and fees), sebagian dari sumbangan amal, penghasilan dari dana abadi, hibah dan dana dari pemerintah.

Bagi YKKM yang harus konsisten pada idealismenya, namun jga harus dapat hidup dan tumbuh dalam dunia nyata, dimana pendidikan akan menjadi bidang pelayanan utamanya, pilihan terbaik adalah bentuk badan nirlaba donative-komersial. Karena itu, prinsip - prinsip ekonomi pendidikan tinggi (Higher Education Economics) perlu dipahami dan dipelajari aplikasinya bagi pengembangan YKKM. Disini untuk saat ini akan dikemukaan beberapa karakteristik yang penting secara garis besar.

Pertama, dengan kedua macam sumber pendapatan diatas, badan nirlaba donative-komersial tidak perlu mengenakan harga yang sama dengan jumlah baya produksi jasanya. Dengan adanya pendapatan dari donasi dll, badan ini dapat memberi subsidi kepada pelangannya. Karakteristik ini tidak terdapat pada badan usaha yang biasa yang tunduk pada hukum ekonomi yang umum.

Kedua, untuk badan - badan yang berupa badan pendidikan, tingginya mutu pendidikan tergantung pada besarnya subsidi yang diberikan kepada pesertanya. Mutu akan meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat, sehingga bersama subsidi yang besar, akan menarik jumlah peminat yang besar dan memungkinkan selektivitas masukan yang tinggi.

Ketiga, lembaga pendidikan, memiliki masukan (input) teknologi yang khusus berupa kecerdasan dan bakat para pesertanya. Siswa /Mahasiswa yang bermutu akan memungkinkan terjadinya proses saling belajar sehingga meningkatkan efektivitas pendidikan.

Dari ketiga karakteristik diatas, perlu disusun strategi usaha untuk menjaga keterpaduan antara kebijakan finansial dan mutu didalam kerangka idealisme YKKM. Kaitan yang erat antara tingginya mutu pendidikan dan besarnya subsidi kepada peserta mengharuskan YKKM memiliki sistem usaha pendanaan yang kuat disamping sistem pendidikan yang unggul. Dalam hal ini perlu dikembangkan berbagai keitraan, baik dalam usaha pendanaan maupun peningkatan standar mutu pendidikan.

Ditulis pada tanggal 8 April 2009
oleh Bapak Prof.Dr. Ir. Sularso
(Salah satu anggota Dewan Pembina YKKM Bandung)

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP