Selasa, 17 Februari 2009

Gambaran umum berkeluarga

Postingan kali ini sepertinya yang pertama saya tulis tentang cinta. Memang agak berat menuliskan hal ini:D. Disamping karena bukan pengalaman pribadi, juga karena didunia percintaan saya masih level SD, kalau dari skala 1-10, mungkin baru pada angka 4.777. Namun esensinya bukan untuk menuliskan romantika percintaan seperti pada sebuah novel atau sinetron yang biasa kita saksikan. Namun sebagai sebuah pelajaran hidup yang bisa menguatkan langkah hidup kita nantinya.

Saya mengenal beberapa orang yang mungkin sudah seusia orang tua saya, namun belum menikah. Dari segi materi dan kemapanan sudah tidak ada masalah, namun terkadang penilaian kita terhadap orang yang "belum" menikah pada saat semestinya lebih cenderung nge"judge" karena mereka terlalu memilih, egois dan sebagainya. Ada juga beberapa yang sudah hampir kepala empat, pengen cepat menikah, namun ketika ditanya siapa calonnya, mereka juga belum punya. Kemaren ada orang yang sudah menikah, namun merasa tidak cocok dengan pasangannya. Apa yang salah??

Saat kami sharing tentang beberapa kisah pacaran teman - teman, beberapa kisah diantaranya bisa dijadiin contoh yang baik. Ada yang mengatakan dia dan pasangannya sudah saling mengisi kekosongan. Artinya pacaran mereka membawa kebaikan buat mereka. Seorang adik berkata mungkin tidak akan ada lagi cowok yang akan dia tunggu di hatinya, ketika pasangannya sudah sangat mengerti dengan hubungan pacaran mereka.

Ada juga yang mengatakan belum menikah karena beberapa trauma masa lalu, misal sang mantan pacar jadian sama sahabatnya (teman dekat). Hal ini menjadi trend yang paling banyak sebagai alasan banyak orang yang belum menikah dan atau pacaran.

Manusia diciptakan berpasang - pasangan. Tetapi tidak jarang juga yang sudah berpasangan ingin berpisah (cerai). Banyak yang ingin menikah, namun dia sangat kesulitan mencari pasangan hidupnya. Dua masalah yang sangat dilematis. Disaat sebagian orang sangat ingin memiliki pasangan, tidak sedikit juga yang ingin mengakhiri hubungan pernikahannya.

Berpasangan (menikah) merupakan proses kombinasi tidak hanya dua individu, tetapi kombinasi setidaknya 2 sampai 4 keluarga besar yaitu keluarga ayah dan ibu si pria dan ayah dan ibu si wanita. Tentu menjadi hal yang sangat sulit untuk mengkombinasikan keluarga - kelurga tadi. Namun jika kita berfokus kepada kesulitan - kesulitan tersebut, maka kita akan enggan untuk membentuk keluarga. Untuk yang berhasil mengkombinasikan beberapa keluarga tadi, maka ia tidak akan kesulitan mencapai kebahagiaan. Kita bisa analogikan punya 2 buah celana dan dan 2 buah kemeja yang berbeda. Maka kita sudah mempunyai sedikitnya 24 kombinasi pakaian. Tentu menjadi hal yang indah. Dengan catatan setiap orang lebih cenderung ingin memberi. Sifat manusia kebanyakan hanya ingin menerima. Padahal menurut ajaran Tuhan kita lebih baik memberi daripada menerima. Lebih baik mencintai daripada dicintai. Ini akan meminimalisir keegoisan kita.

Orang yang ingin berpisah tadi mungkin karena gagal mengkombinasikan 4 macam karakter keluarga serta setiap elemen tadi cenderung hanya menerima. Namun juka kombinasi tersebut berhasil, maka kekuatan akan bertambah untuk menggapai kebahagiaan. Jika kita punya kekurangan, maka yang lain akan menutupi kelemahan kita tersebut. Intinya saling menutupi kelemahan dan saling memberi.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP