Kamis, 05 Februari 2009

Ribetnya jadi Orang Batak

Hampir setiap hari kami bertemu dengan orang - orang tua batak yang merantau ke Bandung ini. Hal yang menarik adalah mereka ternyata saling kenal walaupun rumahnya berjauhan asal masih ada hubungan marga. Orang tapanuli terkenal dengan identitas marganya sehingga kekerabatan inter maupun antar marga masih bisa terjalin dengan baik. Umumnya mereka yang saling kenal adalah mereka yang rajin ikut arisan marga, dan hadir pada pesta-pesta adat seperti pernikahan, syukuran dan lain - lain. Ini merupakan salah satu kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh suku - suku lain.

Meski sudah berada di tanah Sunda, umumnya orang batak masih memegang teguh tradisi arisan antar Marga. Mereka juga berpesan kepada kami agar memegang teguh prinsip Dalihan Na Tolu. Somba Marhulahula (Hormat kepada tulang (paman) yaitu keluarga dari marga ibu, Elek Marboru (sayang kepada keluarga saudara perempuan bapak), Manat Mardongan Tubu (Sabar kepada sesama marga). Misal saya marga Siagian dan ibu boru Siregar. Berarti saya harus hormat kepada marga Siregar sebagai Paman, dan baik kepada setiap boru Siagian dan keluarganya yang merupakan saudara perempuan bapak, serta sabar kepada sesama marga Siagian.

Jadi orang batak sungguh menyenangkan sekaligus ribet. Budayanya gampang - gampang susah dipelajari. Dan setiap anak diharuskan untuk mencari keluarganya apalagi ketika merantau. Terlebih seperti saya yang sudah tidak punya bapak. Saya seharusnya mencari teman semarga terutama yang sudah berkeluarga di Bandung. Dengan banyaknya bertemu dengan orang - orang batak saya jadi semakin bangga jadi orang batak sekaligus bingung karena ribetnya partuturon (kekeluargaan).

Setiap orang batak supaya bisa saling mengenal di perantauan, mereka haruslah aktif di setiap arisan marga. Biasanya arisan marga ini dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu setiap bulan. Jadi setiap keluarga minimal mengikuti 4 arisan marga yaitu marga sisuami dan ibunya, marga si-istri dan ibunya. Ini sebenarnya masih kurang, kita juga disarankan untuk ikut arisan dari marga ibu dari orang tua kita. Jadi suami istri memiliki 4 orang ayah ibu dan 4 orang ayah ibu ini memiliki 8 orang tua yang merupakan kakek dan nenek kita.Jadi ada 8 arisan marga yang kita harus ikuti, ditambah lagi arisan parsahutaon (arisan dengan tetangga sesama orang batak). Serta arisan Gereja bila merupakan anggota jemaat Gereja Batak seperti HKBP, HKI, GKPI, GKPS dan sebagainya. Setiap keluarga batak diharuskan sedikitnya mengikuti 10 arisan. Coba bayangkan bila setiap bulan dilakukan berarti ada 8 hari Sabtu dan Minggu. Jadi setiap minggu harus ada arisan. Jika 10 arisan berarti ada suami istri mengikuti arisan di tempat yang berbeda. Supaya semua kebagian.

Kebayang ribetnya mengikuti semua hal - hal tersebut. Namun dengan ikut aktif seperti arisan ini, maka kita akan mudah dikenal dan mengenal orang. Kita juga akan saling membantu bila ada ada teman yang kesusahan. Dan budaya seperti ini masih tetap terpelihara hingga zaman sekarang. Sungguh luar biasa..

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP