Sabtu, 24 Januari 2009

Budaya makan kita

Hmmm..akhir2 ini saya hampir tidak pernah lagi makan di warteg2, tp di rumah makan. Yaa, mungkin lagi bernasib baik sehingga selalu di traktir. Kadang2 bosan juga sih, tp sampai hari ini masih bisa saya nikmati wisata kuliner yang kami lakukan. Saya juga tetap tidak lupa terhadap orang - orang diluar sana yang masih kekurangan. Semoga mereka senantiasa diberi rahmat oleh yang di atas.

Biasanya kami ngumpul empat sampai lima orang, sesuai dengan kapasitas mobil. Dan satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika ada teman yang nambah makan. Pada umumnya orang Indonesia khususnya teman2 saya dari BTL (red:batak tembak langsung) makan dalam porsi yang banyak, so jika makan di rumah makan sudah pastilah akan nambah. Dan yang ditambah selalu nasinya. Suatu waktu pas makan bebek goreng, salah seorang abang dari Bali komplain sama kami, karena order nambah makanan kami selalu nasi. Iya juga yah, mengapa gak nambah lauk nya saja. Kan lebih enak. Ini mungkin karena kita susah mengubah budaya. Kita sangat susah menerima perubahan, umumnya ada budaya yang sudah "kurang relevan" lagi di masa sekarang. Salah satunya masalah nambah nasi ini, kita harus coba mengubah budaya tersebut. Misal yang ditambah adalah lauknya. Toh sama juga bisa nambah kenyang. Ya, selama dibayarin orang mah, makan aja sepuasnya :)). :p.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP