Senin, 19 Januari 2009

Berebut Pohon dan Tiang Listrik

Beberapa Pemandangan yang ada disekitar jalan Dago, lokasi dekat perempatan Maulana Yusuf dan Dago.

Pemilu sudah semakin dekat. Banyak caleg dari Parpol mulai mempublikasikan dirinya agar dipilih masyarakat pada pemilu legislatif nanti. Hal ini sebenarnya untuk menambah semarak pesta demokrasi yang sedianya diadakan 5 tahun sekali. Namun karena sekarang pemilu sangat sering dilakukan, maka hal seperti ini menjadi tidak uniq lagi, masyarakat justru gerah melihat baliho, poster, spanduk, banner dan atribut kampanye yang dinilai merusak pemandangan kota, mengurangi keindahan. Cara kampanye bentuk ini merupakan cara konvensional yang sepertinya kurang disukai sebagian besar masyarakat. Para Caleg pun seharusnya memahami kondisi masyarakat yang kurang suka terhadap pemasangan atribut berlebihan. Partai dan setiap calegnya harus bisa mencari cara lain untuk mendapatkan simpatik masyarakat.

Namun demikian pemasangan atribut, kian hari kian bertambah dan semakin banyak saja. Parpol - parpol sebenarnya mau menjaring suara rakyat. Tapi yang mereka lakukan adalah berebut pohon dan tiang listrik. Lari dari tujuan yang sebenarnya, yaitu berebut suara rakyat. Sekarang Tiang listrik, Papan iklan, tiang jalan Layang bahkan pohon menjadi "barang" rebutan para parpol. Sepertinya masyarakat bukan menjadi target utama parpol, tetapi pohon dan tiang listrik. Andai saja para pohon dan tiang listrik td bisa memilih di Pemilu nanti. Pasti mereka bingung mau milih partai mana, karena di satu tiang listrik atau pohon banyak sekali ragam partai yang menempel poster - poster maupun stiker:p.

1 komentar:

Elisabet Dian Premanasari 20 Januari 2009 pukul 10.49  

mau berebut hati, kasian dokter2nya,.kepayahan ngoprasi,.
e-kampanye jg susah,.masyarakat indonesia masih banyak yg buta komputer,.
serba repot dah:)

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP