Selasa, 20 Januari 2009

Harapan

Satu hal yang membedakan antara orang yang hidup dan yang mati adalah harapan. Walau seseorang hidup (jasmani) tetapi dia tidak mempunyai harapan, maka sebenarnya ia telah mati. Di dunia yang senantiasa diliputi permasahan kompleks ini sangat mudah ditemui orang mati (red:tidak punya harapan).

Ciri - cirinya adalah dia pemalas, tidak bergairah dalam hidup dan kelihatannya pasrah dan tidak mau bersusah payah dan yang terpenting adalah dia tidak memiliki pengharapan. Sepertinya indikasi ini hampir merasuk dalam diri saya:(. Wah bisa repot ini. Tapi sepertinya saya masih dikategorikan hidup, karena dalam diri ini masih ada pengharapan. Ada keinginan yang hendak dicapai. Harapan itu juga identik dengan masa depan yang lebih baik. Harapan biasanya berisi hal - hal baik, mimpi -mimpi yang indah namun realistis dan bisa dijangkau. Harapan itu bisa ditujukan kepada orang lain maupun harapan kepada diri sendiri.

Berharap kepada orang lain misalnya kepada pemimpin kita. Dengan tindakan orang lain bisa membawa harapan baik kepada kita. Sama halnya dengan harapan dari rakyat Amerika yang sebantar lagi akan mengambil sumpah presiden dan wakil presiden barunya, Barrack Obama dan Joe Biden. Rakyat Amerika pantas dan wajar berharap akan masa depan yang baik. Pengaruh berharap kepada orang lain ini tidak secara langsung bisa kita terima, namun hanya berupa imbasnya. Jika harapan tersebut tidak tercapai, maka kita sangat mudah menghukum, menyalahkan orang lain, tempat harapan kita tersebut. Sebaliknya kalau berhasil kita jarang mengapresiasi mereka. Sungguh sifat yang sangat manusiawi.

Berbeda dengan berharap kepada diri sendiri. Hal ini tentu lebih sedikit merepotkan, tidak ada kontroling. Umumnya kita selalu memberi amnesti pada diri sendiri bila harapan kita belum tercapai. Berharap kepada diri sendiri semisal bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sempurna. Sebagian orang "ogah" menaruh harapan pada dirinya sendiri, justru cenderung menaruh harapan pada orang lain. Inilah penyebab kita menjadi manja dan malas - malasan. Sebenarnya orang seperti ini sangat banyak di negara kita dan sangat mudah ditemui. Barangkali orang seperti ini sudah setengah mati. Dia tidak mau menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Jika kita bisa mengenali potensi tersebut umumnya prosentasi keberhasilan harapan yang dicapai oleh diri sendiri lebih besar daripada berharap kepada orang lain. Maukah kita mengenali potensi kita tersebut? Mari kita taruh harapan pada diri kita sendiri dan berusaha meraihnya.

Tuhan sendiri mengharapkan tiga hal dari hidup orang Nasrani yaitu Iman, Pengharapan dan Kasih. Salah satunya adalah pengharapan kepadaNya. Pengharapan akan keselamatan dan kehidupan yang kekal. Ini harapan yang abadi dan sudah pasti terealisasi. Walau kita menaruh harapan ini diluar pribadi kita, namun berbeda dengan pengharapan kepada orang lain tadi. Pengharapan kepada Tuhan ini relaistis. Tapi kita kadang meragukan harapan kepada Tuhan ketimbang kepada presiden kita, orang tua, teman dan kepada yang lainnya. Satu - satunya harapan yang pasti dati luar pribadi kita adalah berharap akan masa depan yang baik kepada Tuhan. Teruslah berharap akan yang baik, biar kita senantiasa hidup. Harapan adalah komponen hidup yang penting.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP