Melihat ke bawah
Kemaren dan hampir setiap hari awal tahun 2009 ini saya makan di tempat - tempat mewah. Sebenarnya bukan karena saya banyak memiliki uang, tetapi kebetulan selalu ada yang mengajak dan jadilah bisa makan ditempat yang sedikit mewah:p.
Setiap memasuki tempat - tempat makan tersebut saya bertanya dalam hati, mengapa tempat semahal ini selalu banyak pengunjungnya. Hampir jarang terdapat meja yang kosong, padahal makan ditempat - tempat tersebut lumayan mahal. Saya jadi berpikir sepertinya masyarakat Indonesia khusus yang ada di Bandung ini sudah baik perekonomiannya. Artinya jumlah orang kaya sudah semakin banyak. Indikasinya adalah intensitas dan kuantitas pengunjung yang makan ke resto dan tempat - tempat kuliner yang mahal. Spertinya SBY-JK sudah berhasil mengurangi angka kemiskinan di republik ini.
Namun sungguh ironis, ditengah semakin banyaknya masyarakat yang mengunjungi tempat - tempat mahal tadi, ketika suatu instansi mengadakan bakti sosial pembagian beras, wah jumlah masyarakat yang mengantri jauh lebih banyak. Walah, ternyata masyarakat miskin pun puluhan kali lebig banyak dari orang - orang kaya yang mengunjungi tempat - tempat makan tadi. Benar, memang kemiskinan di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan masyarakat yanng mampu. Indikasinya ketika kita melihat berita pembagian sembako gratis, pasti jumlah rakyat tang mengantri luar biasa jumlahnya. Inilah realita sesungguhnya.
Melihat realita sebaiknya melihat kebawah, jangan melihat ketas. Karena dengan melihat ke atas, kita bisa menjadi lupa terhadap saudara - saudara kita yang berada dibawah. Sama halnya ketika berdoa, kita pasti menundukkan kepala yang juga posisi melihat kebawah. Kita harus jauh lebih banyak melihat kebawah kita, agar tidak menjadi sombong dan lupa terhadap orang - orang kecil. Setelah melihat kebawah, sebaiknya kita juga melihat ke kiri, kanan, depan dan belakang kita yang berarti seberapa banyak orang - orang yang senasib dengan kita. Dengan demikian, kita lebih bisa bersyukur terhadap kondisi kita saat ini. Lain halnya ketika kita melihat ke atas, otomatis kita akan jauh lebih minder dan kehilangan motivasi. Semoga jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan akan selalu berkurang dan masyarakat akan sejahtera senantiasa.
Setiap memasuki tempat - tempat makan tersebut saya bertanya dalam hati, mengapa tempat semahal ini selalu banyak pengunjungnya. Hampir jarang terdapat meja yang kosong, padahal makan ditempat - tempat tersebut lumayan mahal. Saya jadi berpikir sepertinya masyarakat Indonesia khusus yang ada di Bandung ini sudah baik perekonomiannya. Artinya jumlah orang kaya sudah semakin banyak. Indikasinya adalah intensitas dan kuantitas pengunjung yang makan ke resto dan tempat - tempat kuliner yang mahal. Spertinya SBY-JK sudah berhasil mengurangi angka kemiskinan di republik ini.
Namun sungguh ironis, ditengah semakin banyaknya masyarakat yang mengunjungi tempat - tempat mahal tadi, ketika suatu instansi mengadakan bakti sosial pembagian beras, wah jumlah masyarakat yang mengantri jauh lebih banyak. Walah, ternyata masyarakat miskin pun puluhan kali lebig banyak dari orang - orang kaya yang mengunjungi tempat - tempat makan tadi. Benar, memang kemiskinan di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan masyarakat yanng mampu. Indikasinya ketika kita melihat berita pembagian sembako gratis, pasti jumlah rakyat tang mengantri luar biasa jumlahnya. Inilah realita sesungguhnya.
Melihat realita sebaiknya melihat kebawah, jangan melihat ketas. Karena dengan melihat ke atas, kita bisa menjadi lupa terhadap saudara - saudara kita yang berada dibawah. Sama halnya ketika berdoa, kita pasti menundukkan kepala yang juga posisi melihat kebawah. Kita harus jauh lebih banyak melihat kebawah kita, agar tidak menjadi sombong dan lupa terhadap orang - orang kecil. Setelah melihat kebawah, sebaiknya kita juga melihat ke kiri, kanan, depan dan belakang kita yang berarti seberapa banyak orang - orang yang senasib dengan kita. Dengan demikian, kita lebih bisa bersyukur terhadap kondisi kita saat ini. Lain halnya ketika kita melihat ke atas, otomatis kita akan jauh lebih minder dan kehilangan motivasi. Semoga jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan akan selalu berkurang dan masyarakat akan sejahtera senantiasa.
0 komentar:
Posting Komentar