Tanyalah "bagaimana?" dan "kapan?"
Selama masih di dunia pasti banyak masalah. Mulai dari konteks internasional, bangsa, daerah, level organisasi, keluarga hingga individu pasti punya masalah. Dan kecenderungan kita akan senantiasa mencari - cari masalah. Misal dalam konteks organisasi, jika kita tidak senang dengan kepemimpinan seseorang, pasti kita akan berusaha menjatuhkannya dengan berbagai cara, kita akan mencari kelemahannya sebagai senjata kita. Demikian halnya dengan pmerintahan sekarang, sungguh banyak orang yang mencari kelemahan pemerintah. Anehnya hal yang dipikirkan terlebih dahulu adalah mencari masalahnya. Padahal otomatis tanpa dicaripun masalah itu sudah muncul, bisa terlihat baik secara kasat mata ataupun dengan fenomena perasaan dan sebaginya.
Saya ambil contoh kelangkaan BBM 2 minggu terakhir. Kelangkaan itu sudah merupakan masalah. Tidak sulit untuk menemukannya. Kita bisa lihat masyarakat yang kesusahan. Tetapi walau sudah kelihatan orang - orang masih mencari masalahnya. "Siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal ini sampai terjadi? Apa penyebabnya?" Ini adalah beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan orang, include pemerintah sendiri. Pertanyaan ini tentu sangat mudah dijawab. Contoh "Siapa...?", ya kalau kelangkaan BBM, pasti jawabnya Pertamina. Demikian pertanyaan lain. Tentu konteks identifikasi masalah merupakan hal penting, tetapi maksud saya adalah dalam hal ini, kecenderungan orang ingin mencari masalah hanya ingin kelihatan dia lebih hebat. Karena mereka hanya ingin meng expose kelemahan orang. Jika yang dilakukan mencari-cari masalah maka akan semakin sulit dan lama mencari solusinya
Sungguh sangat jarang orang yang bertanya :"bagaimana dan kapan?" Bagaimana mengatasi kelangkaan BBM ini? Kapan bisa selesai? Jika pertanyaan kita seperti ini, ini merupakan rangkaian mencari solusi. Dan inilah obat dari masalah tadi. Jika sudah ada penyakit dan kita mencari - cari lagi, maka yang ada penyakitnya akan kuadratik, bahkan mingkin eksponensial. Bahasa gampangnya adalah akan semakin parah. Sehingga bila ada masalah, mari cepat - cepat kita cari solusinya, cari obatnya dan buat range waktu untuk menyelesaikannya. Mari kita hilangkan kecenderungan untuk mencari masalah, tetapi biasakanlah untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada. At least dengan berdoa sudah 50% dari usaha mencari solusi tadi. Bagaimana??? Jika jawabnya :dengan berdoa kepada Tuhan. Kapan??Jawabnya: Saat ini. Solusi sudah ada bukan?Jadi otomatis masalahnya akan semakin kecil, tidak kuadratik atau eksponensial.
Saya ambil contoh kelangkaan BBM 2 minggu terakhir. Kelangkaan itu sudah merupakan masalah. Tidak sulit untuk menemukannya. Kita bisa lihat masyarakat yang kesusahan. Tetapi walau sudah kelihatan orang - orang masih mencari masalahnya. "Siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal ini sampai terjadi? Apa penyebabnya?" Ini adalah beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan orang, include pemerintah sendiri. Pertanyaan ini tentu sangat mudah dijawab. Contoh "Siapa...?", ya kalau kelangkaan BBM, pasti jawabnya Pertamina. Demikian pertanyaan lain. Tentu konteks identifikasi masalah merupakan hal penting, tetapi maksud saya adalah dalam hal ini, kecenderungan orang ingin mencari masalah hanya ingin kelihatan dia lebih hebat. Karena mereka hanya ingin meng expose kelemahan orang. Jika yang dilakukan mencari-cari masalah maka akan semakin sulit dan lama mencari solusinya
Sungguh sangat jarang orang yang bertanya :"bagaimana dan kapan?" Bagaimana mengatasi kelangkaan BBM ini? Kapan bisa selesai? Jika pertanyaan kita seperti ini, ini merupakan rangkaian mencari solusi. Dan inilah obat dari masalah tadi. Jika sudah ada penyakit dan kita mencari - cari lagi, maka yang ada penyakitnya akan kuadratik, bahkan mingkin eksponensial. Bahasa gampangnya adalah akan semakin parah. Sehingga bila ada masalah, mari cepat - cepat kita cari solusinya, cari obatnya dan buat range waktu untuk menyelesaikannya. Mari kita hilangkan kecenderungan untuk mencari masalah, tetapi biasakanlah untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada. At least dengan berdoa sudah 50% dari usaha mencari solusi tadi. Bagaimana??? Jika jawabnya :dengan berdoa kepada Tuhan. Kapan??Jawabnya: Saat ini. Solusi sudah ada bukan?Jadi otomatis masalahnya akan semakin kecil, tidak kuadratik atau eksponensial.
0 komentar:
Posting Komentar