Jobseeker!
Setelah lulus dari suatu sekolah atau perguruan tinggi, orang - orang pasti akan mencari pekerjaan. Sudah suatu tradisi, bahwa dalam mencari pekerjaan di republik ini, kita akan bersaing dengan banyak orang, bahkan dengan saudara sendiri pun bisa.
Perusahaan dan calon karyawannya bisanya melakukan berbagai macam seleksi sebelum kedua belah pihak terikat satu sama lainnya. Lulus dari suatu jurusan tertentu menjaditidak berguna, saat kita menghadapi seleksi untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Beberapa waktu lalu saya mulai tersadar, bahwa untuk mendapat pekerjaan bukan keahlian kita yang akan diuji. Jadi walau sudah capek2 belajar suatu bidang tertentu selama (+/-) 5 tahun akan menjadi sia - sia bila hendak mengikuti seleksi penerimaan di hampir semua perusahaan di Indonesia ini.
Entah mengapa, hal yang menjadi kriteria untuk di terima di perusahaan apapun adalah kemampuan kita menjawab tes psikologi, kemudian bagaimana berbahasa Inggris. Kalau demikian, buat apa sih kita belajar jurusan ekonomi, elektro, ataupun sains yang lain? Bukankah lebih baik kita belajar bagaimana menjawb soal - soal psikologi? Saya yakin kalu kita belajar psikologi, maka tes di perusahaan manpun pasti akan diterima. Kemudian, apakah gunanya nanti bahasa Inggris, ketika kita ditempatkan di pedalaman Indonesia yang konon bahasa Indonesiapun penduduknya belum bisa. Tentu ini menjadi suatu hal yang perlu dikritisi. Jika pekerjaan kita di bidang pelayanan publik, seperti komplain PLN/Telkom di pelosok sana, apakah lantas bahasa Inggrisnya dapat digunakan? Memang baik untuk bisa menguasai bahasa Inggris, namun kemudian perusahaan harus menyesuaikan dengan penempatan sang calon karyawannya tersebut.
Hal yang sebaiknya dilakukan adalah bagaimana perusahaan menguji apa yang sudah calon karyawan dalami selama ini mengikiti pendidikan formal. Dengan kata lain basicnya dulu yang dijadikan bahan seleksi. Baru kemudian berbagai macam tes psikologi, seperti bagaimana bekerja secara team dan bagaimana menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Untuk bahasa, jika memang suatu saat kita harus bisa berbahasa Inggris, maka materi bahasa ini bisa menjadi salah satu bahan seleksi, jika tidak sebaiknya materi bahasa Indonesialah yang di ujikan bagi calon karyawan tersebut. Sehingga orang tidak merasa sia - sia telah mendalami suatu bidang tertentu dan ia akan lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Perusahaan dan calon karyawannya bisanya melakukan berbagai macam seleksi sebelum kedua belah pihak terikat satu sama lainnya. Lulus dari suatu jurusan tertentu menjaditidak berguna, saat kita menghadapi seleksi untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Beberapa waktu lalu saya mulai tersadar, bahwa untuk mendapat pekerjaan bukan keahlian kita yang akan diuji. Jadi walau sudah capek2 belajar suatu bidang tertentu selama (+/-) 5 tahun akan menjadi sia - sia bila hendak mengikuti seleksi penerimaan di hampir semua perusahaan di Indonesia ini.
Entah mengapa, hal yang menjadi kriteria untuk di terima di perusahaan apapun adalah kemampuan kita menjawab tes psikologi, kemudian bagaimana berbahasa Inggris. Kalau demikian, buat apa sih kita belajar jurusan ekonomi, elektro, ataupun sains yang lain? Bukankah lebih baik kita belajar bagaimana menjawb soal - soal psikologi? Saya yakin kalu kita belajar psikologi, maka tes di perusahaan manpun pasti akan diterima. Kemudian, apakah gunanya nanti bahasa Inggris, ketika kita ditempatkan di pedalaman Indonesia yang konon bahasa Indonesiapun penduduknya belum bisa. Tentu ini menjadi suatu hal yang perlu dikritisi. Jika pekerjaan kita di bidang pelayanan publik, seperti komplain PLN/Telkom di pelosok sana, apakah lantas bahasa Inggrisnya dapat digunakan? Memang baik untuk bisa menguasai bahasa Inggris, namun kemudian perusahaan harus menyesuaikan dengan penempatan sang calon karyawannya tersebut.
Hal yang sebaiknya dilakukan adalah bagaimana perusahaan menguji apa yang sudah calon karyawan dalami selama ini mengikiti pendidikan formal. Dengan kata lain basicnya dulu yang dijadikan bahan seleksi. Baru kemudian berbagai macam tes psikologi, seperti bagaimana bekerja secara team dan bagaimana menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Untuk bahasa, jika memang suatu saat kita harus bisa berbahasa Inggris, maka materi bahasa ini bisa menjadi salah satu bahan seleksi, jika tidak sebaiknya materi bahasa Indonesialah yang di ujikan bagi calon karyawan tersebut. Sehingga orang tidak merasa sia - sia telah mendalami suatu bidang tertentu dan ia akan lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
0 komentar:
Posting Komentar