Rabu, 31 Desember 2008

Perang di saat Natal 2008

Sungguh miris, disaat perayaan hari besar umat beragama, tentara Israel dengan alasan ingin menumpas pemberontak Hamas memborbardir kawasan jalur Gaza yang menewaskan ratusan masyarakat sipil tak berdosa. Penyerangan ini bertepatan saat umat Nasrani merayakan Natal, umat Muslim sedang merayakan tahun baru Hijriah dan menjelang pergantian tahun Masehi.

Seharusnya kita mengetahui bahwa saat - saat perayaan hari besar agama, nuansa sukacita dan kedamaian pastilah menjadi pesan utama bagi jemaat - jemaatnya. Namun, ketika melihat pemberitaan di media Indonesia, lagi - lagi saya melihat interpretasi sebahagian orang Indonesia yang menganggap bahwa penyerangan tentara Israel terhadap Palestina merupakan konflik agama.

Padahal dengan alasan diatas tadi, sudah sangat jelas bahwa semua agama, terutama pada masa perayaan hari besarnya pasti mengedepankan dan menyerukan kedamaian. Tidak salah memang sebagian orang berunjuk rasa untuk mendesak tentara Israel menghentikan serangannya terhadap Palestina, namun kita juga harus paham bahwa konflik mereka bukan konflik agama, tetapi murni perebutan teritorial dan geografis antara dua negara tersebut.

Saya senang bahwa di moment natal sekarang ini nuansa pluralisme sangat kental terasa di mana - mana, terutama di kota Bandung. Kami dari Kaum muda lintas agama bersama - sama merayakan hari besar keagamaan dimula dari Hari Raya Haji, Natal hingga tahun baru tanpa ada rasa canggung satu dengan yang lainnya. Sahabat - sahabat dan teman - teman saya sepergerakan juga memahami bahwa gejolak internasional tersebut jangan sampai merusak rasa pluralisme yang ada di Indonesia, karena konflik mereka tidak ada sangkut pautnya dengan konflik agama. Sekali lagi murni karena teritorial dan geografis. Salah satu buktinya adalah bahwa di moment Natal pun tentara Israel tetap melakukan tindakan biadabnya. Jika mereka penganut Nasrani yang baik tidak mungkin di momen Natal yang menyerukan kedamaian, mereka melakukan perang, seperti yang dilakukan tentara Israel sekarang ini.

Pemahaman pluralisme akan terus dilaksanakan sehingga, perbedaan kita tersebut bisa menjadi kekuatan kita untuk membeangun bangsa ini. Dan setiap orang hendaknya jangan salah lagi dalam menginterpretasikan konflik Israel-Palestina tersebut sebagai konflik agama, namun murni karena perebutan geografis dan teritorial. Saya sendiri sangat mengutuk serangan Israel tersebut yang banyak menimbulkan korban tak berdosa. Semoga kedamaian bisa segera terwujud di jalur Gaza.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP