Rabu, 17 Desember 2008

Menasehati sebaiknya dengan motivasi

Psikologi tiap orang sangat berbeda. Namun bila ditelaah lagi, kita bisa melihat trend dari psikologi tersebut, misal dari kelompok yang homogen, seperti dari satu suku, satu organisasi, satu jurusan dan sebagianya.

Misal saya ambil contoh dari satu organisasi tertentu. Kita bisa lihat "persamaan" psikologi dari anggota - anggotanya. Konon hal yang paling mempengaruhi psikologi seseorang itu adalah lingkungan tempat dia berada. Disini juga terdapat kesempatan untuk mengembangkan karakter seseorang.

Dalam suatu organisasi wajar bila kita sudah menjadi senior/pasca struktur (pengurus), untuk memberikan semacam pengalaman kita kepada "junior" kita. Kita pasti tidak ingin masalah yang dulu pernah kita alami, kembali dialami oleh pengurus sekarang. Namun dalam memberi nasehat terhadap seseorang itu merupakan hal yang sulit. Apalagi bila yang dinasehati relatif seumuran dari pada yang menasehati. Pasti hal ini tidak gampang. Selalu ada anggapan subjektifitas kita terhadap orang yang dinasehati tadi.

Lain halnya bila yang memberi nasehat adalah orang yang "jauh" lebih tua, pasti yang dinasehati akan nurut2 saja. Padahal nasehatnya belum tentu benar dan gap waktu pengalaman mereka sudah sangat jauh dan tidak bisa disamakan dengan masalah yang sama pada masa dulu dengan masalah pada masa sekarang. Ini yang menyebabkan selalu ada ketimpangan, dan potensi untuk salah jadi lebih besar. Berbeda halnya bila yang memberi nasehat itu bedanya hanya 1 sampai 2 periode di pengurus. Masih ada nyambung dengan masalahnya dan potensi untuk perbaikan akan lebih baik. Mungkin dalam konteks menasehati antara anak dan orang tua hal ini tidak berlaku.

Setelah saya anlisis, ternyata untuk mentransformasi pengalaman itu lebih baik dengan memotivasi daripada menasehati. Dua kata ini memang hampir tidak ada bedanya. Namun bisa dibedakan bila kita masukkan faktor usia tadi. Sehingga, tidak salah ada orang yang jauh lebih muda memotivasi orang yang lebih tua. Dan satu hal yang harus diketahui adalah, melihat kesalahan orang itu jauh lebih mudah ketika kita diluar struktur/system daripada melihat kesalahan kita ketika sedang dalam system.


0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP