Selasa, 02 Desember 2008

Okultisme vs Teknologi Informasi

Hampir setiap menonton televisi pasti kita akan menemukan iklan2 okultisme seperti ramalan-ramalan, primbon dan hal - hal lainnya yang sebenarnya sangat tidak patut untuk diikuti. Ntah mengapa iklan ini justru bisa muncul sangat intens dan hampir di setiap jam. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih sangat percaya akan hal - hal yang gaib dan tidak bisa diterima oleh akan sehat manusia.
Beberapa tahun lalu, ketika berbagai bencana banyak terjadi seperti gempa, longsor dll, ada salah seorang paranormal yang mengaku bisa memprediksi bencana yang akan terjadi tersebut. Dan setelah ditelusuri ternyata paranormal ini rajin membaca artikel - artikel tentang gempa bumi. Orang yang paling bodoh juga mengetahui, jika terjadi gempa besar di salah satu pusat subduksi ataupun sesar, maka hal ini akan menyebabkan lokasi lain sepanjang jalur subduksi tersebut juga akan mengalami gangguan keseimbangan. Sehingga, karena sifat elastisitasnya, maka lempeng - lempeng tersebut akan selalu menuju keseimbangan. Jadi wajar bila suatu gempa bumi dengan magnitudo besar terjadi, maka sudah pasti juga akan terjadi gempa lain di waktu berikutnya. Nah cerdiknya siparanormal ini adalah dia memanfaatkan informasi ilmiah ini. Dan seolah - olah menerawang akan terjadi lagi gempa dan masyarakat melihat prediksinya seolah - olah benar. Padahal sama sekali tidak benar. Sampai saat ini para pakar sekalipun belum bisa memprediksi gempa bumi hingga ukuran waktu terkecil, serta pusat gempa yang akan terjadi, karena biasanya fokus gempa tersebut berada pada puluhan km di bawah permukaan. Jadi masih sedikit sulit untuk memprediksi secara akurat.
Di Indonesia ternyata hal - hal mistis ini masih sangat dipercayai oleh masyarakat. Padahal, dalam hal ini masyarakat benar - benar dibodohi oleh ramalan - ramalan tersebut. Mungkin pihak media massa (terlepas dari kepentingan komersial) juga harus mulai mempertimbangkan penayangan iklan - iklan yang berbau okultisme ini, karena benar - benar merusak cara berpikir masyarakat. Orang - orang jadi percaya akan hal - hal yang ada diluar logikanya. Karena mana ada orang akan sukses jika mengandalkan paranormal, jika ingin sukses kuncinya adalah berusaha dan berdoa kepada Tuhan.
Seharusnya masyarakat lebih tertarik untuk belajar kepada Teknologi Informasi, seperti alat komunikasi sekarang ini. TI disini telah disalahgunakan untuk hal - hal yang tidak baik. Dan anehnya di Indonesia recognation untuk paranormal jauh lebih besar daripada penghargaan kepada para ilmuwan/akademisi yang sudah susah payah menemukan teknologi - teknologi seperti sekarang ini.
Untuk itu, peran pemuka agama sangat diperlukan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak mengikuti sms - sms ramalan yang semakin hari semakin banyak jumlahnya. Bila perlu keluarkan fatwa MUI yang konon sangat powerful dan masih didengarkan oleh masyarakat Indonesia. Saya sangat surprise dengan pemuka - pemuka agama di Jawa Timur yang mengharamkan golput pada pemilu nanti. Artinya jika proses penyadaran biasa masyarakat masih banyak yang golput, maka perlu sedikit "pemaksaan" agar proses demokrasi semakin banyak. Demikian juga dengan okultisme, agar MUI "mengharamkan"nya. Untuk membangun karakter masyarakat yang lebih baik.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP